Double up guys ❤️❤️ buat kalian salam bahagia dari author Yap😍
Happy reading ❤️
🍓🍓🍓
Sudah satu minggu berlalu, mereka masih melakukan aktivitas yang sama. Agam dan Chilla pun sudah baikan. Sedangkan yang lain berjalan lancar kecuali, Naya. Entah sudah berapa puluh kali Nara mengajak Naya untuk berobat tapi jawaban Naya tetap sama 'Gua gak minat Ar, gua mau ngikutiin alur Tuhan yang diberikan ke gua aja'. Selalu itu jawaban Naya.
Tapi Nara tidak menyerah, Nara ingin sahabatnya itu sembuh seperti semula. Entah dengan bujukan bagaimana lagi Nara juga bingung memikirkannya. Naya terlihat baik-baik saja didepan para sahabatnya tapi Nara tau, setiap malam Naya merintih kesakitan. Semoga dengan terus dibujuk Naya bisa luluh itu lah doa Nara. Kadang juga Nara ikut merasakan sakit yang Naya rasakan, baginya Naya itu berlian yang perlu dijaga.
"Nay kantin yuk" ajak Nara. Naya mengganguk pelan berdiri dari bangkunya.
"Yang lain mana?"
"Udah pada duluan. Udah pada laper katanya" Naya mengangguk paham.
Entah kenapa semakin hari kesehatan Naya terus menurun. Naya tau karena penyakitnya semakin parah, tapi ia tidak minat operasi atau semacamnya. Naya hanya butuh obat pereda sakit dan obat yang memperlambat penyebaran sakitnya.
"Itu mereka" tunjuk Nara pada Kevin dkk dan Vanya dkk.
"Haii all" sapa Nara.
"Haii double N" jawab mereka.
Naya duduk disamping Kevin. Nara duduk disamping Rey. "kok lama lo berdua?" tanya Zidan
Nara meirik Naya. "Nungguin Naya bangun dulu gua"
"Mana makanan gua?" Nara celingukan mencari makanannya.
Rey menoyor kepala pacarnya itu. "Sabar bego, belum dateng makanan."
Nara mendelik. "Elo yang bego bukan gua ya!!"
"Iya terserah dah" pasrah Rey.
"Eh guys gimana kalau nanti malam kita tantang Queen dan King Racing balapan?" usul Alea.
Vanya mengganguk semangat. "Iya bener tuh. Udah lamakan gak liat balapan?"
"Kalau Queen kalah yang traktir Vanya oke?" sambung Chilla. Vanya menjatuhkan rahangnya.
Vanya menujuk dirinya sendiri. "Kok gua sih?"
"Udahlah mau aja!! Queen gak akan kalah" ucap Nara meyakinkan.
"Okee! Tapi kalau King yang kalah Zidan yang traktir kita" ucap Vanya menaik turunkan alisnya.
Zidan melotot tak trima. "Gak boleh protes. Ini keputusannya udah bulat dan tidak boleh diganggu gugat" final Vanya.
Zidan yang hendak protes pun hanya bisa mengelus dada dengan kelakuan yang katanya pacarnya itu. 'Kalau bukan pacar gua tenggelemin kerawa-rawa deh lo' batin Zidan.
Naya terkekeh pelan sambil menggeleng. "tapi yang kalian ajak emang mau?" sahut Kenan yang sedari tadi hanya menyimak.
"Harus mau dong!!!" jawab Nara dkk.
"Nay lo mau kan? Please mau ya?"
"Iya Nay nanti kita dapet traktiran"
"Ho'oh bener tuh Nay!! Menghemat uang didompet gua"
"Iya" jawab Naya seadanya.
"Kalau elo Vin? Mau ya?" ucap Vanya. Kevin menggaguk.
Usapan halus dirasakan Naya, Naya menoleh kearah Kevin yang sedang mengusap rambutnya sambil tersenyum tipis. "Kenapa?"
"Enggak kok"
Kevin merasa Naya sedang ada hal yang disembunyikan darinya. Tapi Kevin memilih diam menunggu Naya menceritakannya sendiri, tanpa paksaan. Dan entah kenapa Kevin merasa akan berpisah jauh dengan Naya. Ia juga tidak tau kenapa Feeling nya mengatakan Naya akan pergi.
Yang Kevin inginkan sekarang hanya terus menghabiskan waktu dengan Naya sebelum masalah itu muncul dan merusak segalanya.
"Jangan pergi," bisik Kevin tepat ditelinga kanan Naya. Entah kenapa mulutnya mengatakan itu pada Naya.
Naya menahan nafas sesaat, lalu menghembuskan secara perlahan. "Gak akan" senyum manis yang Naya berikan untuk Kevin.
Senyum yang kembali membuat seorang Kevin jatuh kedalam pesona Kanaya. Sudah tidak terhitung sedari pertama pertemuan mereka, Kevin seakan kembali dibuat jatuh hanya dengan senyuman itu.
🍎🍎🍎
Kevin mengajak Naya kemarkasnya, tanpa sepengetahuan para sahabatnya. Naya dan Kevin disambut baik oleh para anak buah Kevin. Naya dan Kevin hanya memasang wajah dingin mereka.Kevin mengajak Naya keruangannya. Ruangan khusus untuk Kevin. Belum ada yang boleh Kevin izinkan masuk kecuali Naya. Berasa istimewa sekali kamu Nay:v
"Nay aku ada misi di New Zealand 1 minggu kira-kira. Kamu mau nemenin aku gak?"
"Sebentar aku cek jadwalku"
Kevin mendengus kesal. "iya tau yang sibuk dan banyak jadwal mah beda".
Naya terkekeh pelan tanpa mengalihkan pandangannya dari ponsel.
"Aku bisa, 1 minggu kan?" Kevin mengangguk semangat dan menghampur kepelukan Naya.
Baru pertama kalinya Kevin menjalani misinya dengan semangat, itu semua karena Naya. Naya mengusap lembut rambut Kevin. Merasa nyaman diceruk leher Naya, Kevin perlahan terlelap.
Mendengar nafas Kevin yang teratur Naya mengubah posisi Kevin,menjadikan pahanya sebagai bantal. Sambil menunggu Kevin bangun Naya mengerjakan berkas-berkas yang dikirim Bella lewat E-mail.
🍑🍑🍑
Bersambung....
Tunggu up selanjutnya ya guys 🤗 Thanks yang udah setia baca ceritaku😭
Jangan lupa Vote dan komen😍
IG? v.vvil.ly_026_
03 November 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑭𝒂𝒌𝒆 𝑵𝒆𝒓𝒅 𝑪𝒐𝒍𝒅 𝑮𝒊𝒓𝒍 [𝐒 𝐄 𝐋 𝐄 𝐒 𝐀 𝐈]
General Fiction𝕀𝕟𝕚 ℂ𝕖𝕣𝕚𝕥𝕒 ℙ𝕖𝕣𝕥𝕒𝕞𝕒𝕜𝕦!😊 𝗝𝗶𝗸𝗮 𝗯𝗮𝗻𝘆𝗮𝗸 𝘁𝘆𝗽𝗼 𝗮𝘁𝗮𝘂 𝗸𝗮𝘁𝗮-𝗸𝗮𝘁𝗮 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝗸𝘂𝗿𝗮𝗻𝗴 𝗽𝗮𝘀 𝗺𝗼𝗵𝗼𝗻 𝗱𝗶𝗺𝗮𝗮𝗳𝗸𝗮𝗻! 𝗖𝗲𝗿𝗶𝘁𝗮 𝗶𝗻𝗶 𝗯𝗲𝗹𝘂𝗺 𝘀𝗮𝗺𝗮 𝘀𝗲𝗸𝗮𝗹𝗶 𝗱𝗶𝗿𝗲𝘃𝗶𝘀𝗶. 𝗧𝗲𝗿𝗶𝗺𝗮 𝗸𝗮𝘀�...