Tolakan

518 152 0
                                    

Tolakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tolakan

Dean mengerut kebingungan, tidak mengerti maksud dari Rika. Mengapa cewek itu tiba-tiba saja mengatakan dia tampan, terlebihnya dengan mata mengkilat ?

"Gue kan emang tampan," keluh Dean sembari melambai tangan kearah Rika yang tidak sadar. "Ehh, e-elo baik-baik aja, kan ?"

"Ha ?" Rika tercengang kaget.

"E-Elo baik-baik aja, ha ?!" Tanya Dean, menyorongkan es krim vanila kearah Rika. "Nih, ambil!" Serunya.

"I-Iya, S-Sa suka es krim v-vanila!" Ucap Rika gugup sendiri, ia merasa pipinya seakan tiba-tiba memerah.

"Bagus kalau gitu." Balas Dean basa-basi, lalu memberikan es krim lain kearah Rosa. "Nih—"

"Enggak perlu," tahan Adam, bergegas mengambil es krim dari Dean dan memberikan es krim lain yang baru saja dia beli kepada Rosa. "Elo ambil ini!"

Rosa memegang es krim dengan malas, lalu menghembus napas pelan. "Kalau aja es krim ditukar sama gorengan, kan lebih enak," tukasnya dengan lemah.

"T-Tapi gue beli tadi buat Ros—"

Adam sudah menjilat es krim yang diberikan Dean. Mau tidak mau, Dean hanya diam dengan wajah tidak suka.

"Shitt lo, setan!" Umpat Dean, menatap sinis Adam.

"Elo mau ngasih Rosa ?" Tanya Adam polos, lalu tersenyum kemenangan. "Rosa dan gue biasa aja bagi dua kok," ucapnya bangga.

"Jijik gue," tatap Dean suram kearah Adam.

"Gue lebih enggak suka pemberian lo yang enggak higienis," ucap Adam sinis.

"Ayo, masuk aja lah!" Ajak Rika langsung menarik Rosa yang polos kemana-mana. Rika mulai dari toko pakaian wanita di sekitar sana, ia sengaja singgah di tempat itu. Paling tidak, dia harus bersenang-senang.

"Gimana pendapat ko ?" Tunjuk Rika membuka gorden pakaian dan memakai pakaian Daster tua berwarna nilon. Sontak, membuat Dean geleng kepala dengan wajah tidak suka.

"Gaya elo norak banget, ya!" Cibir Dean tertawa melihat penampilan Rika, memegang perutnya yang sakit akibat tawaannya.

"K-Ko suka sekali hina sa, ya!" Ucap Rika malu, tidak terima. Ia memerah padam. Tapi, sialnya soal model, ia benar-benar tidak paham. "S-Sa tidak tau model," lanjut Rika memerah.

Dean berhenti tertawa, merasa kasihan dengan cewek berkulit hitam di hadapannya. Memang seorang Rika cantik, hanya saja penampilan cewek itu yang membuatnya terlihat buruk.

"I-Iya deh," ujar Dean, menyerah. "Gue bantuin lo kalau gitu."

"S-Sa cuma tidak tau—"

"Udah diam dulu!" Perintah Dean bergegas memilih baju dari satu rak ke rak lain, lalu mengambil beberapa assesoris ikat rambut dan menyerahkan pakaian itu kearah Rika. "Nih, pakai..."

Figuran RomanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang