Alvinno
Perasaan sedih tak henti bergelayut di hati gue kali ini. vannia perempuan yang senyum nya begitu hangat dan cantik melebihi bunga-buga cantik yang disukainya sedang terbaring dengan kepala yang di perban, luka-luka kecil di tangan serta lebam di kedua kakinya yang membiru sangat kontras dengan kulit putihnya, tidak ketinggalan infus yang tertancap ditangan nya dan terdapat bercak darah karena terlalu banyak bergerak saat kami berpelukan tadi.Ya berpelukan, gerak refleks yang tidak bisa lagi gue bendung katika melihat nya terduduk di ranjang ruang UGD sendirian setelah ber puluh-puluh menit gue Menahan rasa takut dan sakit di dada ketika seperti orang gila mencarinya kemana-mana. Ada Satu hal yang sudah gue pastikan sedari gue mencari dan menemukannya serta memeluknya erat, mendengar tarikan nafas di sela tangisnya, bahwa dya begitu berarti di hidup dan hati ini karena gue mencintainya.
Gue sudah bertekat untuk mematenkan posisinya di hati gue tanpa ada bayang-bayang massa lalu yang selalu gue khawatirkan. Karena vannia dya perempuan yang mampu memacu detak jantung ini begitu cepat karena bahagia dan membuatnya serarasa ingin berhenti berdetak ketika gue takut kehilangannya. Tak ada lagi keraguan, semuanya sudah jelas bahwa dya yang selama ini gue mau ada di hidup ini.
Gue terduduk di samping ranjangnya sambil mengusap pelan kepalanya yang tertutup perban ketika dya merasa nyeri. Wajah cantik yang saat ini sedang tertidur dengan polosnya persis seperti kyra dengan wajah polosnya saat tertidur. Sesekali gue memerhatikan infus yang terpasang dan menggenggam tangannya lembut dan membawanya menempel ke pipi. Ada perasaan hangat disana yang menjalar ke dada dan gue menyukai perasaan ini. Demi apa pun gue tidak akan membiarkan hal seperti ini terjadi lagi.
Setelah semua urusan perkara tabrakan mobil dan rumah sakit selesai gue membawa vannia untuk pulang kerumahnya serta memberi kabar kepada mama vannia dan mama gue dirumah yang sudah pasti akan menyusul kami. saat sampai didepan rumah dengan sigap gue keluar dari mobil dan membuka pintu vannia, gue sedikit membungkuk untuh meraih tangan nya dan mengalungkan nya di leher serta tangan gue yang mengangkat tubuh nya perlahan. yap gue menggendongnya dengan hati-hati, tanpa ada sedikit pun perlawanan disana, keadaannya yang masih lemas dan tubuhnya yang sakit semua membuatnya tak bertenaga. Ketika di depan pintu rumahnya tampak wanita paruh baya yang memiliki wajah cantik mirip dengan vannia meskipun sudah menua, tenyata kecantikan vannia menurun dari ibunya.
" vannia...? Sayang? Kamu gak apa apa nak?"
Raut wajah keibuan yang penuh kekahawatiran yang kini menghiasi wajah cantik tante ayu melihat keadaan anak gadisnya.
"ma... kita masuk dulu yah, nanti vannia cerita"
balas vannia dengan nada suara lemah tapi tetap berusaha untuk menenangkan mamanya.
" ah iya iya masuk.. masuk.. nak vinno ayo silahkan masuk"
Dengan langkah lebar gue masuk kerumah vannia dan menuju ke kamarnya dilantai dua agar dya beristirahat disana dan meletakkan tubuhnya dengan hati hati diranjang serta tante ayu yang ikut serta.
" sayang..."
" ma..? jangan nangis gitu dong..
vannia ga apa apa kok Cuma luka dikit aja"" hus.. kamu itu memang anak bandel, gimana mungkin mama ga sedih liat anak perempuan mama satu satunya dalam keadaan begini. Bahkan mama ngeri sendiri lihat mobil kamu yang udah hancur begitu. Kamu masih ngomong luka dikit vannia?"
" hehehehe... iya deh iya..
maaf ya ma aku buat mama sedih kali ini, lain kali aku lebih hati-hati lagi, tapi aku selalu percaya doa mama selalu ada buat lindungin aku dan mujarap, mama lihat deh gak ada luka serius. Dirawat mama seminggu juga sembuh"
KAMU SEDANG MEMBACA
Untuk kamu Vannia & Vinno
General Fiction"Vannia adyasta" wanita berusia 23 tahun yang bergelut dengan dunia mengajar, murid dan segala tingkah anak anak yang ajaib baginya namun bagaimana jika dya harus menjadi guru khusus untuk princes ayah alvinno? Dan menjadi penyembuh dalam hidup sang...