(21)

171 15 0
                                    

Hari Rabu yang cerah di pagi hari tepatnya pukul 06.00 dua anak manusia yang akhir-akhir ini bertemu saling berhadapan, tepatnya di meja perpustakaan tempat biasa mereka belajar, salah satu dari keduanya sibuk memainkan rubik yang selalu menemani nya akhir-akhir ini, sedangkan satunya lagi beberapa kali memainkan pulpen di jari tangannya sambil memikirkan jawaban dari soal matematika yang ada dalam buku tulis dihadapannya.

Beberapa saat keduanya hanya terdiam, suasana terasa canggung untuk sesaat hingga salah satu dari keduanya menyerah karena lelah dengan keadaaan.

"Jadi Lo beneran jadian sama bella?" Tanya sang gadis, gadis cantik itu Karin.

"Ya itu benar, kenapa?" Aldo terlihat mengangkat alisnya sebelah.

Karin mendekat pada wajah Aldo dan menatapnya dalam.

"Lo yakin?"

"Kenapa?"

Kembali Karin menyenderkan tubuhnya kebelakang, ia tidak ingin Aldo merasa tak nyaman.

"Gak papa"

"Oke, ini pertemuan terakhir kita, gue gak mau ambil resiko, lebih baik Lo cari tutor lain aja"

Karin diam, Aldo menyadari sikap Karin yang berbeda dari sebelumnya, seperti awal pertemuan keduanya Karin sangat ceria dan aktif tapi Karin yang ada di hadapannya saat ini terkesan sulit ditebak.

"Karena Bella?" Aldo langsung mengangguk menanggapi pertanyaan karin yang sudah jelas jawabannya.

"Kalo gue gak mau tutor lain gimana?"

Aldo terlihat menghentikan permainan rubiknya dan menatap Karin penuh minat, wajahnya terlihat seperti memikirkan sesuatu, Karin penasaran namun wajahnya dibuat sebiasa mungkin.

Karena gugup karin melepaskan pulpen yang ada di sela-sela jarinya hingga terjatuh kelantai dan menyadarkan dirinya dari tatapan Aldo yang menusuk, ketika hendak mengambil pulpen nya yang terjatuh Aldo lebih dulu meraihnya dan menyimpannya di atas meja.

"Hati-hati" ucap Aldo sambil tersenyum miring.

Karin diam ia merasa Aldo sedang mempermainkan nya saat ini.

"Lo tau gue punya resiko kalo masih jadi tutor Lo, jadi gue minta syarat"

"Syarat apa?" Karin mencoba membaca isi pikiran Aldo dengan kata kunci syarat tersebut.

"Gue minta bayaran"

Karin tersenyum manis ia pikir syarat aneh seperti apa yang Aldo inginkan dan ternyata hanya bayaran, tentu saja Karin akan membayarnya berapapun yang Aldo inginkan.

"Gue baru sadar do Lo manusia biasa, ujung-ujungnya pasti duit juga" Karin bersidekap dada.

"Itu baru persyaratan pertama"

"Apa?!" Karin terkejut berapa persyaratan yang akan Aldo berikan padanya.

"Kalo biasanya kita bisa satu Minggu lima pertemuan, mulai sekarang hanya dua pertemuan dalam satu minggu"

"Kok gitu do, Lo lupa kita bahkan sering kehabisan waktu karena alesan Lo piket lah, jajan lah, sarapan ke kantin sama temen Lo lah, bahkan sekali pertemuan kita cuma habisin 30 menit"

"Lo harusnya bersyukur karena gue mau jadi tutor Lo, Lo harusnya sadar sekarang gue gak sendiri, dan satu lagi jurusan kita beda"

Karin kehabisan kata-kata ia mengepalkan tangannya disamping tubuhnya, ia lupa sedang berhadapan dengan siapa, siswa yang di nobatkan sebagai juara umum angkatan di jurusan IPS saat kelas x, Karin memutar otak bagaimana caranya agar Aldo tidak mengakhiri pekerjaannya menjadi tutor belajar Karin.

MostwantedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang