Serahkan Hidupnya
Afgar melirik cowok yang dimaksud Rosa. Tersentak pelan pada apa yang ia lihat. Cowok populer, jenius dan ketua basket sedang di depannya. Luar biasa! Ketika itu, Afgar langsung mengerut kening. Bergumam pelan pada batinnya. Lah cowok terkenal buat apaan datangi Rosa ?! Jangan-jangan—
Tersentak takut jika anak cewek tolol alias Rosa sudah melakukan kesalahan pada cowok populer, Afgar langsung bertanya dengan kaget.
"Elo lakuin apaan sama cowok itu sih, Rosa ?!"
"Lah... Bukannya dia hantu, ya ?" Tanya Rosa heran. Tidak mengerti apa yang Afgar katakan. Sontak Rosa memiringkan kepalanya pelan. "Elo juga bisa lihat hantu, ya, Af."
"Emang cowok itu siapa ?!" Potong Aleta yang panik melihat wajah cowok itu. Semakin mendekat, memang terlihat tampan. Sayangnya, wajahnya terlihat kesal dan marah. "Dia bikin apaan sama lo, Rosa ?!"
"Enggak tau juga—"
Adam sudah berada di depan meja Rosa, saling bertatapan dengan mata Rosa. Sementara itu, seluruh anak kelas sibuk memperhatikan kedua belah pihak. Terlebihnya, ada lelaki tampan yang datang dari kelas sebelah alias titisan malaikat ganteng.
"Ikut gue," kata Adam, mencoba menarik Rosa bangkit dan pergi. Sayangnya, Adam menyengir dahi bingung. Tidak seperti cewek biasanya, Rosa terlalu kuat untuk ia seret hanya dengan gengaman tangan.
"Lah elo jenis hantu baru, ya," celutuk Rosa, menahan tubuhnya dan mengerut dahi. "Tapi kok loh tampan, ya. Hantu juga bisa, ya menculik manusia."
Seketika wajah Adam merona malu. Ada banyak orang yang memperhatikan dan mendengar pembicaraan mereka, terlebihnya ia bahkan tidak bisa menyeret tubuh cewek ini. Mau tidak mau, Adam perlu melawan gagasan konyol dari cewek di hadapannya.
"Gue Human, nyonya Rosa Novita Ass. Elo masa enggak kenal gue sih." Ucap Adam kesal, menghembus napas sejenak. "Dengar, ya! Gue, Adam Clakson Rey. Terkenal, pintar dan ketua basket. Harusnya, elo kenal—"
"Lepas." Rosa menarik tangannya. Dalam sedetik, tangannya terhempas dari gengaman Adam. Sebenarnya, Rosa tidak peduli apa yang dikatakan Adam mengenai dirinya, lagian tidak mengenal cowok itu. Tapi, yang jadi masalah, Rosa tidak senang jika ada orang menyentuhnya.
"Ikut gue!"
"Enggak mau, males ah..."
"Ayo ikut gue," ujar Adam, mencoba menarik Rosa lagi. Sayangnya, tubuh kuat cewek itu menghindari gengamannya, lalu justru menyulurkan lidah kearahnya.
"Elo coba aja kalau bisa toh!" Seru Rosa, bersembunyi di balik tubuh Alita dan Afgar. Sementara itu, Adam yang tidak sengaja menemukan adanya Afgar, langsung curhat disana.
"Elo lakuin apaan disini, Afgar ?" Tanya Adam, melirik Afgar.
"Gue ngejar Alita—"
"Loh sayang banget, ya." Oceh Rosa, menyela. "Alita enggak suka Afgar sih."
Benar, salah satu dari kelebihan Rosa Novita Ass, adalah menyinggung. Ia senang sekali singgung apapun, sehingga membuat orang marah. Namun, Afgar yang sudah biasa hanya menghiraukan.
"Lah gitulah, tapi pokoknya gue disini demi dapatkan calon istri gue—"
"Gue aja enggak pacaran sama elo," potong Alita, menjauh sedikit dari tempat Afgar dan duduk bersama Rosa. "Gue enggak sudi banget sama lo!"
"Elo sendiri sedang apa disini ?" Tanya Afgar balik, mencurigai ada sesuatu antara Adam dan Rosa. Pasalnya, temannya ini, Adam tidak mungkin datang ke tempat seseorang tanpa alasan. Apalagi, ini cewek, terlebihnya cewek enggak punya moral dan populitasnya sebagai pembully.
"Rosa Novita Ass, gue mau dia jadi populer," ujsr Adam, terdengar enggak sudi dan terpaksa. Sedangkan, Afgar yang mendengar sontak kaget dan tertawa keras.
"E-Elo bercanda, ha?!" Afgar melirik pelan kearah Rosa, lalu menatap Adam lagi. "Tapi dia kan Rosa! Cewek enggak punya moral. Pembully. Setengah gila. Agak aneh—"
"Justru karena dia, Rosa Novita Ass, yang bisa saja melakukan hal mustahil—"
"Misalnya apaan ?" Afgar menyela.
"Selamatkan gue," tebak Adam. "Mungkin dia nyelamatin Alita juga... Elo juga enggak mungkin bisa dekat sama Alita kalau enggak ada Rosa kan." Adam mengangkat setengah alisnya, membuat Afgar mengangguk.
"Jadi elo bakal buat apaan ?" Tanya Afgar lagi.
"Gue mulai besok ada disini juga—"
"Disini ?!" Alita menekan kalimat Adam, lalu mengerut kening tidak senang. "Elo enggak mungkin kan mau atur Rosa ? Tapi jika itu benar, gue enggak setuju. Mau jadi apa Rosa kalau elo atur dia ?! Rosa, ya Rosa! Jangan ubah dia dong!"
"Gue mau dia berubah. Elo emang mau lihat dia terbully ?!" Tanya Adam, beradu argumen dengan Alita. Tentu saja, jika ia tidak bisa menangkan sama saja membiarkan Rosa jadi cewek sembrono.
"Coba dengar,"
Rosa sok banget lah, mentang aja Adam datang ke tempatnya. Lagian, buat apa sih dia sama Adam... Kan bagusnya Anna aja sama Adam. Lebih cocok!
Gue benci banget sih sama Rosa, dia sok tau! Sebel gue kalau lihat mukanya, sok polos lah! Pencari perhatian banget! Benci gue!
Rosa itu mukanya doang kelihatan baik, ehh dalamnya meningkung pacarlah! Dia jahatin Anna, membully lah! Kan kejam, mana ada yang mau kalau orangnya gitu ?!
Alita diam, ia tidak bisa berkoceh apapun. Apa yang Adam katakan memang benar, Rosa memang tidak peduli dengan populitas. Tapi, ia sebagai teman, jelas khawatir pada cewek itu. Terlebihnya, cewek itu bisa saja kapan-kapan terbully karena anak lain yang menganggapnya enggak pedulian.
"Gue ngalah, asal elo bisa jaga dia," ujar Alita.
Sementara itu, Rosa yang dibicarakan terlihat tidak begitu peduli. Ia hanya terus terkekeh sambil membaca buku 18+.
"Lo!" Panggil Adam.
Rosa menoleh dengan sorotan biasa saja. "Gue enggak butuh pengawasan elo, sana! Shuu... Pergi jauh-jauh dari gue!"
"Kalau gitu, tunggu aja besok, Rosa Novita Ass," ujar Adam, lalu bergegas pergi. "Elo bakal nyesel udah lawan omongan gue." Ia lalu menghilang dibalik pintu kelas.
Rosa hanya bisa menghela napas. "Jangan datang, males gue lihat orang terkenal disini!" Sambil membuang garam, yang entah darimana Rosa dapat, ia geleng kepala.
Continue...
KAMU SEDANG MEMBACA
Figuran Romance
Teen Fiction[HARAP TIDAK COPYPASTE MAUPUN MENIRU KARYA INI. JIKA SAYA MENEMUKAN PENIRUAN, MAKA SAYA PASTIKAN AKAN MENUNTUT ANDA. TERIMA KASIH] Rosa Novita Ass sudah lelah menjadi figuran yang menganggu hubungan Anna dan Dean, hingga ia bertemu sebayangnya, Adam...