Welcome back to my lapak. Lama banget gak nulis. Baru sempet sekarang. Ini aja ngebut. Semoga dapet feel-nya dapet ya.
Jangan lupa bintangnya dipencet dulu ya. Gratis tau.
Kasih tau teman-temannya buat baca. Okey! 😉
Play list kamu|| Padi - Kasih Tak Sampai
Happy Reading Readers.
🍁🍁🍁
Semesta terkadang punya teka-teki yang tidak tahu ujungnya seperti apa. Saat semuanya dirasa akan membaik, ternyata membuatku terjerat dalam keindahan ilusi fana yang sementara.
🍁🍁🍁"Atau jangan-jangan, lo memang beneran Binar?"
Sontak, pertanyaan itu membuat Bila tercengang. Bukan hanya ucapan, gadis itu juga kaget karena raut wajahnya dan Dana terlalu dekat. Ya, Dana telah mengikis jarak di antara keduanya.
Dengan sekuat tenaga, gadis itu mendorong Dana, membuat kukungan cowok itu padanya terlepas. Meskipun begitu, jeda di antara keduanya tidak bisa dikatakan jauh.
"Apa, sih, lo, deket-deket gue?! Mesum, ya?!" Gadis itu bergidik. "Lagian Binar siapa sih, sampai lo ngira gue ini dia? Ganggu ketenangan orang aja."
"Binar itu ...." Ucapannya dibiarkan menggantung begitu saja. Butuh banyak pertimbangan untuk mengatakan perihal Binar kepada gadis yang bernama Bila itu. Lagi pula, Dana juga harus melakukan beberapa pembuktian.
"Lo aja gak bisa jawab, kan?" Gadis itu melipat tangannya di depan dada. "Udah, deh, gue tau tipe-tipe cowok kayak lo. Sok-sokan kenal, sambil nyebut nama orang lain. Padahal itu cuma modus doang. Makanya gue milih pergi, daripada harus ketemu sama cowok kegatelan kayak lo."
Dana semakin dibuat bingung. Dari gaya bicaranya saja bukan Binar banget. Mungkin saja mereka memang kembar, pikirnya.
"Yakin cuma itu?"
"Apanya?!"
"Alasan lo ngehindar dari gue," jawab Dana.
"Astaga! Lo jadi cowok bener-bener nyebelin ya." Napas Bila memburu. "Kena kutukan apa gue? Sampe harus ketemu sama orang aneh kayak lo. Kenal aja enggak."
Alis Dana terangkat, disertai bibir yang tersungging miring. "Lo ngajak gue kenalan?"
"What? Yakali gue kenalan sama cowok modelan lo."
Bila malas meladeni cowok di hadapannya ini. Gadis itu memutar bola matanya jengah, lalu memilih pergi dari sana. Namun, saat berjalan beberapa langkah, lengannya dicekal kembali oleh Dana.
"Ih, apa, sih, pegang-pegang?!" Tentu saja pergerakan tangan Dana yang cepat itu membuat Bila tercengang. "Lepasih, gak?"
Nihil. Usahanya sia-sia. Semakin ia berusaha melepaskan tangannya, Dana kian mencengkeram kuat pergelangan tangan Bila.
"Ada satu hal yang gue belum tanyain sama lo," ucap Dana, lalu membuat tubuhnya berhadapan dengan tubuh Bila. "Lo sekolah di mana? Orang tua lo siapa?"
Lagi dan lagi, gadis itu melongo mendengar ucapan Dana. Hatinya sangat dongkol saat ini. Sepertinya, cowok di hadapannya ini tidak akan melepaskannya semudah itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Cinta dan Lara
Teen Fiction[𝙁𝙤𝙡𝙡𝙤𝙬 𝙎𝙚𝙗𝙚𝙡𝙪𝙢 𝙈𝙚𝙢𝙗𝙖𝙘𝙖, 𝙅𝙖𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙎𝙞𝙡𝙚𝙣𝙩 𝙍𝙚𝙖𝙙𝙚𝙧𝙨] Antara cinta dan lara, mana yang lebih menyakitkan? *** Katanya, rumah adalah tempat yang paling nyaman untuk berteduh dan berlindung. Namun, hal itu tidak berlak...