Teman Bodoh!

1.2K 227 2
                                    

Teman Bodoh!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Teman Bodoh!

Rosa dan Adam hari ini datang bersamaan ke Sekolah. Sekali lagi, keduanya mengguncang semua orang, ada banyak orang yang bertanya. Apa hubungan keduanya ? Seperti biasanya, Rosa tidak peduli apa yang akan orang katakan mengenai dia, asalkan ia datang bersenang-senang, sudah cukup. Namun, Adam berpendapat berbeda. Ia harus bersembunyi, mencoba berjalan menjauh dari Rosa.

"Elo penyusup, ya ?" Rosa menoleh kearah Adam, yang terus menjauh dan tetap berada di sampingnya. "Mata-mata, ya ?! Kemarin gue nonton film detective Conan, terus dia ditangkap...bla-bla-bla, di kejar sama pembunuh—"

Adam menghela napas, akhirnya dia menyerah. Lagi pula, ia memang sudah tidak punya harga diri lagi, terutama di hadapan Rosa. Pasalnya, cewek itu memang sudah gila, mengingat pengalaman buruk yang ia harus alami tadi pagi.

"Adam, tolong panggil Rosa di kamarnya!" Perintah Anas, yang sedang menyiapkan makan di meja makan, menunggu keduanya keluar dari kamar masing-masing.

Sementara itu, Rosa sudah siap. Ia berpakaian rapi. Ngomong-ngomong, satu hal lagi yang dilupakan mamanya Rosa bahwa Rosa sangat bersemangat tiap pagi. Rosa yang mendengar justru yang datang ke kamar Adam.

Tanpa mengetuk, atau pun basa-basi, Rosa langsung membuka pintu. Sementara itu, Adam masih berpakaian, untungnya ia sudah memakai celana panjang. Hanya tubuhnya yang berotot, yang dilihat Rosa. Tapi kenyataan Rosa memang ingin melihat itu dan, akhirnya ia menemukan six pack bagus.

"Six pack loh bagus banget!" Seru Rosa.

Adam menoleh, ia tidak sadar pintunya sudah diterobos oleh cewek di hadapannya. Benar-benar tidak tahu malu. Menatap marah, Adam melempar bantal dari ranjang.

"Tutup mata elo, mesum!" Teriak Adam, menyembunyikan tubuhnya. "Cewek sialan, lo! Mana ada cewek lihat cowok dengan mempesona gitu ?! Elo mau minus, ha ?!"

"Gue kan cuma lihat." Balas Rosa, sebal. Ia mungkin bisa melihat six pack lebih lama jika saja, ia tidak mengatakan sesuatu. "By the way, gue jujur pujinya..., Elo kayak artis luar negeri gitu loh—"

"Sialan, keluar!" Decak Adam, yang langsung menutup pintu. Wajahnya merah padam. Barukali ini, ia bertemu cewek segila itu. Bersandar di belakang pintu, Adam merasa dirinya sudah hilang harga diri. Di depan cewek seperti Rosa, Adam tidak ada apa-apanya.

"Sialan elo, Rosa Novita Ass!" Teriak Adam.

Hampir semua orang di rumah mendengar teriakan Adam, termasuk Anas. Hanya ada tawaan yang berasal darinya, tahu sifat anaknya memang menjengkelkan. Rosa hanya bisa tersenyum sinis.

"By the way, six pack lo—"

"Elo kalau ngomong gitu lagi, gue sita buku elo semua yang di rumah!" Ujar Adam, kesal.

"Kenapa harus buku gue sih ?!" Oceh Rosa, jadi sebal. Padahal tadi ia hanya ingin memberi pujian, lagi pula tubuh cowok di samping memang bagus.

"Kita enggak makan sayur kan sebentar ?" Tanya Rosa.

"Mama elo bawain yang lain, katanya sih daging!" Jawab Adam.

"By the way, lo enggak punya teman ?" Dengan wajah datar, Rosa bertanya.

Adam hanya bisa geleng kepala. Maklum, Rosa tidak pernah keluar kelas, kecuali ke kantin. Tentu saja, cewek itu tidak mengenal siapa dia di lapangan.

"Banyak." Balas Adam.

"Lah kenapa ngikuti gue kalau punya banyak ?!" Rosa mencelah. "Kalau gue sih, mending main aja, kan banyak teman... Barangkali mereka nunggu loh."

"Gue main basket cuma hari Sabtu doang—"

"Lah kan hari ini sabtu—"

"Mama gue suruh cepat pulang. Kalau gue enggak pulang, harta karun gue nanti hilang semua,"

"Cih..., Alasan lo banyak banget." Decak Rosa kesal. "Nanti ajak juga gue ke tim basket—"

"Terus elo mau cuci mata, lihat six pack!" Tebak Adam, jadi kesal. Bagaimana, tidak ? Jika cewek itu betulan hanya cuci mata dan temannya mendapati Rosa, ia mungkin akan berakhir dengan harus menjawab pertanyaan.

Keduanya masuk di kelas. Namun sialnya, Adam merasa ia sudah terlambat jika ingin menyembunyikan Rosa. Ada gerombongan cowok terkenal dari ribuan kelas justru datang satu-persatu ke kelas Adam. Hampir semua cewek hampir pingsan dan mengeluarkan darah dari hidung mereka. Di antara gerombongan itu, mereka mendengar rumor seorang Adam.

"Adam," panggil Michael, sahabat Adam yang paling dekat.

Juan, tukang menggerutu juga disana. Musuh ada yang paling tidak mau kalah, namun sontak kaget melihat adanya Adam bersama Rosa.

"Ini betulan ?!"

"Lah bukannya itu Rosa, si pembully ?" Brayen, tukang kepo dari kelas setengah jurnalistik, segera mendatangi Rosa. Bertanya beberapa pertanyaan, sampai membuat Rosa muak dengan cowok itu.

Terakhir, Afgar, cowok maniak playboy sebenarnya. Namun, katanya sudah di sucikan oleh Alita, sehingga ia tidak lagi berbuat semena-menah.

Adam hanya bisa menutup matanya pasrah. Temannya sudah disini, sudah harusnya dia memberikan penjelasan tentang rumor dan hubungan dia dan Rosa. Ketika itu, Adam tanpa sengaja melirik Rosa, cewek itu terlihat tidak senang dikerumuni banyak orang.

"Elo bertemu sama pembully, Adam ?—"

"Rosa bukan pembully, Brayen," Afgar menyela, ia duduk di bangku kursinya dan menatap malas kearah teman-temannya, yang entah baru dengar rumor. "Kalau lo tahu jalan pikiran cewek malas ini, elo mungkin bakal terkejut. Cara cewek itu jadi pembully gimana sih ?!"

Juan yang penasaran, menyentuh pelan pipi Rosa yang gembul. "Elo beneran pembully yang menghancurkan hidup orang, terus buat 500 cewek di Sekolah ini tunduk."

Rosa yang malas cuma bisa terbaring di meja, mengangguk pelan. "Hn—"

"Aish, bego banget nih anak, ya!" Tegur Adam, menatap marah ketika mendengar jawaban Rosa. Mau saja cewek itu dianggap penjahat sama semua orang, padahal hanya karena malas.

"Jangan tanya nih cewek, Juan. Soalnya, Rosa, pemalas setengah bego pastinya hanya akan jawab 'Hn'," Afgar menyela, membantu Adam menjelaskan keadaan Rosa.

"Kalian kok tau ?" Tanya Michael, bingung. Tidak heran jika ia sedikit terkejut. Benar, ia sudah pernah menemui ribuan pembully, tapi tidak ada yang sama dengan Rosa, yang hanya bertingkah malas.

"Pacar Afgar, maksudku belum sih..., Tapi Alita kan cewek yang disukai Afgar terus dia teman baik Rosa. Makanya, Afgar tahu," ujar Adam, menatap khawatir kearah Rosa. Sebenarnya sedikit bingung kenapa cewek itu sudah termenung, padahal waktu belum jam 12.

"Lo disana ?! Kok menyerang anak orang sih!"

Continue...

Figuran RomanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang