Hola. Welcome back to my lapak.
Udah siap baca ACdL belum nih?
Jangan lupa siapin tisu yah.
Ets, bintangnya pencet dulu. Biar bejo.
Lagu di mulmed jangan lupa didengerin. Biar dapet feelnya.
Play List Kamu|| Rapuh - Agnes Monica
Happy Reading
🍁🍁🍁
Serapat itu rahasia yang selama ini mereka sembunyikan, semenyakitkan itu sandiwara yang selama ini aku lakukan.
🍁🍁🍁Bima terdiam, duduk di kursi dekat ranjang rumah sakit di mana Binar sedang terbaring sekarang. Bima terenyuh melihat kondisi Binar, matanya menangkap sesuatu yang menjadi objek penglihatannya---melihat luka iris yang mulai mengering di pergelangan tangan Binar. Membuat Bima sadar, betapa menderitanya gadis itu selama ini.
Sudah semalam dirawat, Binar tak kunjung membuka mata. Tidak hanya Bima yang khawatir melihat kondisi Binar, melainkan juga Vera dan Fay yang juga berada di sana.
"Maafin gue, Nar, gara-gara gue, lo jadi jatuh dari tangga," bisik Bima penuh penyesalan.
Vera bergeming, menatap sendu Binar yang masih terpejam dengan selang infus di tangan gadis itu. Usapan lembut di bahunya, membuat dia menoleh.
"Dia pasti akan sadar, Ma."
Vera mengangguk, lalu memeluk erat tubuh Fay. Kepala keduanya saling bersentuhan, seolah saling menguatkan satu sama lain.
Mama pasti benci sama gue kalau tau sebenernya gue yang menyebabkan Binar celaka. Fay membatin cemas.
"Ma, Bima mau keluar dulu, ya, sekalian beli makan buat kalian. Pasti kalian laper," ucap Bima, lalu berdiri dari kursi.
Vera mengangguk, membiarkan anaknya pergi.
Bima memasuki lift, ingin turun ke lantai bawah. Saat pintu lift terbuka, rupanya Dana keluar dari sana. Kedua mata mereka saling beradu, tersentak secara mendadak.
"Bima, lo kok di sini?"
"L-lo sendiri kenapa di sini?"
Mata cowok itu mengerling, mencari jawaban yang tepat. Sebenarnya alasan Dana datang kemari yaitu untuk mengambil laporan hasil kesehatan Binar akhir-akhir ini di ruangan Dokter Irma. Mana mungkin dia menceritakan yang sebenarnya pada Bima? Yang ada semuanya akan kacau. Apalagi saat ini Binar masih tidak mau berkomunikasi kembali padanya.
"G-gue ada perlu." Dana berdehem. ''Kalau lo?''
Bima bergeming, bingung harus menjawab apa.
"Keluarga lo ada yang sakit, ya? Siapa?" tanya Dana lagi.
"Binar sakit, Dan. Dia jatuh dari tangga," balas Bima, merunduk.
Tentu saja ucapan itu membuat Dana melebarkan pupil matanya. "Lo gak lagi nge-prank gue, kan?"
"Buat apa gue ngelakuin hal itu? Buang-buang waktu."
"Iya juga, ya." Dana mengunci tatapan Bima. "Binar di rawat di kamar berapa?"
"Lo mau jenguk? Lo lupa kalau semalem nyakitin dia?" tanya Bima, agak tidak ramah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Cinta dan Lara
Teen Fiction[𝙁𝙤𝙡𝙡𝙤𝙬 𝙎𝙚𝙗𝙚𝙡𝙪𝙢 𝙈𝙚𝙢𝙗𝙖𝙘𝙖, 𝙅𝙖𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙎𝙞𝙡𝙚𝙣𝙩 𝙍𝙚𝙖𝙙𝙚𝙧𝙨] Antara cinta dan lara, mana yang lebih menyakitkan? *** Katanya, rumah adalah tempat yang paling nyaman untuk berteduh dan berlindung. Namun, hal itu tidak berlak...