Pertemuan Konyol
Rosa seperti biasanya, menyukai berada di Kantin. Selain itu, maka tidak ada gunanya Rosa pergi ke Sekolah. Memang benar, itu hanya salah satu pendapat Rosa saja. Namun, selagi ia makan dengan tenang. Sepertinya, sekarang ia bahkan punya musuh tidak terlihat, yang terus saja mematainya.
Sadar kalau ada orang yang mematainya, Rosa menghela napas. Namun, ia hanya berlagak bodoh dan tidak peduli. Tidak ada gunanya juga, pikir Rosa dengan malas, mencium bau semangku bakso yang mendatangi mejanya.
Memakai kecap, lombok dan segala bahan di meja, Rosa mencampurkan baksonya. Menghirup kuah bakso dan mengunyahnya sambil memperhatikan gerak gerik orang yang mematainya. Apa seorang pangeran harus memperhatikan seorang Rosa ? Tanya Rosa pada dirinya sendiri.
"Mematai cewek antagonis itu buruk, soalnya protagonis yang harusnya elo jaga." Tegur Rosa dengan malas, menatap Dean.
"Elo ngomong sama gue, sialan ?" Dean mengangkat salah satu alisnya.
"Merasa banget." Balas Rosa, mengunyah baksonya lagi. "Tapi kalau elo merasa, gue pikir elo tau malu juga ternyata."
Dean hanya membalas Rosa dengan sinis. Duduk di meja cewek itu dengan kesal, membuat anak kelas sontak memperhatikan keduanya. Marah kalau saja Rosa menggoda Dean, tetapi senang memperhatikan Dean.
"Punya urusan apa disini ?" Tanya Rosa malas, menegukkan air sambil melirik Dean datar.
"Jangan ganggu Anna." Ucap Dean santai, mengingat bertapa sedihnya ia melihat wajah Anna waktu itu. "Dia enggak buat apa-apa sama elo, lo enggak perlu siksa dia."
Melirik ke bawah sambil berpikir, Rosa menatap Dean dengan tidak terbacakan oleh cowok itu. "Elo, Dean Fransios." Ucap Rosa, menghela napas pelan. "Pernah lihat gue, Rosa Novita Ass membully dengan mata elo ?"
"Elo jangan mengelak deh!" Bentak Dean, yang mulai naik emosi. Menatap marah kearah Rosa, yang sepertinya ingin mengumpat kasar cewek itu.
"Elo suka gue, kan. Tapi tolong tau diri dikit, elo udah jelek gitu. Kok percaya banget, udah bully anak orang, masih aja-"
Brussh... Bruk...
Rosa tahu cowok seperti Dean itu tidak akan berhenti bicara omong kosong. Benar, mereka hanya cowok yang bisa bertindak seenak jidat seolah pacar mereka tidaklah bersalah. Dan, seorang antagonis yang menyerang adalah pembunuhan. Benar, Rosa, seorang antagonis. Oleh sebab itu...,
"Harusnya elo tau diri jadi protagonis, sialan!" Teriak Rosa, melotot kesal. "Gue antagonis buruk, itu sebutan jelek... Tapi elo dua kali lebih menjijikkan, mengatai gue dengan mulut busuk elo!"
Dean disiramnya Rosa dengan air gelas di tangan cewek itu. Kemudian pukulan melayang dari kaki Rosa dengan kasar. Pantas sekali ia melakukannya. Benar, penindasan kembali. Apa yang Adam katakan sepertinya benar, Rosa pikir ia juga harus melakukan sekali-kali balas dendam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Figuran Romance
Teen Fiction[HARAP TIDAK COPYPASTE MAUPUN MENIRU KARYA INI. JIKA SAYA MENEMUKAN PENIRUAN, MAKA SAYA PASTIKAN AKAN MENUNTUT ANDA. TERIMA KASIH] Rosa Novita Ass sudah lelah menjadi figuran yang menganggu hubungan Anna dan Dean, hingga ia bertemu sebayangnya, Adam...