Part 41 - Bahagia Dalam Luka

188 30 42
                                    

Cie, yang habis ketipu pas baca part kemaren.

Aku kembali lagi nih. Ada yang kangen gak?

Maaf, ya, kalau akhir-akhir ini updatenya agak lama. Selain tugas Negara aku ada tugas kabupaten juga.

Bintangnya dipencet dulu.

Play List Kamu|| Cintanya Aku ~ Arsy Widianto feat Tiara Andini

Gak tau tuh lagu ngefeel ke cerita apa enggak. Yang jelas lagu itu lagi trainding- traindingnya.

Happy Reading.

🍁🍁🍁
Pada akhirnya, semua penantian akan kunjung mendapat keadilan. Luka menjadi bahagia, sedih kembali pulih, dan sakit menjadi baik. Semua hanya butuh waktu untuk menikmatinya. Pada dasarnya, proses kehidupan memanglah tidak mudah.
🍁🍁🍁








Di jalanan yang lumayan renggang, Dana mengendarai motornya dengan santai. Bahkan, cowok itu melewati jalan yang tidak seharusnya ia lewati. Binar yang tadinya menyenderkan kepala pada punggung Dana, perlahan menegakkan tubuhnya. Matanya menelik, mengamati sekitar.

"Dan, kayaknya kita udah lewati jalan ini tiga kali, deh."

"Ah, masa? Lo salah lihat kali. Orang baru sekali." Dana mengelak.  "Pasti lo karena berboncengan sama gue, makanya lama. Mungkin, lo terlalu menikmati waktu bareng gue, Bi."

"Ya kali dari tadi gak nyampe-nyampe. Jangan-jangan lo cuma muter-muter doang?" tanya Binar penuh selidik.

Dana mengamati raut wajah Binar dari kaca spion motor. "Jalanannya tadi macet, Bi."

"Lo kira gue anak kecil, bisa dibodohi?" Binar cemberut masam.

Dari balik kaca helm-nya, Dana tersenyum gemas. Ia terkikik, saat Binar menggelitikinya dari belakang karena kesal.

"Udah, Bi. Geli. Entar jatoh gimana coba?"

"Biarin suruh siapa usil." Baru setelah itu Binar menghentikan aktivitasnya. Bahaya jika tiba-tiba motor yang dikendarai Dana kehilangan keseimbangan.

"Bi, kayaknya kita diikutin, deh." Dana melirik dari spion, rombongan motor seperti mengikutinya. Dia belok ke kiri, rombongan motor itu juga belok ke kiri. Dana belok kanan, rombongan motor itu juga belok ke kanan.

Merasa penasaran, Binar menoleh ke belakang. Benar saja, ada beberapa orang berpakaian serba hitam mengejarnya dengan menggunakan motor. Pikiran Binar langsung berputar pada kejadian beberapa tahun lalu.

Ataukah mungkin mereka adalah orang yang sama yang telah menghabisi ayahnya? Orang itu pulalah yang mengikutinya beberapa bulan terakhir ini. Orang memakai baju hitam yang pernah Binar lihat di balkon kamar Fay mungkin saja terlibat. Binar yakini hal tersebut saling berkaitan. Tetapi apa? Semuanya masih menjadi pertanyaan yang menggunung di kepala.

"Orang itu makin deket. Pegangan, Bi! Gue mau ngebut!" Sesekali Dana menoleh ke belakang, untuk melihat motor kondisi di belakang, lalu kembali melajukan motornya dengan kecepatan di atas rata-rata.

Beberapa motor itu semakin mengejarnya. Binar langsung mengeratkan pelukannya pada perut Dana. Dalam hati Binar berdoa, semoga dia dan Dana baik-baik saja.

Antara Cinta dan Lara Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang