Jadi Milikku

1.4K 112 6
                                    

Jadi Milikku!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jadi Milikku!

Pagi cerah itu bersinar, menyinari kamar Rosa. Mata gadis yang layu dan lemah itu berkedip pelan, mengosok mata. Kemarin dia habis bermain games sampai jam 2 pagi. Kalau saja, Adam tidak memarahinya, dia mungkin akan bolos paginya.

"Bangun, tolol!" Seruan Adam lantaran terdengar bergemah di telinga Rosa.

Rosa menoleh. "Masih pagi, Sialan!" Ia langsung melontarkan kalimat kotor, memutar matanya dengan malas. "Gue pingin tidur juga enggak bisa, emang, hah ?!—"

"Bodoh amat!" Adam terkekeh, mengendong tubuh kecil itu ke dalam pelukannya, membuat Rosa langsung memerah padam, terdiam.

"Kenapa lo enggak bicara, hah ?" Adam menunduk pelan, mengangkat dagunya. "Elo malu, hah ?"

"Malu ? Elo yang tau malu!" Rosa berdecak nyaring. Matanya menunjukkan reaksi marah bukannya malu. "Mainan game gue! Elo taruh dimana tuh semua ?!"  Tunjuk Rosa kearah tempat di ujung TV yang kosong.

"Emang games lo lebih penting dari gue ?" Tanya Adam berhenti sejenak, ingin mendengar pendapat dari cewek yang cintai ini.

"Iyalah—"

"Kalau gitu, gue enggak bakal balikin aja," ucap Adam kesal, lalu bergegas menompang tubuh Rosa ke kursi makan, lalu menghiraukan tatapan tidak percaya darinya.

"Eloo! Balikin enggak sih ?!" Lotot Rosa marah.

"Urusan rumah tangga emang selalu ribet, Dam! Jadi, tolong maklumi Rosa," cetus Anas dengan pede.

"Rumah tangga ?" Rosa bergumam. Sejenak berpikir, lalu berkedip. "Ehh, Adam mau jadi pembantu Rosa, ma ?" Tanya Rosa, mengubah topik pembicaraan.

"Adam tuh suami kamu, Ros! Apaan kamu ngomong gitu ?!" Anas berceluh, dia sudah hampir tidak merasakan darah tinggi sejak munculnya Adam. Namun, Anas jadi mengerti hidupnuya juga sulit dulunya saat menghadapi anak sok polos seperti Rosa.

"Lah ? Yang Rosa butuhkan itu orang bisa ngurus hidup Rosa, bukan suami kok, ma. Bisa enggak sewa aja BTS ?" Rosa mengangkat salah satu alisnya.

Anas hanya bisa menarik napas. "Sabarkan lah anakmu ini, Tuhan!" Sambil mengelus dada, Anas hanya bisa tertawa pelan. "Ya, Tuhan! Saya sudah menyerahkan hidup anakmu ini pada suaminya, jadi tolong ampuni hambamu ini!" Tatapnya pada langit tanpa dosa.

"Kenapa, ma ?" Rosa menatap ke langit sambil tersenyum polos. "Mama lihat Tuhan ? Ehh, kalau enggak salah kalau udah liat Tuhan tuh, artinya—"

Adam bergegas menyumbat roti ke dalam mulut Rosa, lalu tersenyum tipis kearah Anas. "Jangan khawatir, tante!" Ucapnya tanpa dosa. "Anak tante pasti aman sama Adam."

Aman ? Rosa mengedip mata dengan lototan tajam. Rasanya dia baru saja mendengar suara Tuhan memanggilnya. Nak, menderita lah bersama cowok setia itu! Lalu Tuhan menghilang begitu saja, dan yang dilihat Rosa hanya wajah iblis dari bibir Adam menyeringai bangga.

Figuran RomanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang