(15)

184 18 0
                                    


Suasana ramai terasa ketika beberapa kerumunan bermotor itu sudah sampai di tempat tujuan, Aldo maju menemui seseorang yang berdiri di tengah jalan, wajah tampan dengan rahang tegasnya mampu menyihir banyak audience, orang yang di hampiri membuka helm yang terpasang di kepalanya.

"Datang juga lo" ucap orang itu dengan senyum smirknya, wajahnya benar-benar terhalang cahaya dari lampu, menyisakan siluet yang menegaskan wajah tampannya.

Aldo mengangkat alisnya sebelah, lalu menatap orang itu tajam.

"Gue bukan Lo" balas Aldo kemudian tersenyum miring dan melewati orang itu dengan menabrak bahunya.

Kini Kedua orang itu sudah siap dengan menaiki motor yang di gunakan untuk balapan.

Keduanya saling bertatapan dari samping dengan wajah penuh permusuhan.

Hingga suara Pluit membuat keduanya mengencangkan gas, asap mengepul di mana-mana berasal dari smoke bom yang dinyalakan.

Dari jarak yang tidak jauh Haikal memperhatikan, asap rokok keluar dari bibirnya yang tebal, Helmi di sampingnya hanya diam dia menunggu Leon yang tidak ada di tempat ternyata.

"Gede juga nyali si Aldo, bisa-bisanya dia terima tawaran Eric, gak mikirin reputasinya di sekolah" gumam Haikal yang di dengar oleh Helmi.

"Lo lupa ini kan hobi terburuk seorang Aldo" timpal Helmi.

"Bukan, bukan cuma karena itu ada yang lain" celetuk Rino sambil memperhatikan seorang gadis, Rino sangat bingung mengapa ada seorang gadis sendirian berada di tempat ramai penuh laki-laki.

Untuk mengobati rasa penasaran nya Rino berjalan menghampiri gadis itu karena wajahnya terlihat tak asing.

Gadis itu sedikit menjauh ketika mendapati Rino yang hendak menghampirinya, namun lengannya berhasil di tahan oleh Rino dan gadis itupun membalik tubuhnya alhasil Rino menemukan siapa gadis di hadapannya.

"Karina" mata besarnya membulat saat Rino menyebut namanya.

"Lo ngapain disini?" Tanya Rino.

Gadis berambut panjang itu hanya diam dengan mata yang membesar karena terkejut.

"Rina! Jangan bilang Lo kesini sama Eric?" Rino menyentuh kedua bahu rina.

Rina langsung menepis lengan rino.

"Jangan pegang pegang gue!"teriak gadis itu dengan Tatapan tajamnya.

"Lo cewek Rin, gue anterin Lo balik hayu"

Rina tetap di tempat ia tidak ingin Rino membawanya, tatapan gadis itu beralih pada dua pengendara motor yang siap balapan.

"Gue mau liat Aldo" ucapnya dengan nada dingin.

"Gue dari dulu udah ngasih saran buat Lo gak terobsesi sama Aldo Rin"

"Tapi orang seperti Aldo cuma ada satu"

Keduanya berakhir saling diam dan terkadang membalas pertanyaan satu sama lain.

"Lo kapan datang ke Jakarta?" Tanya Rino kali ini dengan nada biasa.

"Kemarin"

"Lo mau sekolah di mana ?"

"Gue bakal satu sekolah sama Aldo" ucap Rina dengan wajah tenangnya.

"Dimata Lo Eric apa? Gara-gara Lo Eric..."

"Stop it!!stupid" teriak Rina menghentikan ucapan Rino.

"Keras kepala" gumam Rino sambil menatap wajah Rina yang dingin.

Karena balapan telah berakhir dan di menangkan oleh Aldo tentunya, namun hal itu tidak dapat diterima dengan mudah oleh Eric dia justru menghampiri Aldo dan memukul rahang nya.

MostwantedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang