Vannia
" hai vin... aku rasa banyak hal yang harus kita bicarakan bukan?"
Disinilah kami, ditaman penuh kenangan antara gue dan vinno yang berbagi kisah mengenai arti bahagia untuk diri kami masing-masing. Gue sengaja mengajak vinno untuk berbicara keluar dari rumah, karena gue yang merasa tidak enak dengan kyra dan tante asih, karena sudah jelas pembicaraan kami kali ini akan berlangsung alot dan menguras emosi, dan kami membuntuhkan wilayah yang netral untuk memulai segala cerita ini.
Atmosfir canggung masih sangat terasa diantara kami, bak dua orang yang tidak saling mengenal di paksa untuk saling mengobrol dan bersikap biasa saja.Banyak pertanyaan di kepala gue yang berpendar untuk ditanyakan kepada vinno. kenapa? Kenapa dya menutupi cerita masa lalunya dari gue yang berstatus calon istrinya? Kenapa dya berbohong kepada gue mengenai kehadiran diandra yang meminta kembali kepadanya? Dan yang terkahir apakah saat ini hanya gue satu satu nya wanita yang dia cintai? Segala pertanyaan ini menyeruak ingin gue tanyakan dengan menggebu-gebu, namun segala nya malah menguap menghilang ke udara, dengan gue dan vinno yang masih saling berdiam seribu bahasa.
"vannia.... Maaf.. sebelum pembahasan ini lebih lanjut aku minta maaf, mungkin kata maaf aku ini tidak ada apa apanya dengan semua rasa bersalah aku ke kamu, tapi vannia aku benar-benar minta maaf"
Here we go, mari kita mulai semua ini dengan vinno yang membuka percakapan sambil menghadap kearah gue dan kata maaf yang terdengar amat tulus yang di ucapkannya.
"kenapa? Kenapa kamu gak pernah cerita apa apa sama aku vin? Apa sebegitu tidak pentingnya perasaan aku untuk kamu? Padahal sudah jelas kita akan menikah dan kamu masih simpan semuanya sendiri."
Balas gue dengan nada gemetar yang gue paksakan, klw kalian Tanya sudah jelas gue ingin menangis sejadi jadinya namun dengan sekuat tenaga gue tahan
" bukan vannia.. aku gak bermaksud seperti itu, namun aku rasa memang belum saat nya saja untuk aku cerita ke kamu, karena semua yang terjadi juga bukan hal yang mudah untuk aku"
"ya... kenapa segala hal nya harus kamu fikirkan menurut kamu vino?
Kamu gak mikir gimana perasaan aku saat ini? Bahkan bukan dari kamu, tapi dari perempuan itu, yang dengan bangga nya menceritakan semua kisah manis kalian, bahkan sampai dya kembali pun kamu tetap gak cerita dan memilih untuk berbohong ke aku.""vannia aku-"
"padahal kalau kamu mau sedikit aja vinno mau cerita ke aku, dan kasih tau aku kalau teman yang kamu tolong itu diandra mungkin aku gak se sakit ini"
Air mata yang sudah tertahan di pelupuk mata gue mulai mengalir dengan sendirinya, sudah gue katakan pembicaraan ini tidak akan berlangsung dengan mudah.
" bukan nya aku gak mau cerita ke kamu vannia, karena memang diandra adalah cerita yang harus aku buang jauh dan lupakan. aku takut kamu salah paham, yang membuat aku diam diam bertemu dan membantunya saat itu"
" kamu tau vin, ini hal yang paling aku takutkan dan mati matian aku elakkan dan dengan mudah nya berfikir kalau semuanya akan baik-baik saja, tapi kenyataan nya adalah sebalik nya"
Terdengar helaan nafas berat dari vinno, gue sadar ini hal yang sulit untuk kami berdua
" lalu? Bagaimana dengan sekarang? Aku tahu kamu pasti sangat berharap dya kembali, setelah segala harapan kamu menjadi kenyataan, apakah masih ada aku di hati kamu alvinno?"
Persetan dengan segala fakta masa lalu antara vinno dengan diandra, gue hanya butuh vinno untuk jawab pertanyaan gue yang satu ini, karena sperti yang gue bilang dari awal, gue ingin akhir yang bahagia untuk kami berdua, dan semenjak seminggu yang lalu gue juga sudah menyiapkan hati untuk jawaban vinno, apakah dya masih ingin bertahan dengan hubungan ini? Dan mencintai gue? atau dya akan kembali kepada diandra.
KAMU SEDANG MEMBACA
Untuk kamu Vannia & Vinno
Ficción General"Vannia adyasta" wanita berusia 23 tahun yang bergelut dengan dunia mengajar, murid dan segala tingkah anak anak yang ajaib baginya namun bagaimana jika dya harus menjadi guru khusus untuk princes ayah alvinno? Dan menjadi penyembuh dalam hidup sang...