Singkirkan Adam alah Rosa (2)

760 190 2
                                    

Singkirkan Adam alah Rosa (2)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Singkirkan Adam alah Rosa (2)

Rosa berpikir sejenak, menatap gelisah kearah papan tulis di saat pak Ansel menjelaskan. Jika ditanya mengapa, ia bukan gelisah karena pak Ansel akan mengadakan ulangan minggu depan atau tes di hari berikutnya. Tapi, yang dipikirkannya adalah cara cowok di sampingnya.

Mengingat kemarin satu gorengan saja, ia tidak dapat, sehingga ia benar-benar pantang menyerah. Berpikir kalau seandainya ia tidak membasmis seorang Adam, dia mungkin akan berakhir death.

"Jadi elo mau bikin apaan, Ros ? Mendingan elo baikan aja sama Adam deh. Siapa tau kan dia masih ngasih lo gorengan. Elo enggak perlu kali usir dia, kan dia juga baik sama lo—" bisik Malaikat di telinga Rosa, yang diselanya oleh Iblis.

"Aduh lo ngapain mikirin kata tuh anak, mending elo bunuh deh Adam. Kalau elo bunuh, kan Adam hilang. Tapi cara gampangnya sih, elo ancam dia dengan menondokkan pisau atau mengarahkan pisau tepat sasaran di kepalanya kek, itu baguskan!" Jelas Iblis terkekeh membuat Rosa balas tersenyum jahat.

"Jangan dengerin, Ros! Kan enggak mungkin sih Adam bakal nyerah—"

"Alah diam elo, Malaikat," potong Iblis. "Kita kan sama-sama penasehat—"

"Setan lo, Iblis!" Bentak Malaikat dengan kesal.

"Kan gue emang setan. Emang gue apaan ?"

"Elo pasti bakal terkutuk kalau ketemu Tuhan, ya—"

"Bukannya Tuhan juga ngasih gue sebagai penasehat karena itu tugas gue kayak lo ?"

"Ah, pokoknya elo sialan! Elo udah pengaruhi Rosa, shit!"

"Ada enggak sih Malaikat yang ngomong gitu ?"
Ucap Iblis pada dirinya sendiri.

"Elo pikir apaan ?" Kedua penasehat Rosa menghilang dari pikirannya secara tiba-tiba. Tanpa sengaja, Adam menyela dan membuat Rosa menoleh kesal.

"Elo penasaran," lirik Rosa tajam, seketika terkekeh tiba-tiba. "Gue bakal tunjukkan elo nanti."

"Emang apaan sih, bego—"

Rosa mengarahkan jari telunjuk di depan bibir Adam, mendekat untuk melihat wajah cowok itu. "Rahasia," bisiknya.

"Sabar, Dam!" Alita menyela, sementara Rosa sibuk memikirkan rencananya. "Ini udah masuk ke musim imajinasi liar seorang Rosa. K-Kalau aja—"

Alita menatap khawatir kearah Adam, menggeleng sejenak dan menghela napas. "Udah nasib sih, kasihan..."

Adam merasa firasatnya buruk ketika mendengar ucapan Alita. Menatap penasaran, Adam kemudian mengangkat salah satu alisnya, memandang kearah Rosa.

"Emang nih anak bakal buat apaan ? Hal yang gila—"

Figuran RomanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang