Lelahnya Antagonis

8.4K 716 28
                                    

Lelahnya Antagonis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lelahnya Antagonis

Rosa Novita Ass, katanya hampir membunuh Anna Fanesia Harrly saat di toilet. Dengar-dengar dia suka banget sama Dean..., Ishhh dia cewek enggak tau malu! Kan Anna itu baik banget loh

Ehhh, gue juga dengar Rosa lemparin Anna sama telur busuk, untungnya disana ada Dean sama Adam. Kalo enggak, kasihan banget Anna kan. Lagian, Rosa itu enggak sadar diri, udah jahat. Plus jelek lagi, enggak pandang wajah apa. Mana ada yang mau sama dia!

Bukan cuma itu, katanya bapaknya itu pemilik Sekolah, makanya itu Rosa, cewek jalang itu enggak pernah dikeluarin dari Sekolah. Makanya, dia bebas banget nyiksa Anna. Dia suka sama Dean, sayangnya Dean justru nolak dia dan makin benci. Tapi pantas banget, dia nerima gitu.

Rosa Novita Ass sedang berjalan kearah kelas. Dari ujung jalan sampai ke kelasnya, ia sudah mendengar desah-seduh buruk soal dirinya. Anak kelasnya juga memandangnya dengan buruk. Kenyataan yang sebenarnya, semua gosip yang dikatakan orang banyak tidak benar. Dia hanya menyukai Dean dan Anna lah yang selalu menganggunya.

Tapi kali ini, Rosa tidak lagi ingin berhubungan dengan Dean dan Anna. Pasalnya, setelah mendengar ocehan seorang cowok, Rosa putuskan tidak ingin menanggapi cinta. Ia sadar dengan apa  orang katakan bahwa figuran sepertinya tidak punya cinta jika ditandingkan dengan pemeran utama.

Karena itu bahkan jika ia harus melihat Anna bermesraan dengan Dean, ia tidak lagi berminat menganggu keduanya. Begitu tiba di kelas, Rosa duduk tenang dan berhenti memandang apapun.

"Rosa!" Panggil Aleta Jeol, sahabat Rosa. Ia percaya bahwa Rosa bukanlah pembully, dan Anna lah yang merencanakan rumor itu semua.

Rosa melirik pelan. "Hn ?"

Benar, ini sifat asli Rosa. Aleta mengenal Rosa sudah lebih dari 10 tahun. Namun, dikarenakan, cewek itu jatuh cinta dengan Dean, sifatnya menjadi manja. Walau begitu, tersenyum tipis kearah sahabatnya sebagai ucapan bangga.

"E-Elo lebih mirip dulu ?" Aleta tertegun, ia duduk di depan meja Rosa. Melentangkan tangannya di meja, fokus menatap Rosa. "Beritahu gue, i-itu sih Anna, dia lakuin apa lagi sama elo sih ?!"

"Enggak ada," jawab Rosa dingin, lalu tersenyum tipis.

"Gue putusin enggak akan suka siapa-siapa lagi," ujar Rosa, terdengar kesal. "Gue males jadi antagonis yang disudutkan muluh... Apa-apa gue, kan gue juga manusia. Katanya gue pembully, lah gue orang baek kok."

Aleta yang mendengar ucapan Rosa, langsung menepuk punggung sahabatnya itu. "Lah kan gini lebih bagus, elo enggak perlu kejar sih Dean!" Serunya.

"By the way, elo suka sama Dean enggak sih ?" Tanya Aleta penasaran.

Rosa menggelengkan kepala. "Enggak,"

"Lah elo tertarik sama apanya sampai elo ngejar dia ?"

Rosa memperhatikan bagian tubuh Dean dengan saksama, lalu bergumam tanpa panjang lebar. "Six Pack."

Aleta terdiam, mulutnya terbuka. Ia terkejut mendengar apa yang dikatakan sahabatnya, Rosa. Jadi selama ini, sahabatnya berjuang dan dibully seluruh anak Sekolah, dan jawabannya, ia hanya suka six pack Dean. Luar biasa! Aleta pikir di antara seluruh wanita yang jatuh cinta, ia harus memberikan piagam kepada sahabatnya.

"Elo bego atau sinting sih, Rosa ?!"

"Lah gue kan cuma jujur," jawab Rosa tidak peduli, kemudian tersenyum sinis. "Gue enggak tertarik lagi sama Dean, ada cowok yang six pack-nya lebih bagus—"

"Elo gila, ya!" Aleta membentak, tidak percaya dengan otak mesum sahabatnya. Bagaimana, tidak ? Ada enggak sih cewek yang jatuh cinta hanya karena six pack ?

"Masa elo jatuh cinta sama six pack cowok doang! Lah percintaan elo mau jadi apa sih ?! Ya, Tuhan tolong bantu anakmu ini!" Gumam Aleta, yang hanya bisa mengepalkan tangan di langit dengan pasrah.

Rosa yang mulai muak, mengelak tangannya dengan kesal kearah Aleta. "Alah, lebay loh!"

"Tapi elo betulan cuma suka—"

"Hn." Gumam Rosa, mengambil buku dari tasnya. Alhasil Nya, membuat Aleta kaget. Ia tidak pernah tahu kalau sahabatnya ini punya hobi melihat six pack. Bahkan buku larangan seperti buku yang gambarnya cuma tubuh pria yang sempurna, beraninya dibawanya Rosa ke Sekolah.

"Elo!" Aleta melorot diam, lalu mengapresiasi kelakuan Rosa dengan menepuk kedua tangannya. "Elo ternyata gila banget! Udah ah, gue mau nelpon aja RSJ!"

"Buat apaan ?" Tanya Rosa polos tanpa memandang Aleta, yang sudah hampir jadi gila melihat aksi sahabatnya.

"Sebenarnya gue mau masukin lo ke RSJ, tapi kayaknya gue ajalah. Gue bisa gila kalau disini terus," ujar Aleta benar-benar kesal, melihat Rosa yang sama sekali tidak peka maksudnya.

"Lah kalau elo masuk RSJ, gue-nya gimana ?" Salah seorang cowok mencibir bibir manyun, ia duduk di samping Aleta dengan kesal. Memeluk pundak cewek itu dengan sok ramah.

"Minggir elo!" Decak Aleta menjadi kasar. Ia sudah dibuat gila pagi ini dengan sahabatnya, Rosa. Tapi kali ini, cowok tanpa belas kasih, yang tidak membiarkannya lari justru disini. Aleta hanya bisa geleng kepala, entah dosa apa yang dia perbuat sampai diperlakukan begini.

"Gue ikut, ya!" Seru lelaki itu dengan manja, membuat Aleta sontak ingin muntah. Sementara itu, Rosa hanya bisa memberikan kantong, yang membuat Aleta nyengir. Benar, hanya Aleta yang waras disini.

"Oh, ya," ujar lelaki itu memandang Rosa bingung. "Elo tampaknya jadi lebih keren."

"Iyakan, Aleta sayang!" Gumam lelaki itu manja, menatap Aleta dengan sorotan manis. Memang benar, Afgar Flamigo, menyukai Aleta. Ia hanya berwajah manis khusus untuk Aleta. Ia tampan dan populer, sayangnya ketika cewek lain mendekat, kecuali Aleta dan mamanya, ia akan menjadi dingin dan menolak mentah.

Seperti kali ini, Rosa dengan mood yang bagus, ingin mencoba tes kepada Afgar. "Mau gue kenalin sama cewek, kayaknya Aleta enggak suka elo deh—"

"Enggak, terima kasih," ujar Afgar, memandang Aleta dengan terpesona. "Gue sih akan buat Aleta jatuh cinta sama gue."

"Alah, lebay loh!" Ujar Aleta.

"Gue kan suka elo!"

"Gue enggak suka!"

"Tapi gue milik elo!"

"Gue enggak nerima loh, jangan harap!"

Rosa hanya bisa menghela napas pelan. Melihat dua pasangan suami istri, membuat Rosa enggak selera. Ia hanya bisa bergumam pelan. "Suami istri ini punya enggak sih rumah untuk bertengkar ?!"

Continue...

Hai, kembali lagi sama kak Nat. Ini cerita yang aku janjikan untuk tahun 2021, harap senang baca, ya!

Figuran RomanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang