Six Pack

1.3K 246 13
                                    

Six Pack

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Six Pack

Rosa yakin bahwa Adam sudah merencanakan sesuatu. Mengizinkan dia melihat six pack, tentu saja, cowok itu tidak akan pernah mau. Seperti sekarang ini, Rosa hanya melihat satu pandangan saja, tubuh kekar di balik kaos. Benar, Adam tidak tahu bahwa Rosa memiliki penglihatan alam, yang bisa tembus pandang alias bayangan.

***

Rosa dan Adam memasuki aula basket sehabis pulang Sekolah. Sama seperti biasanya, cewek yang meluangkan waktu untuk mendukung idolanya justru menjadi cheer disana. Rosa hanya duduk menjauh dari mereka dan membaringkan tubuhnya di kursi.

Adam melirik Rosa, merasa prihatin pada cewek itu. "Elo enggak apa-apa gue tinggal disini ?" Tanyanya.

Rosa menatap datar, mendorong tangannya lemah. "Shuuu... Pergi sana, gue mau lihat six pack." Ucapnya.

"Iyaa!" Balas Adam. Ia turun ke lapangan bersama beberapa kawan main basketnya.

"Elo betulan bawa Rosa, Dam ?" Tanya Brayen, cemas. "Katanya ada Anna loh nanti."

Adam jadi cemas, ia melirik kearah Rosa yang hanya bisa menatap mereka dengan pandangan kosong.

"Telpon Alita, Af!" Seru Adam.

"Katanya sebentar baru Alita datang," ujar Afgar, menduduki kursi kosong di paling depan.

Adam menghela napas, ia tidak bisa berpikir. "Gimana kalau dia kenapa-napa—"

Michael geleng kepala, ia segera menarik Rosa dari tempat duduknya beralih ke paling depan. Walau dibilang hanya pemain basket yang boleh, tapi mereka memberikan pengecualian untuk Rosa.

"Michael," panggil Rosa.

Michael menengok. "Apaan ?"

"Mau enggak jadi asisten gue ?" Tanya Rosa.

Michael terkekeh pelan, namun dibalasnya dengan geleng kepala. Pasalnya, jika ia menjawab 'Iya', mungkin saja Adam dengan wajah kesal akan memukulnya di tempat.

"Enggak deh, gue males jaga orang." Balas Michael, bergegas pergi mengambil bola basket di ujung lapangan.

Juan tertawa keras, tidak tahan melihat raut wajah Adam yang jengkel. "Elo segitunya sama Rosa ? Pantesan dia mau cari asisten baru—"

"Diam lo, Ju!" Tegur Adam. "Gue aja bukan asisten kok, gue malaikat—"

"Yang pingin membunuh gadis kecil tidak berdaya," lanjut Rosa.

Dari arah pintu lain aula basket, ada gerombolan cowok sedang berjalan kearah lapangan. Gerombolan itu dipimpinnya oleh ketua basket, Dean Fransios, pangeran tampan dan musuh dari Adam. Di samping cowok itu, ada Anna yang bersifat lagak bodoh dan pemalu.

"Bukankah hari ini pertandingan basket dimulai ?" Tanya Dean, mendekat kearah gerombolan Adam.

Adam tidak membalas tanggapan Dean, ia menatap kearah Rosa dengan cemas. "Bego, elo baik-baik aja gue tinggal ?!" Teriak Adam.

Rosa mengangguk, sedikit marah. "Bawel lo, main aja dan kasih lihat six pack elo!" Balas Rosa, yang seketika membuat pipi Adam memerah.

"Gila emang Rosa!" Ucap Brayen sambil tertawa. "Hebat banget dia buat anak orang merah gini." Lirik Brayen kearah Adam.

Adam hanya membalas dengan lirikan tajam. "Diam elo, Brayen."

Michael geleng kepala, melempar bola dari ujung lapangan kearah Adam. Lalu ditangkapnya cowok itu dengan sempurna.

"Oh, gue hiraukan, ya tadi." Ucap Adam sinis kearah Dean. "Sorry, soalnya ada yang lebih  penting dari balas omongan elo."

Dean terkekeh pelan. "Enggak butuh, habisnya urusan elo enggak penting sih." Balasnya.

Adam jadi jengkel, namun mencoba menahan. "Urusan gue jauh lebih penting dari yang elo kira," ujarnya dingin.

"Udah Dean, Adam." Ucap Anna yang berusaha melerai. Wajah cewek itu tampak cemas dan khawatir, namun palsu. Hanya orang bodoh saja yang tidak tahu kalau itu PALSU.

"Ribut aja!" Rosa berteriak, ia memakan popcorn. Ada Alita yang terpaksa menutup wajahnya malu dan Maria yang heboh mendukung.

"Berkelahi dong!" Jerit Maria, tertawa keras.

Juan geleng kepala. "Orang bego kayak Maria emang tolol. Udah memanas, dikasih air panas!" Teriaknya balik, terlanjut emosi.

"Elo yang bego banget!" Balas Maria jengkel, ia hendak berdiri. Untungnya, Alita yang tahu malu langsung menahan cewek itu.

Banyak mata langsung memandang Rosa, Alita dan Maria dengan kesal. Mereka mengacaukan pertandingan antara Adam dan Dean. Tapi kini Anna justru ikut campur dalam pembicaraan.

"Kalian kenapa sih enggak bisa enggak ganggu Adam ?!" Tanya Anna kesal, ia melirik kearah Rosa. Seketika perhatian langsung memusat kearah cewek itu.

Rosa menghela napas, menatap malas. "Lah cewek manja pantas ikut campur, ya." Ucapnya sinis. "Kok sibuk banget, padahal kan cuma perlu jadi princess di kerajaan kok ngurus pemeran figuran, nenek sihir kayak gue sih."

Anna diam, ia menggelengkan kepala cepat. "Rosa, tindakan elo sudah keterlaluan," ujarnya dengan ramah dan kasihan. "Elo kasar banget sama gue. Gue kan cuma nasehati."

Hampir menangis, Anna menutup wajahnya pasrah. "Dari dulu kamu selalu—"

Dean sudah kasihan. Hampir semua orang di sana merasa iba pada Anna. Tapi Adam menyela ketika tidak terima Rosa dihina.

"Emang ini pentas drama, ya ?" Tanya Adam datar.

Anna membuka wajahnya, ia menatap Adam khawatir. "Gue cemas sama elo, Dam." Liriknya. "Soalnya, elo dijadikan pembantu doang sama Rosa—"

"Semoga roh elo cepat pergi, amin." Rosa melemparkan sebatang kecil bawang putih kearah Anna, ia berkali-kali melemparnya.

Anna menangis, ia mengerut dahi. "Elo doain gue cepat mati, jahat banget!"

Dean langsung melotot kearah Rosa, tapi tidak diperdulikan cewek itu. "Elo hati-hati, ya—"

"Arwah cowok yang six pack-nya melemah akan tewas, jadi tolong six packnya dibagus kan," komen Rosa, yang juga melempar bawang putih kearah Dean.

Sintingnya, Dean justru kesal. Ia membuka bajunya dengan tidak tahu malu. Memang benar, cewek semua tergila-gila dengan six packnya.

"Apanya yang jelek ?!" Tanya Dean.

Rosa melotot, terpesona. Namun, ia tetap melanjutkan lemparan bawang putihnya kearah Dean. "Shuuu!"

Adam yang tidak peduli, berlari. Ia langsung berada di depan Rosa menutup mata cewek itu dengan kedua tangannya.

"Elo enggak boleh lihat, tau!" Serunya. "Mesum elo emang!"

Rosa terkekeh, ia langsung memeluk pinggang Adam tanpa aba-aba. "Kena!" Seru Rosa, memeluk punggung Adam. "Six pack elo bagus banget!"

Adam geleng kepala, mencoba melepaskan pelukan cewek itu. Baru kali ini pula, Adam merasa sangat malu dipermalukan di depan umum. Namun, untungnya tidak ada yang mendengar kalimat Rosa.

"Cewek mesum, sialan elo!" Teriak Adam, kesal.

"Bau elo harum," puji Rosa.

"Pokoknya menjauh dari gue, jangan dekat-dekat!"

"Enggak mau."

"Bego lo, mesum! ROSA SIALAN!"

Continue...

Figuran RomanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang