Selamat datang di part 2
Jangan lupa vote dulu ya, sebelum membaca.
Komen tiap in line juga ya. (^_^)
Happy Reading.
🍁🍁🍁
Jangan menyerah, jika hidupmu terlibat dalam masalah. Yang terpenting adalah berusaha bangkit kembali jika terjatuh. Gak usah terlalu ambil pusing, toh ... masalahnya akan pergi sendiri kalau bosan menghampiri.
🍁🍁🍁Binar membasuh wajahnya di wastafel berulang kali. Mencoba menetralkan pikirannya.
Ya mau gimana lagi, keluarga gue, kan, kasian sama anak 'yatim piatu' kayak dia.
Perkataan Fay terngiang di telinganya, membuat bayang-bayang masa lalu itu kembali muncul.
Binar memegang kepalanya yang terasa sakit dengan erat. "Argghh!"
"Gue gak mau di sini, gue pengen sama Ayah!" teriak Binar histeris. "Ayah, Binar kangen."
"Hiks ... hiks." Binar menangis, menggelengkan kepalanya. "Gue gak boleh kayak gini. Gak boleh. Gue harus semangat."
Binar menghapus air matanya. Membasuh kembali keringat dingin yang meluncur di pelipis.
Binar berusaha tenang. Mengembuskan napas secara perlahan berulang kali, sampai pikirannya kembali tenang.
Ceklek
Keluar dari bilik toilet, langkahnya kembali menuju kantin sekolah. Binar yakin jika Nia mencari keberadaannya.
Binar semakin mempercepat langkahnya, sampai tidak sadar jika menabrak seseorang.
"Jalan pakai mata, dong!" bentak cowok itu, sembari mengambil ponselnya yang terjatuh. "Untung ponsel gue gak rusak."
"Maaf."
Cowok itu mendongak, menatap wajah Binar. "Eh, lo cewek yang tadi, kan?"
Dahi Binar mengerut. "Yang mana? Emang kita pernah ketemu?"
"Lo cewek yang tadi pagi, kan? Gue lihat lo di metromini." Cowok itu ingat jelas wajah cantik yang ditemuinya tadi pagi.
Mati. Jangan-jangan dia orang yang hampir nabrak gue gegara gue gak hati-hati nyeberangnya.
"Maaf-maaf. Maafin gue masalah tadi pagi. Gue gak sengaja hampir nabrak motor lo, sumpah. Gue buru-buru tadi." Binar menangkup kedua tangannya ke depan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Cinta dan Lara
Teen Fiction[𝙁𝙤𝙡𝙡𝙤𝙬 𝙎𝙚𝙗𝙚𝙡𝙪𝙢 𝙈𝙚𝙢𝙗𝙖𝙘𝙖, 𝙅𝙖𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙎𝙞𝙡𝙚𝙣𝙩 𝙍𝙚𝙖𝙙𝙚𝙧𝙨] Antara cinta dan lara, mana yang lebih menyakitkan? *** Katanya, rumah adalah tempat yang paling nyaman untuk berteduh dan berlindung. Namun, hal itu tidak berlak...