Saran
"Elo suka sama Rosa ?"
Adam, Michael, Juan dan Brayen, serta Afgar sedang berada dalam satu kelas. Semua mata tertuju hanya pada Adam ketika Afgar tanpa sengaja mengajukan pertanyaan.
Adam sejenak berpikir. Sayangnya, tidak sedikitpun terbayang di otak Adam jika dia menyukai Rosa. Memang benar, Rosa itu tetap saja cewek. Wajar saja seluruh temannya mengira ia suka Rosa. Walau begitu, Adam hanya menganggap Rosa punya sesuatu yang tidak dipunya cewek lain, yang membuat cewek itu spesial di matanya.
"Enggak, gue enggak suka Rosa," ujar Adam. "Gue cuma nganggap dia anak malas, doang. Yang gue pikir harus gue rawat."
Brayen hanya bisa membuang napas jengkel. "Ini sih, kayak pelihara hewan aja. Emang itu Rosa enggak apa-apa di bilang hewan—"
"Enggak masalah, yang penting gue dikasih kuota sama makanan," jawab Rosa polos, lalu tertidur di mejanya lagi.
"Oy!" Maria dengan heboh masuk ke dalam kelas, melirik sejenak. Ketika berhasil menemukan sasaran, Maria langsung menghampiri tempat Alita dan Rosa. "Ayo ke Kantin, gue borong!"
"Elo tumben banyak uang," puji Rosa, yang hanya ikut-ikutan bangkit.
"Biasanya, udah kayak bokek aja." Alita menyela sambil terkekeh.
Maria menyalin tangan kedua sahabatnya dengan ramah, lalu bergegas menunjukkan uang yang banyak di tangannya. "Bokap gue baru gajian soalnya."
"Kalau jadi bokapnya, gue nyesel ngasih anak kayak Maria," cibit Juan, tidak peduli. Namun, membuat Maria justru berhenti melangkah dan menoleh.
"Bukan urusan elo kali!" Ucapnya jengkel. "Emang ini uang orang tua elo ?! Gue juga belajar dua kali lipat demi uang!"
"Alah bawel lo," lirik Juan. "Palingan nyontek, kan."
"Elo kira gue cewek kayak apa, ha ?!" Tanya Maria marah. Merasa hatinya sangat sakit, terutama jika disinggung mengenai uang.
"Emang elo dapat uang ini darimana ?!" Tanya balik Juan. "Elo dapat dari orang tua kan ?!"
Bruk...
Pukulan kaki Rosa menghantam wajah Juan dengan kasar tanpa belas kasih dari wajah cewek itu. Tidak seperti cewek lain, Rosa tidak marah. Walau begitu, mendengar Juan, sudah membuat kakinya gatal. Tentu saja, jika tidak memukul wajahnya, cowok itu tidak akan diam.
"Auhhh shit!" Juan menjerit. Baru kali, ia merasakan pukulan yang menyakitkan. "Elo kasar banget Rosa! Kalau gue enggak laki-laki, gue udah KO—"
"E-Elo beneran udah sekelas sama Maria dari TK ?" Alita menatap tidak percaya. Alita pikir Juan mengenal Maria lebih baik dari dia atau Rosa. Nyatanya, cowok itu sama sekali tidak tahu apa yang dialami sahabatnya ini.
"Lapar!" Suara kasar yang berasal dari tenggorokan kering dipaksanya Rosa keluar.
"Udah ah, gue mau ke Kantin." Maria meninggalkan kelas, ia tidak melirik sama sekali kearah Juan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Figuran Romance
Teen Fiction[HARAP TIDAK COPYPASTE MAUPUN MENIRU KARYA INI. JIKA SAYA MENEMUKAN PENIRUAN, MAKA SAYA PASTIKAN AKAN MENUNTUT ANDA. TERIMA KASIH] Rosa Novita Ass sudah lelah menjadi figuran yang menganggu hubungan Anna dan Dean, hingga ia bertemu sebayangnya, Adam...