Ribut Malas

1K 207 1
                                    

Ribut Malas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ribut Malas

"Maafkan gue soal tadi." Ucap Juan, menatap kearah Maria dengan gelisah. Berharap kalau cewek itu akan memaafkan apa yang ia perbuat.

"Tidak perlu." Balas Maria, terkekeh. "Elo traktir gue aja sebagai gantinya, gimana ?"

"Elo kalau makan nomor satu, ya!" Juan geleng kepala dengan kesal, namun perasaannya mulai menenang.

"Kan elo yang salah emang tadi!" Seru Maria.

"Yaudah, ayo." Juan menarik pelan lengan baju Maria, menyeret cewek itu segera ke Kantin. "Gue enggak suka utang budi terlalu lama."

"Elo enggak nyesel cuma minta makanan ?" Tanya Juan sepanjang perjalanan menuju Kantin, menolehkan tatapannya kearah Maria dengan datar.

Tertawa pelan, Maria memukul pundak Juan kasar. "Gue kan pernah kasih jatuh elo saat TK," ujarnya. "Saat elo jatuh, elo bilang kasih aja lolipop gue, jadi gue juga balas minta, kan."

Juan merona malu, ia ingat bertapa bodohnya meminta hal itu. Mau bagaimana lagi, Juan mengerti anak se-kecilnya dulu memang tertarik dengan lolipop, jadi wajar aja.

"Mana ada ?!" Tanya Juan kesal. "Elo lupa kali. Masa gue minta lolipop ?! Konyol banget, kan ?"

Sejenak Maria mencoba mengingat, lalu berkata pada dirinya sendiri. "Tapi yang kuingat emang elo kok."

"Enggak usah diingat!"

"Kenapa ?"

"Enggak penting soalnya." Balas Juan. "Yang penting, gue balas budi."

***


"Bangun!"

Rosa terbaring lemah di atas tahtanya alias meja, memandang jendela yang mulai mendung. Angin menyejukkan tubuhnya, membuat Rosa menutup perlahan-lahan matanya. Benar, sudah waktunya musim hujan, namun bagi Rosa sama saja sudah waktunya musim tidur.

"Pemalas, bangun!" Panggil Adam, melirik Rosa dengan kesal.

Tidak ada tanggapan dari Rosa.

"Elo bangun atau gue siram sama air ?!" Ancam Adam.

Rosa tidak menjawab lagi. Cewek itu sibuk meratapi cuaca yang mulai gelap. Sembari angin berterbangan dimana-mana, rambut miliknya dibiarkannya terbang begitu saja.

"Mode hemat daya!"

Rosa sudah berada di dalam mimpi, ia tertidur. Adam mau tidak mau mengizinkan cewek itu tidur. Memang benar, Adam pikir kalimat Rosa tadi lucu. Hampir orang di sekitar mereka tertawa sebelum sadar bahwa Rosa sudah tertidur.

"Udah musim tidur, ya." Ucap Alita, melirik kearah langit yang mulai menurunkan hujan. "Ramalan cuaca Rosa benar lagi, ya."

"Emang ini anak bisa ramal apaa ?!" Tanya Adam kesal, menatap Rosa.

Figuran RomanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang