Perang Ibu-Ibu, Terbaik!

661 173 7
                                    

Perang Ibu-Ibu, Terbaik!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Perang Ibu-Ibu, Terbaik!

Rosa percaya satu hal, kekuatan ibu-ibu yang punya anak lebih kuat dari sekedar baja. Demi membuat pengakuan keluar, ia bahkan disuap. Tidak masalah, Rosa pikir ia hanya perlu tahu satu kalimat. Setia sama mama Adam, akan membawa hasil memuaskan! Tante baik dan cantik, yang terhormat, puji Rosa dalam hati.

Melihat sahabatnya belum kembali, Anas mengerut kening. Sepertinya ada sesuatu yang menarik akan terjadi. Dengan percaya diri, Anas melewati kerumunan orang. Para orang itu minggir dan memberi jalan untuk seorang Anas.

"Ara kok lama banget sih—" Anas diam, ia paham keadaan. Wajah tajam yang tidak suka dari Ara, Anas jadi ingat dengan masa lalu. Ia dibully dulunya dan diselamatkan oleh Ara. Jadi apa yang membuat sahabatnya setidak suka ini ?

Melihat lawan tatap Ara, Anas jadi tahu siapa pelaku ini. Memang benar, ia sejak awal tidak suka dengan sosok keponakannya, Mila. Bahkan mama Mila yang menyebalkan minta ampun!

"Ada masalah, Ara ?" Anas mengangkat salah satu alisnya.

"Anak kamu dikuncikan di kamar mandi sama Rika dulu, terus Rosa bahkan enggak mau ngomong. Nih keponakan kamu juga berwajah manis untuk mencuri perhatikan menantumu, Anas," jelas Ara, menengok Mila.

Anas sontak melirik tajam kearah Mila. Ia bahkan tidak tahu anaknya diperlakukan seperti ini, padahal ia selalu baik dengan Mila. Kemarahan Anas memanas. Siapa coba yang ingin anaknya disiksa, terlebihnya... Tanpa balas dendam ? Jangan bercanda, ini Anas, ibu rempong dari Thailand!

"Kamu tahu kan, nak ?—"

"Tahu apa tante ?" Lirik Mila tidak suka, mulai kehilangan sopan santunnya.

"Kamu tahu kalau ahjumma yang punya anak dibully, kamu tahu apa yang akan dia lakukan ?" Tanya Anas, tersenyum sinis.

"Kenapa saya harus tahu, tante ?" Mila mendengus napas kesal. "Kan anak tante yang menghalangi jalan saya. Sejak awal, saya lebih cocok sama Adam—"

"Gue ? Sayang banget, gue lebih suka Rosa. Cewek itu terlalu menarik," potong Adam kesal.

"Pujian loh berlebihan, elo kayak memuji dengan tulus aja," sindir Rosa. Entah rasanya, ia sakit telinga mendengar ucapan manis mulut Adam.

"Emang kenapa ?" Balas Adam. "Ini kan mulut gue—"

"Iyeee, tapi gue mau togean dengar loh ngomong! Ah, elo fans gue, dam ?" Ucap Rosa terkejut.

"Enggak bakal!" Ocehan Adam. "Mana ada yang mau sama lo ?! Elo kan cuma taunya makan, hp dan rebahan. Gimana elo bisa punya fans ?"

"Elo!"

"Gue tolongi lo doang—"

"Yaudah, jadi fans gue kan juga tolong."

"Enggak mau!"

Figuran RomanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang