Mahesa dan Reno terheran-heran melihat Chandra yang kelihatannya begitu bahagia. Padahal tadi saat pulang ke rumah, wajahnya masih masam, tapi sekarang tidak lagi. Mereka berdua kan jadi takut, bagaimana kalau temannya itu kesurupan setan yang ada di kompleks EXOplanet? Kan tidak lucu.
Karena mulut yang sudah gatal ingin komentar, Reno menyenggol tangan Mahesa untuk menarik perhatiannya, namun lagi-lagi kesialan terjadi pada cowok itu. Semangka yang baru dimakan sedikit olehnya harus jatuh mengenaskan di jalanan.
"Ajg Reno!"
Reno menyengir sampai-sampai matanya tenggelam. "Sorry, Bang. Ntar gue traktir marimas semangka, janji."
Wajah Mahesa yang tadinya sudah kusut tidak karuan, kini mulai sumringah kembali, "Oke." Semudah itu membujuk Mahesa. Asal ada kata semangka, maka cowok itu akan langsung luluh begitu saja.
"Temen lo ngapa dah, Bang?" pertanyaan yang sedari tadi Reno pendam, akhirnya keluar juga.
"Udah gak waras kali." Mahesa menjawab pelan, kaya berbisik, namun tetap bisa Chandra dengar.
"Gue masih waras ya setan!"
Dua cowok yang lebih jangkung dari pada Chandra itu menyamakan langkahnya dengan tunggalnya Daddy Jony.
"Ya lo nyeremin kalo udah senyum gak jelas kek gini."
Tanpa belas kasihan, bibir Reno menjadi korban penganiayaan tangan Chandra. Iya, Reno baru saja di tabok.
"Jaga tuh bibir!"
Dikarenakan Tri Reno saputra adalah orang sabar, maka cowok itu tidak berniat membalas perbuatan Chandra padanya. Jika hati bisa bicara, mungkin hati Reno sudah berkata, "Biar Allah yang ngebalesnya."
Rasa-rasanya, bulu kuduk Mahesa berdiri saking takutnya. Cowok itu masih penasaran dengan perubahan sikap temannya itu.
Dengan sombongnya, Chandra merogoh saku celananya. Memgambil satu lembar uang merah di sana, lantas mengipasi di depan wajahnya sendiri.
"Nyolong dari mana lo?"
Baru saja Chandra akan kembali mendaratkan tangannya pada bibir Reno jika saja cowok itu ngga lebih dulu bersembunyi di belakang tubuh Mahesa.
"Udah gue bilang, jaga tuh bibir."
"Gak heran sih. Gue aja curiga kalo lo abis ngerampok rumahnya om Agung."
Chandra sabar. Beruntung Mahesa lebih tua darinya. Kalau ngga begitu, mungkin cowok itu juga sudah menjadi korban penganiayaan olehnya.
"Sesungguhnya, mencuri itu adalah perbuatan hina yang mendatangkan dosa, wahai saudaraku."
Mahesa dan Reno saling lirik. Keduanya sontak memegang leher belakangnya yang tiba-tiba berdesir. Takut rasanya mendengar Chandra bicara benar seperti tadi.
"Terus, tuh duit dari mana?"
Sebelum menjawab, Chandra menyisir rambutnya ke belakang. "Hasil dari ngadalin bro Jon, lah."
Kini, Mahesa amat yakin kalau Chandra sudah tidak waras. Buktinya saja cowok itu malah kesenangan karena telah menipu Daddy. Jika saja itu orang lain, pasti sudah merasa bersalah, tapi Chandra malah sebaliknya.
"Emang gak waras, Bang."
Karena suasana hati Chandra yang masih begitu baik, jadi kali ini Reno dibiarkan lepas tanpa penganiayaan.
"Lama!"
Baru saja datang di pos ronda, Rendra sudah mengomeli mereka. Anak tunggal Ayah Erwin itu memasang tampang galak yang jatuhnya malah terlihat lucu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Single Parent [Nct Lokal]✓
Teen FictionMenjadi single parent? Ngga susah kalau anak yang diasuh kaya Dejan, Reno, Satya sama Jani yang baik, adem ayem dan penurut. Tapi, gimana kalau anaknya kaya Lucky yang rusuh, Mahesa yang panikan, Hendra yang random, Rendra yang emosian, Haikal yang...