Jebakan Sakit ?
Rosa mengerut kening heran. Cowok cerewet yang mengecohnya entah kenapa seketika hilang suara. Ia tidak mendengar panggilan, apalagi ocehan cowok itu.
Keherangan dengan hening, Rosa memutuskan menghampiri kamar Adam. Ketika tiba, ia melihat cowok itu sedang berada di balik selimut, menyembunyikan seluruh tubuhnya.
"E-Elo ?" Rosa berkerut. "Jangan-jangan lo habis masuk gitu, kan—"
"Enggak, bego!" Jerit Adam pelan, menghembus napasnya sejenak. "Gue demam, tau!"
Mendekat kearah tubuh cowok itu, Rosa menyentuh pelan dahi Adam. Memang benar cowok di hadapannya sangat panas.
"Elo mau enggak es krim ?" Rosa mengangkat salah satu alisnya. "Katanya sih, kalau dikompres es kurang mempan, harus dimakan dulu—"
"Ajaran orang gila, pastinya," sela Adam, membalikkan tubuhnya menghadap arah lain.
Sejenak melirik Rosa, Adam memberi perintah. "Keluar! Jangan dekat-dekat lo sama gue!"
"Lah gue kan mau lihat lo—" Tatap Rosa sedih.
"Enggak perlu!—"
"Lihat lo menderita, itu menyenangkan, Dam!" Seru Rosa, terkekeh pelan.
"Cewek gila emang!" Umpat Adam, menyandarkan tubuhnya lebih dalam dibalik selimut.
"Udah keluar sana!" Perintah Adam lagi.
"T-Tapi," Rosa menghela napas pelan, lalu merenung menatap cowok sakit yang sedang berbaring di ranjang. "Elo jadi kayak tidak berdaya, enggak seru!"
"Udah keluar aja!"
Mendengar perkataan Adam, Rosa keluar dari ruangan Adam. Cewek itu berlari kecil kearah kamar mandi, mengambil ember berisi air. Sempat terpeleset karena licin, Rosa berjuang mengambil es batu di kulkas dan kain bekas cucian mbak pembantu.
"O-Ok, Dam. Musuh elo mencoba membantu lo," ujar Rosa bersemangat, muncul di balik pintu. "Gue bakal jadi superhero lo hari ini!"
"Enggak perlu, tau!" Adam melotot tidak suka, hendak menarik cewek enggak guna di depannya keluar kamar. Sialnya, bergerak saja, ia tidak kuat. "UDAH KELUAR!"
"Enggak!" Tahan Rosa keras kepala, mengopres kain lap di dalam ember. "Gue terlanjur males!"
"Alasan lo!" Bentak Adam, menatap marah Rosa. "Udah, keluar aja! Kalau elo yang kena, lebih gawat, tau!—"
"Elo kan bisa rawat gue," cibit Rosa jengkel.
Tidak berdaya, Adam tidak melanjutkan kalimatnya. Ia tidak mungkin bisa menahan cewek di hadapannya dengan tubuh lemah.
"T-Tapi, jangan deket-deket," ujar Adam, menjauhkan tubuhnya dari arah Rosa. "Elo cuma bisa kompres—"
"I-iyaaa, gue enggak denger!" Sontak, Rosa menutup telinga tidak peduli, lalu mengompres dahi Adam dengan kesal. "Pokoknya, gue superhero disini! Elo pemeran figuran enggak usah ikut campur!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Figuran Romance
Teen Fiction[HARAP TIDAK COPYPASTE MAUPUN MENIRU KARYA INI. JIKA SAYA MENEMUKAN PENIRUAN, MAKA SAYA PASTIKAN AKAN MENUNTUT ANDA. TERIMA KASIH] Rosa Novita Ass sudah lelah menjadi figuran yang menganggu hubungan Anna dan Dean, hingga ia bertemu sebayangnya, Adam...