prolog

859 34 0
                                    

Peringatan!

Mohon maaf sebelumnya jika cerita yang saya buat tidak sesuai ekspektasi kalian, karena ini cerita pertama saya di wattpad, atau jika tulisan tidak Serapi penulis-penulis yang lain, disini saya hanya menuangkan imajinasi saya melalui tulisan dan belajar membuat prosa serta narasi yang baik dan benar, setelah tamat saya akan merevisi cerita ini baik itu dari penulisan alur yang kurang tepat, tanda baca atau kebahasaan lainnya, mohon di maklumi juga bila ada typo, terimakasih. 🙏

Selamat membaca

.....

Angin berhembus kencang di siang menuju sore hari, sejak tadi aku terpaku, disana ada gadis itu, gadis berambut pendek sebahu sedang memainkan bola basket dan mencoba ia masukan ke dalam ring namun beberapa kali gagal dan beberapa kali juga ia berhasil, gadis itu bukan dari klub basket di sekolahku melainkan gadis yang terlihat cuek akan sekitar Bahkan terkesan dingin, dari depan kelasku yang berada di lantai dua tentu saja aku dapat memperhatikannya.

Kringgggg

Bunyi bell menyadarkan ku namun aku tidak berhenti memperhatikan gadis itu, bahkan saat ini kulihat dia menghitung sesuatu dengan jarinya di samping tubuhnya.

Kringgggg

Kini aku mengerti dia bukan menghitung angka yang sesungguhnya dia menghitung jumlah bell, karena jika lebih dari 3x sekolah akan bubar.

Kringggg
Jari nya bertambah menjadi tiga, ternyata sejak tadi gadis itu menunggu bell pulang, terlihat dari tas kulit berwarna coklat di samping tiang basket.

Kringgggg

Benar saja gadis itu langsung meraih tasnya dan berlari kecil keluar dari lapangan seorang diri.

Tepukan di pundak membuatku terkejut, ternyata teman sekelas ku Haikal, aku menatapnya heran karena  tumben sekali membawakan tasku.

"Kita di suruh cepat balik ini kelas mau di pake rapat anak OSIS" ucapnya sambil memegang tas ransel miliknya.

"Ruang OSIS ada kali"

"Harus steril tuh ruangan bentar lagi kan gue jadi ketua OSIS baru" ucapnya sambil tersenyum miring, aku hanya memutar bola mataku malas dan memilih pergi meninggalkannya.

Aku berjalan pelan di koridor menuju gerbang sekolah, aku jarang tersenyum, kepada orang yang sangat ku kenal lah aku berani menyapa, meskipun sekolah ini di bilang elite tidak sedikit di antara mereka selalu saja merasa aku ini seorang selebritas padahal hanya follower ku saja yang besar atau mereka hanya menilai seseorang dari wajahnya, menyebalkan, tidak hanya aku bahkan temanku pun.

Sampai di parkiran aku langsung memasang helm, baru saja selesai memakai helm, seorang gadis mendekati ku, aku tidak melepas helm karena sudah terpasang aku memilih membuka kacanya saja.

"Nama Lo Rivaldo adrian kelas 11 IPS 1 kan?" Aku mengangguk berniat menyalakan mesin motor namun lenganku di tahan oleh gadis itu.

"Apalagi?"
Tanpa sengaja aku melihat name tag nya yang bertuliskan 'karina indira' gadis ini sangat cantik tapi sama seperti gadis lainnya berambut panjang.

"Bu Rida nyuruh gue sama temen gue panggil Lo, Lo di suruh ke ruangan Bu Rida"

CK

Akupun membuka kembali helm yang sudah terpasang, saat aku membuka helm gadis itu masih diam di posisinya dengan menatapku, gadis ini kenapa?.

"Ayo" gadis itu tersenyum lalu mengangguk mengikuti ku di belakang, dan berhasil menarik perhatian yang membuatku risih selama ini, masalahnya gadis yang bersamaku saat ini sangat cantik meskipun di sekolah ini banyak gadis sepertinya alias cantik.

Tok tok tok
"Permisi" ucapku.

"Masuk nak" itu suara Bu Rida, akupun membuka pintu itu dan memilih masuk duluan karena aku ingin segera pulang.

Namun hari ini tidak pernah aku bayangkan sebelumnya akan terjadi, setelah membuka pintu itu, waktu seperti berhenti untuk sesaat membiarkan aku mencerna semuanya tunggu, apa ini ?gadis itu, gadis yang satunya, gadis yang selama ini aku perhatikan dari jauh karena penasaran, saat ini berada di hadapanku tepat nya di hadapan bu Rida.

Jangan lupa voment and share

TBC

💚

MostwantedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang