Chapter 38

935 68 4
                                    


Alvinno

1 jam lalu bandara soekarno hatta

"hallo tama.. kali ini lo harus bantuin gue, ke bandara sekarang dan gantiin gue urus semua pertemuan di paris"

      Dengan langkah pasti gue melangkah, tanpa keraguan dan menyesali keputusan teramat bodoh yang telah gue buat, namun baru berapa saat tampak diandra yang telah selesai dengan urusan toilet nya dan menghadang gue dengan tatapan panik dan penuh Tanya.

"vinno? Kamu mau kemana?
Jangan aneh-aneh vin kita sebentar lagi mw berangkat"

Tampak gurat cemas dan amarah yang mulai naik kepermukaan setelah dya memindai semua reaksi yang akan gue lakukan. Satu kali helaan nafas yang gue ambil dalam mencoba untuk menjelaskan segala nya kepada wanita ini, persetan dengan segala keraguan dan sisi egois yang sangat gue agung-agungkan beberapa minggu ini, mencoba meraih kembali massa lalu yang memang seharus nya gue tinggalkan. Karena sekarang gue hanya ingin kembali ke rumah gue. rumah yang di isi dengan orang-orang yang menjadi alasan bahagia gue yang sesungguh nya.

" diandra maaf kan saya, tapi bukan kamu orang nya. Dan saya tidak bisa ikut kamu ke paris sekarang dan selamanya."

" tapi vin kamu udah janji dan kasih aku kesempatan"

"diandra dengar kan saya, saya tau jauh di dalam diri kamu, kamu adalah wanita yang baik, dan kamu akan mendapat lelaki yang memang tepat untuk kamu, dan itu bukan saya, karena memang segala hal yang terjadi antara kita harus nya berakhir 2 tahun yang lalu. Maaf kan saya"

Gue mencoba untuk membuat wanita ini mengerti meski air mata sudah mulai berlinang di pipi halusnya dan mulai terdengar isakan tangis.

" kenapa vin? kamu bisa kasih kita kesempatan dan aku yakin kamu masih cinta aku vin"

" tidak diandra, saya ingin pulang, pulang ke rumah yang selama ini selalu menunggu saya dan menerima saya apapun keadaan nya, sampai akhirnya saya tahu bahwa mereka adalah bahagia yang saya mau, kyra, mama dan seseorang saya cintai vannia."

Gue memegang bahu diandra dengan erat, dan menghapus air mata dari pipi nya, meskipun gue terlihat seperti lelaki berengsek sekarang ditambah dengan tatapan heran orang-orang yang berada disekitar kami, serta tangisan diandra dengan gue tersangka utama  nya. namun hati ini tidak goyah, keputusan gue sudah bulat, bahwa gue harus segera pergi dari sini.

"diandra sekali lagi sorry, dan saya harap kamu mengerti"

Dengan langkah lebar dan secepat mungkin sambil sesekali melirik arloji di tangan, gue bergegas meninggalkan bandara dan mengendarai mobil yang gue gunakan kebandara bersama diandra tadi dan untung nya belum di ambil oleh staf hotel yang akan mengambil nya.

Secepat kilat gue mengemudi membelah kemacetan dan berpacu dengan waktu. demi apapun gue hanya ingin secepatnya sampai di sekolah kyra memeluk princes kesayangan gue dengan erat dan meminta maaf sebanyak banyak nya padanya,  karena telah menjadi yang ayah buruk, dan tentu nya untuk satu satu nya wanita yang sudah gue sakiti hatinya, wanita yang selalu ada di sisi gue dalam keadaan apapun, vannia wanita yang gue cintai.

Di sepanjang jalan gue berdoa kepada tuhan agar kali ini dya tetap baik hati dan tidak murka ke gue atas segala kebodohan yang gue lakukan, dan apapun hasil nya nanti gue akan terima termasuk menerima reaksi penolakan dari vannia. Jika ada balasan yang harus gue tebus dari semua hebodohan ini maka gue akan terima.

Hampir satu jam gue sampai di depan gerbang sekolah yang tertutup sebagian, dan bergegas keluar dari mobil masuk kedalam perkarangan sekolah, tampak beberapa orang tua yang sedang menunggu anak nya keluar dari kelas karena memang sperti nya jam sekolah akan berakhir dan murid-murid akan pulang. namun dari sekian banyak ibu-ibu yang saling berkumpul dan bercengkrama gue berhasil menemukan wanita itu. Wanita yang gue cintai  vannia.

Untuk kamu Vannia & VinnoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang