[𝙁𝙤𝙡𝙡𝙤𝙬 𝙎𝙚𝙗𝙚𝙡𝙪𝙢 𝙈𝙚𝙢𝙗𝙖𝙘𝙖, 𝙅𝙖𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙎𝙞𝙡𝙚𝙣𝙩 𝙍𝙚𝙖𝙙𝙚𝙧𝙨]
Antara cinta dan lara, mana yang lebih menyakitkan?
***
Katanya, rumah adalah tempat yang paling nyaman untuk berteduh dan berlindung. Namun, hal itu tidak berlak...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jiwanya telah direnggut waktu, raganya telah tertimbun tanah. Tujuan kembali ke Tuhan sudah ia jalankan. Tetapi, hati Binar masih bersama Dana, begitupula sebaliknya. Untuk sekarang dan selamanya.
🍁🍁🍁
Sabila Binar Candie
Kita, yang terpisah oleh jarak, waktu, dan ruang, kini hanya bisa mengirim doa dari kejauhan. Perihal kepulangan, seseorang kerap kali merasa kehilangan. Sebagai manusia, mengikhlaskan lebih baik daripada melepaskannya dengan tangisan.
Seharusnya kamu ingat satu hal bahwa, bahwa merelakan, bukan berarti harus melupakan. Masih banyak hal yang harus kamu raih. Petualanganmu masih panjang, ada banyak keberhasilan yang menantimu di depan.
Bangkitlah dari rasa sakit, meski itu sulit. Aku juga merasa sakit jika kamu begitu. Karena aku dan kamu itu satu, dan akan selamanya tetap menjadi kita, tokoh utama dalam cerita yang meski endingnya bukan dalam bentuk bahagia yang sesungguhnya.
Bersama dengan angin rindu-rinduku menyapamu, entah pagi, siang, ataupun malam. Meskipun rumah kita berbeda, kamu tetap menjadi tujuanku untuk pulang, baik berteduh, ataupun sandaran. Terima kasih, karena telah melengkapi paragraf rumpang dalam ceritaku, meskipun pada akhirnya kita tidak bersatu.
Antara Cinta dan Lara
______Author Note_______
Bonus suara Binar di atas, itu waktu Binar datang ke mimpi Dana. Emang di sana sengaja gak aku detail karena, aku lebih fokus sama apa yang dirasakan Dana paska kepergian Binar. Tadinya mau aku kasih suara (rekaman maksudnya sejenis audio book gitu) tapi karena tenggorokanku agak sakit, alhasil gak jadi. Jadi kalian bacanya pakai nada musikalisasi puisi aja oke.
Karena ini hanya author note, aku mau berbincang-bincang sedikit sama kalian. Makasih buat yang udah baca dan mengikuti lika-liku kehidupannya Binar dari awal sampai akhir.
