34 // SAKIT

8.3K 543 10
                                    

Happy new year guys!!🌃🎉 Gak kerasa udah ganti tahun aja. Semoga ditahun ini banyak dikasih kebahagiaan buat kita semua.

Jangan lupa bantu vote dan komen, kalau suka tambahkan ke perpustakaan kalian okey😉.

Happy reading ❤️

🍓🍓🍓

Sudah lebih dari dua jam Naya belum juga sadar. Dokter sekolah menyarankan untuk melarikan Naya kerumah sakit dan 2K dan Nara menyetujuinya. Jujur perkataan Riska terus terngiang dikepala Nara, ia tak mau Naya meninggalkannya sendiri. Sudah satu jam mereka menunggu dokter memeriksa keadaan Naya. Suara pintu mengalihkan perhatian mereka.

"Gimana keadaan Naya Dok?" Dokter Raka tersenyum paksa, berat sebenarnya untuk tidak mengatakan apa yang dialami Naya didalam.

"Ya, Naya tidak apa-apa dia hanya kelelahan dan banyak pikiran saja. Kalau begitu saya pamit. Kalau mau menjenguk Naya sebaiknya nanti kalau sudah dipindahkan diruang rawat inap."

"Ruang VVIP Dok."

"Tentu. Saya permisi." Dokter Raka atau Om Nara memberi kode lewat mata untuk Nara. Nara yang paham mengangguk samar.

Kevin dan Kenan menghela nafas lega, setidaknya Naya baik-baik saja pikir mereka.

"Gua ketoilet benar ya." Tanpa menunggu jawaban Nara berlalu begitu saja. Nara masuk kedalam ruangan Om-nya.

"Kondisi Naya sungguh sangat memburuk Nara, dia butuh transplasi tulang sumsum belakang, tetapi Naya sendiri tidak mau melakukan operasi itu. Kau harus membujuknya lebih keras Nara. Sekarang Leukimia Naya sudah distadium tiga. Kamu Om beri waktu kurang lebih dua bulan untuk membujuk Naya. Kalau Naya tetap tidak mau, Om bingung harus melakukan apa Nara." Nara menelungkupkan kepalanya dimeja Raka. Dokter Raka mendengar isak tangis Nara.

"Akhir-akhir ini sepertinya Naya sedang banyak fikiran yang menganggu kesehatannya. Sebaiknya kamu selalu menemani dan menyemangatinya untuk sembuh Nara, hanya kamu yang tau diantara semua keluarga dan sahabatnya."

Nara mengangkat kepalanya dan menghapus sisa-sisa air mata. "Ya, Nara akan berusaha sebisa mungkin untuk kesembuhan Naya. Sekarang Naya dirawat diruang apa Om?"

"Naya berada diruang Mawar nomor 01." Setelah pamit Nara berjalan dengan pandangan kosong, ternyata benar apa yang diucapkan Riska tentang Naya. 'Tuhan sembuhkan saudaraku.'

Memasuki ruang rawat Naya, Nara melihat Kevin disis kanan brankar dan Kenan disisi Kiri brankar Naya. Nara juga merasakan perih saat melihat kondisi Naya yang harus dipakaikan alat bantu pernafasan. Diam-diam Nara meneteskan air matanya, jika disuruh memilih dirinya atau Naya yang berada disana, Nara memilih tidak ada karena ia ingin bahagia bersama Naya terus. Hanya Naya yang selalu mengerti kondisi hati, pikirannya. Hanya Naya yang selalu ada disampingnya disaat dia susah dan senang, hanya Naya yang setia menemani hari-harinya disaat kedua orang tuanya gila kerja.

Nara terkejut saat ada yang memegang bahunya, Kenan ada dihadapannya. "Lo mau makan Ra? Gua beliin, dari tadi lo belum makan."

Nara melirik Naya sebentar. "Gua ikut aja." Nara dan Kenan beranjak menuju kantin. Tinggal lah Kevin yang masih setia menggengam tangan kanan Naya sesekali mencium nya.

"Bangun sayang, Please wake up." Sejujurnya Kevin sedang berpikir, apa hanya karena kelelahan harus memakai alat bantu pernafasan untuk membantu Naya bernafas? Apa Naya sakit parah? Kevin menggeleng untuk menghilangkan fikiran nya itu. Karena mengantuk Kevin tidur dengan posisi duduk dengan tangan yang masih menggengam tangan Naya.

𝑭𝒂𝒌𝒆 𝑵𝒆𝒓𝒅 𝑪𝒐𝒍𝒅 𝑮𝒊𝒓𝒍 [𝐒 𝐄 𝐋 𝐄 𝐒 𝐀 𝐈]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang