Akhirnya punya kesempatan buat update lagi cerita ini.
Isi tiap in line dengan komentar ya.
Jangan lupa dengerin play list di atas ya.
Happy Reading Readers.
🍁🍁🍁
Jika hal kecil bisa membuatku bahagia, maka hal kecil pula bisa membuatku terluka.
🍁🍁🍁"Bi, ini kan bukan jalan ke rumah lo?"
Astaga! Sudah separuh perjalanan Dana baru menyadari hal itu. Entah karena waktunya dihabiskan mengobrol berdua dengan Binar, atau Dana terlalu menikmati perjalanan?
"Gue masih inget arah rumah lo itu di jalan cempaka. Ini malah belok ke kiri. Kita salah masuk metromini atau gimana?"
Binar terkekeh mendengar ucapan Dana. Berbanding terbalik dengan Dana, gadis itu malah terlihat santai.
Dengan senyum yang mengembang, ia menjawab, "Emang iya."
"Jadi lo udah tau? Kenapa gak bilang?"
"Salah sendiri main ikutan aja. Gue tau, lo pasti asal masuk aja, kan?"
Dana termenung. Dalam hati ia membenarkan perkataan Binar. Tadi, saat melihat Binar masuk ke dalam metromini tadi, ia langsung menyusul dan duduk di samping kursi gadis itu, tanpa tau ke mana metromini ini akan melaju.
"Lo kalau mau balik, di depan ada halte, tuh. Nanti nunggu angkutan yang ke arah rumah lo. Atau lo bisa pesen taksi online aja."
"Gak mau, ah. Gue mau nemenin lo aja." Lagipula ini sudah terlanjur. "Emang lo mau ke mana, sih?"
"Suatu tempat, yang penuh kenangan." Pandangan Binar lurus ke depan, sekelebat kenangan itu muncul kembali. Masa kecil yang kebanyakan orang berkumpul bersama keluarga, tetapi saat itu dia malah kehilangan orang yang ia sayang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Cinta dan Lara
Teen Fiction[𝙁𝙤𝙡𝙡𝙤𝙬 𝙎𝙚𝙗𝙚𝙡𝙪𝙢 𝙈𝙚𝙢𝙗𝙖𝙘𝙖, 𝙅𝙖𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙎𝙞𝙡𝙚𝙣𝙩 𝙍𝙚𝙖𝙙𝙚𝙧𝙨] Antara cinta dan lara, mana yang lebih menyakitkan? *** Katanya, rumah adalah tempat yang paling nyaman untuk berteduh dan berlindung. Namun, hal itu tidak berlak...