Part 13 - Kembali Terluka

238 60 130
                                    

Selamat datang di part 13 ini.

Jangan lupa vote dulu ya sebelum baca. Biar gak kelupaan aku letakkan di atas hehe.

Play list kamu|| You Broke Me First ~ Tate McRae

Happy Reading Readers.

🍁🍁🍁
Katanya, orang yang paling sering melukai hati adalah orang yang kita sayangi. Maka dari itu aku tidak mau terlalu sayang, karena tidak mau tersakiti lagi untuk kesekian kali.
🍁🍁🍁


Langit gelap gulita, tidak ada penerangan apa pun selain lampu jalanan. Binar berjalan dengan pelan, pandangannya lurus ke depan. Sekali lagi, ia sedang berdebat dengan perasaannya sendiri.

"Lo mulai suka sama Dana, Nar?"

Pertanyaan dari Nia itu berkelana di pikirannya. Untung saja tadi Binar bisa mengalihkan perhatian dengan ikut gabung bersama teman-teman Nia yang lain untuk berkaroke.

"Emang iya, ya, gue mulai suka sama Dana?"

Pertanyaan itu terlintas di pikirannya. Lamunan Binar buyar seketika, saat dia sudah sampai di depan halaman rumah.

"Non Binar. Ya ampun, Non.  Ke mana aja jam segini baru pulang?" tanya pak satpam sembari membukakan gerbang untuk Binar.

"Rumah temen, Pak," balas Binar lirih, "kalau gitu, Binar masuk dulu, ya, Pak."

Binar memasuki rumah dengan perasaan yang tidak enak. Pandangannya menatap ke bawah. Sampai ada sebuah sepatu hitam yang menghalangi langkahnya. Binar mendongak, melihat si pemilik sepatu itu. Alangkah terkejutnya dia, saat mengetahui orang itu adalah ....

"Papa."

"Hiks, Binar, dari mana aja kamu?" Binar tersentak, saat Vera tiba-tiba mendekapnya. Bahkan, mamanya itu menangis. Perasaan Binar menghangat sekaligus takut, takut terjebak dalam sandiwara yang sama.

"Dari mana kamu, Binar? Kenapa jam segini baru pulang?" tanya Ferdi, lalu menunjuk arloji di pergelangan tangannya. "Lihat, ini sudah pukul 10 malam. Anak gadis kok baru pulang jam segini. Mana pakai seragam sekolah lagi!"

Binar merunduk, ia menghindar dari tatapan tajam Ferdi yang belum pernah ia lihat sebelumnya. "Maaf, Pa."

"Kamu mau jadi omongan tetangga!? Bikin malu aja." Walaupun tidak berteriak seperti Vera biasanya, namun kilatan marah dari kedua mata Ferdi terlihat jelas.

"Ya ... itulah sifat asli anak kesayangan Papa. Fay akui dia memang pinter, tapi attitude-nya itu lho, memalukan banget." Api yang dinyalakan oleh Fay sudah mencapai sumbunya. Dia tidak pernah menyangka, jika papanya ikut memarahi Binar. Kalau seperti ini caranya, peluang untuk mengusir Binar dari rumah semakin besar. "Kelihatannya polos, mungkin aja di luar sana dia udah tidur sama cowok."

"Fay, gue gak kayak gitu!" Binar membela diri, dia tidak bisa dihina terus seperti ini.

"Mungkin aja yang dibilang Fay bener. Soalnya tadi Bima lihat, Binar buru-buru gitu pulangnya." Bima memandang Binar datar. "Akhir-akhir ini Binar gak mau diajak pulang bareng Bima dan Fay. Berangkat sekolah aja, Binar selalu duluan. Bisa aja dia nongkrong gak jelas sama temennya, terus pacaran kali sama anak brandalan."

Antara Cinta dan Lara Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang