Chapter 32

528 53 0
                                    

Vannia

"vinno? Kamu kenapa? Kok gak jawab? Ada hal yang mau kamu ceritain ke aku?"

         Kalimat pertanyaan yang terlontar dari mulut gue dengan penuh kesungguhan, akibat dari reaksi yang vinno tunjjukkan ke gue malam ini. Namun lelaki tampan yang gue sayangi ini tidak kunjung menjawab pertanyaan itu dan alih alih menatap gue dalam, lalu menautkan tangan kami dan menarik gue untuk duduk disofa panjang.
gue yang masih terheran-heran dengan sikapnya hanya terdiam ketika pria berbadan tinggi ini merebahkan kepalanya dengan pelan ke pangkuan dan mengahadapkan kepala nya kearah perut gue dan menenggelamkan wajah nya disana sambil memeluk pinggang gue erat.

Melihat aksi vinno yang terkesan ingin bermanja-manja persis seperti kyra ketika mood nya buruk, ditambah lagi gurat-gutat lelah yang terlihat diwajahnya, membuat hati ini kembali menghangat, ada rasa kasihan melihat vinno seperti ini dan rasa bersalah pada diri sendiri karena terlalu curiga hari ini kepadanya. Tangan gue terulur meraih rambut hitam lebatnya dan mengelus nya pelan penuh perasaan.

"sayang"

ucap gue sambil mengelus rambut vinno

"hmmmm"

vinno hanya menjawab dengan gumaman tanpa ada niat untuk mengangkat kepalanya melihat kearah gue, dan masih betah dengan posisi yang sama.

"ini kenapa? Kamu capek banget ya? sampe kamu begini gak biasanya"

masih tidak ada jawaban dari vinno sampai akhirnya tubuh nya bergerak terlentang dan mengadahkan kepalanya mengahadap gue dan meraih satu tangan gue yang sedari tadi megusap kepalanya.

"memangnya kenapa, kalau aku mau ikutan manja-manjaan sama kamu, memangnya kyra doang yang boleh, aku juga mau dong."

Balas vinno sambil mengerucutkan bibirnya, ya tuhan... kadang gue suka lupa vinno ini umurnya berapa, karena terkadang sifatnya bisa menyaingi  kyra. Yang begini begini nih yang buat gue suka gemas sendiri.

"engga gitu ayah......"

ucap gue sambil menjawir hidung mancungnya dan menarik pipinya pelan.

"aissshhh... sakit bun..."

balasnya sambil mengecup tangan gue yang masih setia di genggaman nya.

"terus kenapa? Klw kamu engga mau cerita juga gak masalah sih"

"sayang....
Aku minta Maaf ya, kemarin aku gak jadi kerumah kamu dan jemput kyra, akhir akhir ini ada teman yang harus aku tolong, dya sakit dan engga punya satu pun keluarga disini hanya aku yang ada untuk bantu dya"

"ya ampunn vin... teman kamu sakit? Sakit apa?"

balas gue tak kalah heboh nya setelah penuturan panjang darinya hal yang baru gue ketahui yang menjadi penyebab kata sibuk untuk vinno akhir akhir ini.

"iya dya sakit anemia, dan kemarin di rawat di rumah sakit, jadi aku ikut temenin dya disana, maafin aku ya... baru kasih tau sekarang seharusnya dari kemarin aku kasih tau kamu, gak seharusnya aku buat kamu cemas begini."

Ucap vinno dengan tatapan mata sendu dan kembali membawa tangan gue untuk dya usap dengan pelen di pipinya sambil sesekali mengecupnya.

"vin... aku gak masalah kok kalau kamu bantuin orang lain, yang penting itu kamu masih cerita sama aku kalau ada masalah.
Gampang kok untuk buat aku bisa mengerti, meskipun belum tentu aku bisa ikut bantu se engga nya aku bisa jadi tempat untuk kamu cerita."

"iya sayang... kali ini aku yang salah, sekali lagi maafin aku ya, aku gak pernah berhenti bersyukur karena ada kamu dihidup aku"

ucap vinno dengan tulus dan kembali memeluk pinggang gue dengan erat. Ada perasaan tenang di dada ini ketika segala pertanyaan dan asumsi asumsi negative yang bergentayangan di kepala ini terjawab dengan semua cerita vinno malam ini. Sepertinya gue harus membuang jauh jauh segala prasangka buruk itu.

Untuk kamu Vannia & VinnoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang