Vannia
Sepulang dari Bali, moment moment yang biasanya hanya dapat gue impikan dan berharap one day akan terjadi di hidup gue, perlahan mulai tewujud. Sesuai janji vinno ketika di Bali hari terakhir kami melihat sunset bersama-sama."sayang, setelah pulang dari sini, aku kerumah kamu ya. aku mau minta kamu secara resmi sama orang tua kamu, untuk jadi istri aku."
Saat itu gue hanya mengangguk sambil menahan rasa haru yang bergelayut di hati, ternyata begini rasanya, dicintai oleh seseorang sepenuh hati, dan di ajak untuk memulai perjalanan hidup bersama.
Sampai akhirnya vinno menempati janjinya.
ia datang kerumah bak kesatria tampan dengan gagah berani, tidak ketinggalan stelan jas simple, dan rambut yang ditata rapih, plus wajah yang dipaksa untuk serileks mungkin dan jangan lupakan senyum manis yang menampilkan lesung pipi sebagai pelengkap, dan tak ketinggalan support systemnya, sang mama yang setia berada di sisinya.Hari ini vinno akan berhadapan dengan papa, mama dan bang varo. abang gue satu-satunya yang super protective menjaga dan menyayangi gue sedari kami kecil, meskipun terkadang selalu membuat gue kesal dengan tingkah jail nya pada adik perempuan nya ini, meskipun sekarang dya sudah memiliki istri, kak dian dan dikaruniai dua orang anak laki-laki, yaitu kevin dan danis, yang memiliki wajah tampan seperti bang varo, namun mewarisi sifat jahil sang ayah, yang selalu membuat gue gemas sendiri.
Se ngeselin apapun bang varo tetaplah abang kesayangan gue. kalian bayangin aja gimana kagetnya dya mendengar ada laki-laki yang melamar adik perempuannya ini. Tidak pakai di suruh bang varo langsung melesat dari rumahnya yang di bogor hanya untuk mengintrogasi gue.Vinno duduk berhadapan dengan papa dan bang varo, setelah sang mama tante asih, malah ngacir duduk berdampingan dengan mama gue. gue hanya mengintip dari lantai dua, menunggu di panggil sama papa, engga ngerti gue biar apa, padahal sudah jelas gue sudah menerima lamaran vinno di bali, kalau kata bang varo sih,
si vinno - vinno kamu itu mw dikulitin sama papa.
Nah loh kan, jadi gue yang panik.Dengan pembawaan yang tenang, vinno menyampaikan maksud kedatangannya hari ini. dengan tutur kata yang santun, nada suara tegas dan gesture tubuh yang meyakinkan. Setelah semua maksud dan tujuan nya diutarakan, papa yang memang dasarnya mukanya galak, padahal memiliki hati lembut mampu membuat suasana sedikit tegang. Sampai akhirnya satu pertanyaan pamungkas keluar dari bibirnya.
"kenapa nak vinno memilih vannia?"
Mendengar kata yang keluar dari papa, vinno terdiam sejenak. gue yang mengintip dari atas mulai ketar ketir. ya tuhan papa jangan galak-galak sama calon suami aku.... kasian papa...
namun vinno tetap bersikap tenang, matanya melalang jauh sambil menyunggingkan senyum, dan kemudian menatap lurus ke mata papa dan berkata.
"karena dia vannia om, salah satu bahagianya saya. Kalau ditanya soal vannia cantik, pintar, dan baik hati tentu itu semua milik vannia.
tapi bukan hanya itu yang membuat saya memilih vannia. Vannia memiliki bagian dari dirinya, yang mampu membuka hati dan mata saya, bahkan mewujudkan hal hal yang bahkan mustahil bagi diri saya, hanya cukup dengan menjadi dirinya sendiri. Saya bukan laki-laki yang sempurna om, banyak hal di diri saya, yang mungkin suatu saat tidak sesuai dengan ekspetasi, namun demi vannia saya akan berusaha memberikan yang terbaik"Satu kalimat panjang penuh ketulusan yang terucap darinya yang diakhiri dengan senyum tulus, sambil melihat sekilas ke lantai dua, dan mengangguk kan kepala ke arah gue.
gue kaget karena vinno tau sedari tadi gue mengintip dilantai dua. Namun diakhiri dengan Balasan senyum lebar."nak vinno, jangan merasa tertekan ya, saya hanya memastikan anak saya akan bersama seseorang yang dapat menuntunnya kelak di dunia maupun akhirat. ketika hal tersebut bukan lagi tanggung jawab saya. Sedari awal pun, saya sudah menyutujui kalian, ketika vannia bercerita pada saya tentang kamu, karena bagi saya hal yang membuat putri kami bahagia maka saya akan turut bahagia. Setelah penjelasan kamu tadi, saya semakin percaya, tidak salah kalau vannia segitu bahagianya memilih kamu, sampai sampai dya rela ngintip-ngintip meskipun saya suruh tunggu dikamar."
KAMU SEDANG MEMBACA
Untuk kamu Vannia & Vinno
General Fiction"Vannia adyasta" wanita berusia 23 tahun yang bergelut dengan dunia mengajar, murid dan segala tingkah anak anak yang ajaib baginya namun bagaimana jika dya harus menjadi guru khusus untuk princes ayah alvinno? Dan menjadi penyembuh dalam hidup sang...