Adam dan Rosa

1.2K 236 3
                                    

Adam dan Rosa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Adam dan Rosa

Adam dan Rosa berada antara dua masalah. Kedua papa mereka sibuk berkelahi, mempermasalahkan siapa yang lebih baik dari mereka. Mama mereka juga tidak ingin merela keduanya. Mungkin bagi Rosa tidak ada masalahnya, tapi Adam merasa terganggu.

"Gue bilangi anak gue lebih baik!"

"Anak gue dua kali lipat!"

"Papa... Dan, om Arif, tolong berhenti!" Potong Adam, emosi. "Bapak bukan anak-anak, yang masih bertengkar—"

"Anak-anak seperti kamu mana tahu apa-apa!" Tegur Akbar. Menoleh kearah Arif tajam. "Kalau enggak selesaikan, tidak akan jadi pemenang."

"Adam lain kali panggil papa bukan om," tegur Arif tidak melirik kearah Adam. "Karena cepat atau lambat, jodoh kamu udah ditentukan."

"Tunggu," adam menyela, melotot kearah dua orang di depannya. "Udah Adam bilang Adam enggak mau nikah! Kenapa kalian enggak dengar sih ?!"

Teriakan Adam bisa didengar oleh Ana dan Ara, yang sibuk bergosip. Sontak keduanya saling menatap keherangan sambil memegang teh di tangan mereka masing-masing. Papa keduanya berhenti bertengkar, menatap Adam bingung.

Adam cangung, menoleh cepat kearah Rosa. "E-Elo bilang mau ke mall, kan ?"

Rosa melirik sedikit, sibuk main games. "Malas."

"Bukannya teman lain udah nunggu ?" Tanya Adam.

Rosa menggeleng pelan, melirik kearah papanya. "Udah dibatalkan sama papa gue, katanya ada urusan keluarga, jadi besok—"

"Kita pergi ajalah sampai makan malam—"

"Mama juga sama mama Anas mau ke mall kok!" Tegur Ara dari arah samping Adam, membuat Adam terpaksa hanya mengangguk.

"Benar, kita mau pergi salon!" Seru Anas,
tidak sabar. "Aduh lama banget, kami enggak ke salon berdua!"

"Kalau papa dan om Arif, gimana ?" Tanya Adam, yang terpaksa harus melirik keduanya.

"Erm..., Papa kalau ke mall kayaknya beli peralatan elektronik deh," ujar Arif, yang justru mendahului Akbar.

Kesal karena didahului, Akbar menjelaskan detail barang yang akan ia beli ke anaknya. "Papa mau beli peralatan masak juga, katanya ada acara masak hari jumat..., Terus ponsel kamu enggak mau diganti ?"

Keterlaluan. Adam pikir papanya mungkin tidak pernah mengatakan itu sejak lima tahun lalu. Adam sudah meminta papanya menggantikan ponselnya. Tapi karena terlalu pelitnya, Adam terpaksa harus menabung sendiri. Tapi sekarang papanya justru bertanya tanpa masalah, luar biasa!

"Enggak perlu, pa," ujar Adam. "Anak papa ini bisa bikin celengan Ayam."

"Mama, ada yang mau Rosa tanyakan." Rosa berhenti bermain game. Ia dengan santainya, mengajukan pertanyaan. "Kenapa Adam sama Rosa enggak kenal, padahal mama bahkan papa begitu akrab dengan orang tuanya Adam ?"

Figuran RomanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang