Perkelahian Tidak Jelas

1.2K 225 1
                                    

Perkelahian Tidak Jelas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Perkelahian Tidak Jelas

Ada dua sampai tiga cewek disana, yang menatap marah. Salah satunya, mungkin terlihat biasa saja. Tapi yang paling depan kelihatannya sangat kesal. Menghampiri tempat Rosa dan Adam, membuat yang lain, yang berada disana juga tersentak kaget.

"Jadi ini, ya," ujar Juan, menatap cewek yang mendekati Rosa. "Gerombolan pembully alias anak nakal ?!"

Alita melirik tajam, lalu menatap Afgar. "Beritahu temanmu yang tidak punya sopan santun, bahwa Rosa Novita Ass tidak pernah membully dan, tentunya, kau tahu semalas apa cewek ini kan!"

"Lagi pula, kenapa kalian mempertanyakan Rosa," Maria Calista, menyela. Salah seorang cewek yang mengenal Rosa lama, tempat Rosa menyontek tiap tugas yang ada. Dikatakan cewek pintar, tetapi galak. Namun, Rosa dan Alita masih saja berteman dengannya. "Apakah karena Rosa membully ratu kalian ?"

"Bolehkah saya bertanya. Terus bagaimana Rosa bisa dikatakan pembully—" Brayen sedang menulis perkataan Maria di dalam kertas. Maklum saja, setiap kali kemana-mana, ia harus membawa buku agar tidak ketinggalan informasi.

"Karena dia terlalu malas," ucap Maria, agak malu. Sebenarnya ia tidak ingin mengucapkan kejujuran, namun nyatanya, Rosa memanglah malas. Kalau saja, ia tidak malas, mungkin mereka sudah menyerang Anna. "Seandainya, Rosa tidak malas. Mungkin..., Si sok ratu itu bukan ratunya. Bahkan untuk cinta Dean, jika Rosa bener-bener mau buat orang jatuh cinta,
kemungkinan bisa aja terjadi—"

"Dari mana elo tahu ?!" Sambil mengangkat salah satu alisnya, Juan bertanya. "Kan ini soal cinta—"

"Elo ragukan anak cerdas, ya." Maria menatap kesal. Tentunya, ia sudah pernah menjadikan Rosa sebagai subjek penelitian. Di antara seluruh Kelas di Sekolah, hanya Rosa lah yang iya doang. Karena penelitian abal-abalan, Maria tahu kalau cewek dengan kandungan protein lebih banyak dari zat lain di tubuhnya, membuat cewek itu sebenarnya pintar tapi terkena efek, malas.

"Gue udah pernah melakukan penelitian dengan Rosa, makanya gue tahu—"

"Elo manfaatin Rosa!" Kini bukan suara teman Rosa, melainkan Adam. Sejujurnya, Adam sedikit jengkel dengan Rosa, namun ia tidak ingin cewek itu dimanfaatkan. "Elo! Lain kali gue yang mengawasi Rosa, jadi gue enggak bakal biarin lo sentuh dia lagi!"

"Emang elo sapanya Rosa ?!" Tanyanya Maria, jadi emosi.

"G-Gue titisan malaikat dari papa dan mamanya, yang akan menolong—"

Tak... Tak...Tak...

Sambil berdoa dalam hatinya, Rosa dengan wajah polos pergi menyebarkan air dan lengkuas di sekitar mejanya. Membuat orang di sekitar langsung menjauh.

"Elo buat apaan, Ros ?" Tanya Adam, bingung.

"Menyingkirkan hantu yang bersuara," ujar Rosa membuat sahabatnya, Maria ayok. Yang berada di sana juga sentak dibuat kaget oleh Rosa. Pasalnya, cewek itu terlalu... Aneh.

"Gue bukan hantu, ya!" Tegur Juan, marah.

Rosa menyebarkan air ke tempat Juan. "Hantu jahat, keluarlah dari tubuh cowok tak berdaya itu! Menjauhlah dari kelas, pergilah! Shuu.."

Michael mengangkat salah satu alisnya. "Elo beneran pembully ?"

Adam menghela napas, menatap Michael. "Elo masih aja bisa bilang dia pembully, setelah lihat tingkah lakunya," ujar Adam, geleng kepala.

"Elo dapat dari mana itu ?" Tanya Adam, menatap Rosa yang tidak berhenti menyeprotkan air kearahnya.

"Dapat dari dukun, katanya bisa ngutuk cowok tampan kayak elo buat jauhi gue," jawab Rosa santai sambil tersenyum tajam.

"Kalau gitu, hentikan aja," ujar Adam, menarik ember yang di dalamnya ada air dan lengkuas dari Rosa. "Karena gue emang tampan dari lahir, terus gue enggak akan menjauh."

"Gue masih punya jimat." Ucap Rosa, mengeluarkan jimat dengan tanda yang aneh berwarna hitam. "Ayo terkutuk lah, Adam. Jangan ganggu cewek seperti Rosa, yang tidak punya dosa di sepanjang hidupnya—"

"Enggak guna juga!" Decak Adam, mengambil jimat lagi dari tangan Rosa. "Soalnya, gue udah dikutuk juga."

"Sama siapa ?! Emang dukunnya kuat ?!"

"Sama gue sendiri!" Seru Adam, bergegas duduk di kursinya setelah membereskan keributan Rosa.

Seluruh temannya yang berada di sana, dibuat kaget oleh kelakuan Adam dan Rosa. Keduanya tidak lebih mirip dari kata 'Gila' ketimbang 'Aneh'. Bahkan untuk sahabat lelaki Adam, mereka hampir tidak percaya. Adam yang tidak bisa dikendalikan seolah sudah diperintah dengan tulus oleh cewek dengan nama Rosa.

"E-Elo pakai ramuan apa buat nih anak kayak gini ?!" Sontak dengan penasaran, Juan bertanya lagi.

"Elo punya rekomendasi, enggak ?" Tanya Rosa balik.

"Buat ?"

"Gue butuh ramuan yang bisa menjauh dari cowok ini," ujar Rosa, tidak bisa berkutip karena ditatapnya Adam dengan tajam. "Elo tahu hidup gue akan berakhir dengan duduk sama iblis neraka, katanya Tuhan ngirimkan gue sesuatu. Gue kira malaikat tapi nyatanya—"

"Bawel elo!" Adam menyela, lalu melirik Rosa yang hanya bisa terbaring lemas di meja. "Gue kan emang malaikat."

"Elo siksa apaan anak orang ?!" Dengan niat membunuh yang tinggi, Maria hampir ingin memusnahkan Adam. Kalau saja disana tidak ada Alita, mungkin tidak ada yang bisa menghentikannya.

"Jadi elo mau dibilang suruhan pembully ?" Tanya Michael, berwajah kesal. Pasalnya, Anna yang disukainya sekarang sedang difitnah. Tapi memang benar, rumor mengenai Rosa datang dari Anna, kemudian kelas ke kelas lain. Tapi Michael merasa ia masih belum bisa percaya.

Rosa melirik setengah wajahnya, menatap Michael dengan malas. "Gue enggak butuh suruhan. Gue mintanya bawa aja teman lo menjauh dari hidup gue, terus perintahkan dia jangan bawa sayur..., Terus jangan sita buku cinta gue. Hidup gue akan aman dari segala musibah, diberkati dengan Tuhan di langit—"

"Pokoknya, Rosa bukan pembully," sorotan mata Adam sontak membuat Michael tidak berkutip. "Mungkin aja, dia terlihat malas... Tapi dia bukan pembully! Dia hanya cewek bego dan aneh, yang mau saja dimanfaatkan orang."

Sejak itu, Brayen, sang ketua jurnalistik, sudah menyebarkan berita hangat di tengah Sekolah. Tentang Rosa dan Adam yang adalah pasangan aneh, atau perselisihan mengenai siapanya pembully. Namun, kenyataan semua orang di Kelas masih percaya bahwa berita itu hoax. Kemudian, Brayen dituntut atas penyalahgunaan nama baik oleh banyak orang terhadap Anna dan Dean. Pangkatnya diturunkan menjadi sekedar asisten jurnalistik.

Apakah ini takdir seorang jurnalistik yang salah berita ?! Tapi kan beritanya memang benar! Sialan! Jerit Brayen dalam hati.

Continue...

Figuran RomanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang