30 // SANG PENYABUT NYAWA

7.9K 514 19
                                    

Happy reading ❤️

Jangan lupa Vote sebelum baca😚

🍓🍓🍓

Dengan pakaian serba hitam dan topeng yang menghiasi wajah Naya dan Kevin, mereka siap menjalankan misi. Dengan bantuan Naya, Kevin yakin misinya akan berjalan mulus. Dengan kecepatan diatas Rata-rata Kevin dan Naya menuju target selanjutnya. Mobil Kevin berhenti didepan bangunan kusam, banyak semak belukar dan lumut yang menempel didinding. Dengan kode anggukan Kevin dan Naya berjalan beriringan masuk kedalam bangunan yang mereka perkirakan sebuah gudang tua.

"Banyak penjaga dibalik pintu, bersiap" Ucap Naya menatap nyalang bangunan didepannya. Kevin dan yang lain bersiap dengan posisi masing-masing. "Masuk"

BRAK

Sekali tentangan pintu yang menghalangi Naya dan yang lain ambruk. Para penjaga yang tidak siap mendapat serangan mendadak akhirnya banyak yang tumbang. Naya dan Kevin tanpa membantu langsung mencari seseorang yang membuat kerusuhan. "Pintu didepanmu" Kevin langsung menendang pintu didepannya sesuai intruksi Naya.

Seorang pria sedang bersantai dengan merokok itu terlonjak kaget mendapati dua orang yang tidak ia kenal masuk keruangannya. "SIAPA KALIAN?"

Senyum devil menghiasi wajah cantik Naya dan wajah tampan Kevin. "Yakin tidak mengenal kami?" dengan suara rendah Kevin menghampiri pria itu.

BRAK

Pria itu kembali terkejut dengan gebrakan Kevin. "APA DENGAN MEMBUNUHMU KAU BARU TAU SIAPA KAMI!!" Dengan suara lantang Kevin terteriak didepan wajah pria yang sudah bergetar ketakutan. Kevin mencekram dagu pria itu.

"Apa dengan membunuh seluruh keluargamu mambuat anda senang? Membuat anda merasa hebat?" suara rendah milik Naya menggema ditelinga pria itu.

"Apa maksudmu memperkosa, membunuh dan mencuri banyak orang yang tidak bersalah? Apa itu dapat membuatmu senang TUAN JAKSON? APA ITU MEMBUATMU PUAS!!!!" Naya geram dengan pria yang bernama Jakson itu.

"YA AKU PUAS HAHAHA" Jawab Jakson dengan suara lantang. Naya dan Kevin tersenyum miring. "Maka kau akan menerima hukuman dari perbuatanmu Tuan Jakson."

BRUK

Kevin membantin tubuh Jakson kelantai dengan keras, Naya mendekat dan mengangkat tubuh Jakson, dengan dibantu Kevin memegangi tubuh Jakson untuk mengikat dikursi yang ada Naya memulai aksinya saat tubuh Jakson suadah diikat kencang dikursi. Naya mengeluarkan paku berkarat dan palu besi.

"ARGHHHHHHHHHHH" Sakit yang luar biasa dirasakan Jakson saat paku berkarat itu membus matanya. Naya mencabut paku itu kembali dan melangkah mundur, Kevin melangkah maju mendekati Jakson dengan pisau lipat ditangannya.

Kevin memisaka telinga Jakson dari tempatnya, membuat Jakson sangat-sangat keskaitan. "SAKITTTT!!!! AMPUN!!!!" Teriak Jakson.

Naya dan Kevin seakan menikmati jerit kesakitan Jakson yang mengalun merdu seperti lagu. Tanpa ragu Naya merebut pisau lipat Kevin dan memotong lidah biadab Jakson. Saat itu juga Jakson menghembuskan nafas terakhirnya ditangan Sang Penyabut Nyawa yang tidak lain adalah Kevin dan Naya. Seakan belum puas Naya an Kevin ambi bagian tubuh Jakson.

Naya bagian perut ke bawah sedangkan Kevin atasnya. Kevin mulai menguliti tubuh bagian atas Jakson, karena Naya tidak puas Naya menebas bagiannya dan bagian Kevin hingga terpisah. Naya mulai memotong kedua kaki Jakson dengan teliti. Sedangkan Kevin berulang kali menusuk wajah Jakson dengan palu yang tadi dibawa Naya. Dengan wajah yang tidak berbentuk Kevin berdiri karena sudah puas, Naya masih sibuk dengan kaki Jakson. Sampai diselangkangan Jakson, Naya hendak memotongnya tapi Kevin terlebih dulu menarik Naya kebelakang.

"Biar aku aja, enak sekali dia dipegang-pegang sama kamu, aku aja belum masa dia mau duluin gak adil." Dumel Kevin. Kevin langsung memotong dan menarik Naya yang masih tertawa.

"Langsung balik kemarkas misi kedua selesai."

Kevin masih menyeret Naya kedalam mobilnya.

"Misi kedua selesai" Kevin dan Naya berjabat tangan seolah sedang selesai berkerja sama.


🍎🍎🍎


Sedangkan dikantin sekolah sedang ramai membicarakan murid baru. Tak terkecuali Kenan dkk dan Nara dkk. "Gua denger-denger sih katanya cewek."

"Cakep gak ya?" gumam Zidan. Vanya yang mendengar pun langsung menggeplak lengan Zidan. Zidan meringis pelan karena lengannya terasa panas. "Sakit yang, kasar kamu."

Vanya mendelik. "Kapan dia masuk?"

"Besok kayanya mah."

Mereka mengangguk. "Kevin sama Naya kapan balik sih?"

"Empat harian lagi." Jawab Nara, entah kenapa kalau tidak ada Naya terasa beda. Mungkin karena ia sudah lama terus bersama Naya.

"Lama juga ya?" gumam Rey.

Puas bersantai dikantin mereka memilih bolos dan pulang ke mansion masing-masing.

"Kalin nanti kepung dari samping dan belakang, didepan cukup saya dengan Queen saja. Kalian mengerti."

"MENGERTI BOS"

Kevin mengangguk, berjalan keluar mengandeng lembut tangan Naya. "Kevin aku istirahat sebentar ya, mau tidur. Kalau mau berangkat panggil aja." Naya sudah sangat pusing. Dari kemarin ia tidak meminum obatnya karena bosan mungkin.

"Tapi kamu gapapa kan? Kalau sakit ke rumah sakit aja yuk?" Kevin sangat khawatir dengan Naya, dilihat wajah Naya sangat pucat. Naya menggeleng dengan senyum hangatnya. Tanpa menjawab Naya berjalan menuju kamarnya.

Mungkin memang Lia kelelahan karena tiak istirahat dari semalam pikir Kevin. Naya meminum tiga pil, ponselnya berdering. Tertera nama Bang Bara disana. Tanpa pikir panjang Naya mengangatnya.

"Hallo"

"Hallo Queen, dia sudah kembali besok dia akan kembali bersekolah."

"Sekolahin lima anak buah gua bang, buat mata-mata"

"Baik Queen."

TUT.

Naya menghembuskan nafas kasar, dengan sisa tenaga Naya menghadap cermin full body didepannya. Ia bisa melihat jika badannya semakin hari semakin kurus, Naya tersenyum samar, apakah ia mampu bertahan? Siapa yang mengharapkan kehadirannya? Naya memang sangat tegar jika dihadapan semua orang keluarga atau sahabatnya. Tapi tidak jika sedang sendiri ia sangat rapuh, hanya Nara penguatnya. Nara lenteranya kalau Nara sudah tidak mempercayai ataupun meninggalkannya seorang diri, Naya lebih memilih tidak sembuh dari penyakit yang sudah cukup lama menggerogoti tubuhnya. Kevin pun belum menjadi lentera Naya, tapi Kevin adalah nafasnya.

"Aku siap dengan segala ujian mu Tuhan. Aku hanya minta perpanjang umurku sebentar saja. Dan kuatkan mental dan fisikku untuk kedepannya." Gumam Naya sambil memejamkan mata berharap agar air matanya tidak turun.

Naya sudah tau bagaimana kehidupannya kedepan, sangat tau bagaimana rasa sakit kedepannya. Naya hanya berdoa agar ada sebuah keajaiban mendatanginya diwaktu yang akan datang.

🍑🍑🍑


Bersambung....



19 November 2020

𝑭𝒂𝒌𝒆 𝑵𝒆𝒓𝒅 𝑪𝒐𝒍𝒅 𝑮𝒊𝒓𝒍 [𝐒 𝐄 𝐋 𝐄 𝐒 𝐀 𝐈]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang