One Day, Papi-Hendra, Yoga

2.2K 413 22
                                    

"Udah ambil cuti kan, buat besok?"

Acungan kedua ibu jari menjadi jawaban yang Papi berikan pada Mami yang saat itu tengah berjalan membawa keranjang cucian menuju kamar mandi.

"Awas aja kalo ada halangan kaya dulu lagi!"

Papi meringis pelan saat ingat pada kejadian tempo lalu. Jadi, beberapa bulan lalu, ada hajatan yang diadakan oleh kang Daniel untuk memeriahkan anaknya yang baru saja di sunat. Papi rencananya akan datang bersama Mami dan anak-anak. Papi juga sudah mengajukan cuti pada atasannya. Tapi naas, saat hari H, pagi-pagi sekali papi di telpon oleh oleh atasannya yang mengatakan jika teman kerjanya juga mengambil cuti lantaran diare.

Atasan Papi menyuruhnya untuk tetap berangkat bekerja menggantikan temannya, tapi Papi tetap menolak hingga akhirnya bosnya itu mengembel-embeli Papi dengan kenaikan gaji bulanan yang tentu saja membuat papi tidak bisa menolak dan berakhir tidak jadi datang ke acara hajatan Kang Daniel.

"Iya Mi, maaf," mulutnya memang mengucapkan kata maaf, tapi raut wajahnya tidak menunjukan perasaan bersalah sama sekali.

"Mang kapan kondangannya, sih?"

Mami mengelus dadanya. Padahal tadi pagi dirinya sudah bilang jika kondangannya itu lusa, tapi kenapa Papi jadi budek begini?

"LUSA! Kalo besok mah dateng ke sekolah buat ambil rapot!"

Papi tersedak dan langsung saja berlari ke dapur untuk mengambil minum.

"Mami aja deh yang ke sekolah, Papi males."

"Kita berdua, Tara. Lo gak inget kalo punya anak dua?"

Papi cengengesan.

Saat tenggorokannya sudah lega, beliau kembali ke ruang tengah untuk menonton acara gosip kesukaannya di tv.

"Kerjaannya nonton berita artis malu! Sekali-kali main sama tetangga sana!"

"Kok ngusir?"

"Bodo amat njir!"

Kali ini, giliran Papi yang mengelus dadanya. Kadang, Papi berfikir, kenapa bisa-bisanya dia suka pada Mami yang galak seperti ini? Ah, tapi Papi rasa, dulu Mami tidak segalak ini. Kegalakannya baru muncul saat mereka sudah menikah.

"Ini lagi malah ngelamun! Tv kalo gak di tonton jangan di idupin, ntar bayar listriknya mahal!"

"Mih, Papi mau main aja deh. Sumpek lama-lama di rumah denger Mami teriak-teriak mulu."

"TARA!!"

Papi berlari ke luar rumah. Bukannya takut, beliau malah tertawa terbahak sebab berhasil membuat Mami marah.


***


Keadaan sekolah ramai sekali lantaran wali murid dari kelas satu sampai tiga datang ke sekolah untuk mengambil rapot anaknya, termasuk Mami dan Papi tentunya.

Mami melihat jika Mami nya Satya, Mommy Chandra, Mama Nathan, Mamaski Dejan, Mama Lucky, dan Mommy Reno sedang berkumpul di depan kelas satu. Lalu, tidak jauh dari mereka, ada Bubu Mahesa dan Ayah Rendra yang sedang mengobrol sembari duduk.

Mami berniat menghampiri. Dia sudah meraih-raih tangan Papi untuk diajak berkumpul di sana, tapi anehnya, tidak ada seinci pun dari tubuh Papi yang berhasil dirabanya. Sampai akhirnya Mami menoleh ke belakang dan tidak menemukan Papi di sana.

Single Parent [Nct Lokal]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang