Part 15 - Sendiri Lagi?

206 63 130
                                    

Akhirnya ada kesempatan buat update lagi. Sebenarnya cerita ini gak pernah aku targetin mau selesai kapan. Tapi karena ikut event, semoga saja sebelum Desember udah selesai. Aamiin.

Kalian udah ajakin temen-temen kalian buat baca cerita ini belum nih?

Play list kamu|| Lonely ~ Justin Bieber

Happy Reading Readers

🍁🍁🍁
Satu per satu orang mulai menjauh, meninggalkanku dalam keadaan rapuh.
🍁🍁🍁


"Lo jadian sama Dana?"

Pertanyaan itu terlontar dari mulut Bima. Entah sejak kapan cowok itu berdiri di sebelahnya, Binar pun tidak tahu.

Sebelum Binar angkat bicara, Adena terlebih dahulu menyahuti ucapannya. "Sembarangan lo, Bim, kalau ngomong. Mana mungkin Dana mau sama cewek kayak dia."

"Gue gak tanya sama lo," ucap Bima, membuat Adena bungkam seketika.

Matanya kembali terarah pada Binar yang sedang berfokus pada bukunya. Bima mendengkus, merebut buku itu dengan paksa. "Kalau ada orang ngomong, didengerin."

Dengan jenuh, Binar memutar bola matanya. "Emang lo orang?" tanya Binar, "lo itu iblis gak berperasaan, Bim. Sama kayak adik kesayangan lo itu."

Sontak, Bima terpancing. Benar apa yang dikatakan Fay, Binar mulai berani sekarang. "Gue nanya baik-baik. Gak usah mancing emosi, bisa?"

"Bukannya lo yang sering gitu?" balas Binar, menyindir.

"Lo!" Bima geram. Mata Bima menatap Binar tajam. Ia mengcengkeram rahang Binar dengan salah satu tangannya.

"Bima, lepasin. Jangan kasar gitu dong, ke cewek." Marsha mendekat, menunjukkan sifat sok pedulinya pada Binar.

Bima melepaskan cengkeramannya, bukan karena ucapan Marsha, melainkan sedikit rasa iba melihat Binar meringis akibat ulahnya.

"Lo gak papa, Nar?" tanya Marsha, meletakkan sebelah tangannya pada bahu Binar.

Binar terdiam, ia hanya menggelengkan kepalanya dengan pelan. Ada sedikit rasa senang karena Marsha khawatir dengan keadaannya. Namun Binar tidak senang begitu saja, manusia di semesta, 'kan, sangat suka bersandiwara.

Marsha mengalihkan pandangannya pada Bima yang juga tengah menatap ke arahnya. "Bim, gue gak tau apa yang terjadi di antara kalian berdua di masa lalu. Tapi gak seharusnya lo kayak gini ke Binar, gimanapun juga dia adik lo."

Bima tersenyum miring. "Gue emang bukan orang baik, apalagi ke dia," ucap Bima, menunjuk Binar dengan lirikan matanya. "Setidaknya gue gak munafik."

Marsha tahu jika kalimat itu ditujukan padanya. Namun dia tidak mau ambil hati untuk saat ini. Nanti niatnya untuk menghancurkan Binar secara perlahan, gagal sebelum dia mulai.

Dekati musuhmu, jadikan temanmu. Itu adalah semboyan yang Marsha lakukan saat ini. Setidaknya dengan mendekati Binar, Marsha bisa mengorek informasi lebih jauh dari gadis itu dan menjatuhkannya. Apalagi melihat Binar dekat dengan Dana membuatnya kesal. Hal itu sama sekali tidak bisa dibiarkan.

"Pulang sekolah, lo jangan kabur." Bima memberi tatapan yang seolah memperingati Binar. Cowok itu keluar dari kelas, merasa perlu udara segar.

Antara Cinta dan Lara Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang