"Aldo jangan tinggalin aku do Aldo.. Aldo.." teriak Bella dalam tidurnya, Fara yang tidur di sampingnya mengernyitkan dahi, karena terusik oleh suara Bella yang berteriak, mengganggu tidurnya yang lelap.
Gadis itu menyipitkan matanya memperhatikan wajah Bella yang penuh peluh di pelipis, segera dia menggoyangkan tubuh Bella yang sedikit hangat itu.
"Bella bangun bel, are you oke?" tak lama Bella membuka matanya lalu memeluk tubuh Fara erat setelah mimpi yang baru saja ia alami terasa nyata.
Fara mengusap punggung Bella pelan, memberikan sedikit ketenangan pada Bella yang terlihat ketakutan.
"Kenapa?"
"Gue mimpi, Aldo tinggalin gue, setelah gue kasih tau semuanya, tentang masa lalu gue far."
Fara terdiam beberapa saat lalu tersenyum ke arahnya.
"Itu cuma mimpi Bell, tidur yuk gue besok mau sekolah, badan lo anget besok lo gak usah sekolah aja kali ya." Bella menggeleng kepalanya, ia tidak mau ketinggalan mata pelajaran apapun, di tambah dia belum bertemu Aldo, karena dia belum merasa tenang jika belum bertemu Aldo.
Fara menghembuskan napasnya lalu melihat ada air mineral di dalam gelas, Fara meraihnya dan memberikannya pada Bella, Bella dengan perlahan menerima, lalu meminum air itu hingga habis dan menyimpannya kembali ke atas nakas.
"Lo kurang sehat, badan lo anget, besok gue izinin ya buat lo gak sekolah, entar gue kasih suratnya ke Vina deh." akhirnya Bella pasrah dia mengangguk, lalu mengenakan kembali selimutnya untuk tidur.
Fara menatapnya sendu, karena dia sudah berhasil membohongi sahabatnya dan itupun demi kebaikannya.
...
Bella terbangun dari tidurnya pukul sembilan pagi, mengambil ponselnya di atas nakas dan mengernyitkan dahi karena tidak ada yang membangunkannya pagi ini, ingatannya pada malam tadi teringat, jika dia tidak sekolah hari ini dan Fara akan memberikan surat nya pada Vina, dengan sedikit malas Bella menyibak selimut yang menutupi tubuhnya, lalu berjalan mengambil handuk untuk segera mandi.
Menatap wajahnya di cermin sehabis mandi menjadi kebiasaan baru untuk Bella, mata menemukan hal yang berbeda di wajahnya ada garis hitam di bawah matanya, untuk menyamarkan garis itu ia mengambil chusion yang ada di laci kamar lalu ia rata kan di area tersebut, tak lupa ia menambahkan lipgloss pada bibirnya yang sudah merah.
Sudah satu jam sejak Bella mandi gadis itu merasa bosan, Bella bangkit dari duduknya dan mematikan tv yang menemaninya sejak tadi, ia berniat pergi ke suatu tempat, hanya dengan baju kasual seperti Hoodie berwarna putih yang dipadukan dengan celana jeans panjang berwarna hitam, tak lupa ia mengenakan masker berwarna hitam, juga tas selempang yang berwarna senada.
Bella sudah sampai di sebuah mall yang begitu besar, langkahnya membawa Bella terus sampai di tempat tujuan, sebuah Gramedia dengan banyaknya buku yang berjejer rapi adalah pemandangan yang sangat ia sukai, mengambil lebih dari dua buku, kini di tangannya sudah ada tiga buku sekaligus dari novel sampai TOEFL edisi terbaru, padahal dia sudah memilikinya di rumah, namun karena kali ini berbeda dia ingin membeli lagi.
Saat berjalan menuju kasir samar-samar ia mendengar suara, gadis itu semakin mendekat dan menemukan sesuatu yang menarik perhatiannya.
"Mbak, saya titip ini dulu disini, saya telpon kakak saya ya nanti biar dia kesini suruh bayar bukunya, saya mohon mbak! Jangan kasih ke orang lain." ucap gadis itu dengan wajah memelas, Bella seperti mengenal gadis itu lalu mendekat ke arahnya.
"Ada apa ya mbak?" tanya bella membuat keduanya menoleh, bahkan salah satunya membulatkan matanya, tak percaya akan bertemu dengan Bella disini.
"Jadi adik ini tadi ingin membeli komik yang ini, terus pelanggan yang satu lagi juga ingin membeli, karena edisi terbatas dan sisa satu mereka sama-sama ingin mendapatkan buku ini, namun adik yang lebih dulu mendapat buku ini lupa, tidak membawa dompet nya mbak." ucap mbak kasir sambil menjelaskan permasalahannya.
Lantas Bella mengeluarkan kartu ATM nya dan menyerahkan kepada kasir di hadapannya.
"Biar saya yang bayar untuk adik ini mbak, oiya mbak sekalian buku-buku ini juga." Bella menyerahkan buku-buku nya yang langsung di terima oleh penjaga kasir.
Sedangkan gadis yang menginginkan buku komik itu hanya menunduk, memperhatikan sepatunya.
Selesai dengan pembayaran, Bella berjalan menghampiri gadis itu, lalu menyimpan tangannya di pundak gadis itu yang diam sejak tadi.
"Ini bukunya!" Bella ingin memberikan buku itu pada gadis di depannya, namun gadis itu hanya diam, dengan ragu gadis itu menoleh menatap wajah Bella.
"Kakak kenal aku?" Bella mengangguk.
"Kita cari makan yuk!" ajak Bella lalu berjalan lebih dulu, sedangkan gadis itu mengikutinya di belakang, karena merasa ada yang aneh Bella meraih lengan gadis itu, agar sejajar dengannya.
Kini keduanya sudah berada di tempat makan masih dalam mall besar ini, Bella memesan ayam bakar, sedangkan gadis di depannya hanya minuman dingin seperti es jeruk.
"Diminum!" ucap bella, matanya terus memperhatikan gadis cantik di hadapannya dengan senyum tipis.
Gadis itu menghela napas lalu menoleh pada Bella yang tersenyum ke arahnya.
"Kenapa kak Bella bantu aku?" Akhirnya gadis itu bicara, karena sejak tadi di Gramedia sampai mereka duduk di tempat makan gadis itu hanya diam dan menunduk.
"Anggap aja aku mau menebus kesalahan aku sama kamu selama ini Indah." Indah mengangguk mencoba mengerti.
"Apa aku masih bisa di maafkan?"
"Iya kak, aku juga harus ganti uang komik ini kan?" Bella menggeleng kepalanya, menolak usulan gadis di hadapannya.
"Buku itu buat kamu aja, gak usah di bayar."
"T-tapi kak,"
"Kalo kamu bayar aku jual lagi nih." Bella mencoba menakut-nakuti Indah, lantas Indah langsung memeluk komik itu.
"Terimakasih kak Bella!"
Keduanya saling melempar senyum, baru kali ini Bella melihat senyuman gadis di hadapannya, indah memang gadis yang cantik dan polos, bodohnya ia di masa lalu, hanya karena satu laki-laki dengan teganya membully gadis baik ini.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Mostwanted
FanfictionFyi: slow update (Hiatus) Bella gadis yang terlihat dingin namun bisa menjadi hangat itu mampu menarik perhatian Aldo, sedangkan Aldo laki-laki yang ingin selalu menjadi nomor 1 diantara yang lain, ada banyak kesamaan diantara keduanya membuat kedua...