Maaf banget baru bisa update lagi nih. Sibuk banget. Apalagi seminggu ke depan ada UAS. Aku gak tau ke depannya bakal bisa update apa enggak. Tapi aku usahain buat update.
Bintangnya jangan lupa dipencet, ya.
Typo. Koreksi.
Happy Reading Readers.
Play list kamu|| Tetap Untukmu - Anneth
🍁🍁🍁
Terkadang, seseorang kerap kali mempertanyakan hal yang sebenarnya sudah ia ketahui jawabannya. Bukan karena berharap jawabannya akan berbeda, tetapi sering kali hal yang singgah di dalam kepala sangat jauh dengan realita.
🍁🍁🍁"Lo bercanda, ya?"
Nia mengernyit, sekaligus bingung dengan apa yang dikatakan oleh Dana. Baru saja ia berangkat, sudah diberitahu hal yang menurutnya tidak masuk akal.
"Lo aja gak nyangka, apalagi gue yang lihat di depan mata." Dana menyangga kedua tangannya di meja. Ya, cowok itu baru saja mengatakan hal yang sama, yang tadi ia beritahukan pada Binar.
"Apalagi waktu Dana ditampar sama, tuh, cewek. Rasanya, ah, mantep banget, tuh." Jo menimpali. Ikut bergabung dengan keduanya.
Padahal, kan, yang ditampar itu Dana.
"Gue jadi penasaran mukanya, tuh, cewek kayak apa." Nia masih mencoba menghayalkan tentang ucapan-ucapan dua cowok di hadapannya ini.
"Mirip Binar banget," ucap Jo. "Cuma tuh cewek barbar, lebih barbar dari lo, Ni. Tampilannya cantik banget, kayak artis korea. Rambutnya coklat kemerahan gitu. Gue rasa dia bukan Binar, cuma mirip doang."
Dana terdiam, memikirkan perkataan Jo. Dia juga ragu jika orang itu Binar. Apalagi saat tadi Dana menanyai Binar, gadis itu seperti tidak tahu apa-apa. Lagipula, Binar tidak akan pergi ke tempat seperti itu. Orang tuanya saja galak. Binar pasti akan memikirkan berulang kali untuk melakukan hal itu.
"Apa mungkin Binar punya kembaran?" celetuk Dana tiba-tiba. Membuat Nia dan Jo kompak menatapnya dengan ekspresi terkejut masing-masing.
"Lo kan yang paling tau Binar, Ni. Punya kembaran gak, si Binar?" tanya Jo, menatap Nia datar.
"Gue kenal Binar dari zaman SMP. Gue gak tau pasti soal hal itu," ucap Nia. "Apalagi, selama kecil, Binar tinggal di panti setelah ayahnya pergi. Mungkin aja itu cuma mirip. Di dunia, kan ada orang yang bener-bener mirip sama kita. Bisa jadi cewek itu juga."
Ya, hanya itu yang Nia tahu soal Binar. Nia tidak tahu wujud ayahnya Binar karena beliau sudah meninggal, begitupula ibunya Binar yang entah pergi ke mana. Nia hanya tahu bahwa Binar diasopsi oleh keluarga kaya yang tak lain tak bukan adalah orang tua Bima.
"Bisa jadi," sahut Jo. Lalu berkelana dengan pikirannya.
"Tapi entah kenapa gue malah penasaran sama tuh cewek." Dana bersuara, lagi dan lagi, perkataannya menjadi perhatian dua orang di sampingnya.
"Lo suka sama dia? Terus Binar gimana? Lo permainin sahabat gue?" Pertanyaan beruntun itu keluar dari bibir Nia. Selama ini Binar jarang dekat dengan cowok atau pun orang lain, karena temannya itu takut dengan orang baru. Sekarang, saat Dana sudah berhasil menerobos masuk lewat celah kecil di hati Binar, cowok itu malah memilih gadis lain yang baru dia temui semalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Cinta dan Lara
Teen Fiction[𝙁𝙤𝙡𝙡𝙤𝙬 𝙎𝙚𝙗𝙚𝙡𝙪𝙢 𝙈𝙚𝙢𝙗𝙖𝙘𝙖, 𝙅𝙖𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙎𝙞𝙡𝙚𝙣𝙩 𝙍𝙚𝙖𝙙𝙚𝙧𝙨] Antara cinta dan lara, mana yang lebih menyakitkan? *** Katanya, rumah adalah tempat yang paling nyaman untuk berteduh dan berlindung. Namun, hal itu tidak berlak...