Sasha

1.9K 295 37
                                    

"Ren! Beliin terasi ke warung tante Joya!"

Reno misuh-misuh. Sedang enak tidur siang, eh suara menggelegar Daddy malah mengganggu. Ditambah suruh membelikan terasi, lagi. Sangat tidak elit sekali. Masa cowok tampan sepertinya membali benda seperti itu, sih. Nanti bisa rusak harga dirinya jika sampai menurut.

"Reno!"

Sudahlah, tidak ada gunanya membantah ucapan Daddy. Harga dirinya memang akan rusak jika menurut untuk membeli terasi, tapi telinganya juga akan sama rusaknya jika Reno membantah. Tahu sendiri kan, Daddy itu orangnya bagaimana.

"Uangnya?"

Daddy memberikan satu lembar uang lima ribu pada putranya. "Lebihnya buat jajan."

Nah, jika begini, Reno tidak jadi kesal. Upahnya memang tidak seberapa, tapi setidaknya Daddy sudah memberikan reward atas apa yang sudah dilakukannya.

Meninggalkan Daddy yang tengah berkutat dengan masakannya, Reno pun mengeluarkan sepeda BMX yang biasanya dipake untuk ke sekolah saat sd dulu. Sepeda berwarna biru tua itu dikayuhnya dengan santai. Cuaca siang ini lumayan panas, membuatnya sedikit menyipitkan mata untuk melihat jalanan di depannya. Peluhnya mengalir pada wajah karena teriknya sinar matahari.

Dalam perjalanan, Reno sesekali menyapa orang yang dikenalnya. Jarak dari kompleks NEO ke kompleks EXO — rumah tante Joya — tidak terlalu jauh. Meski hanya menggunakan sepeda, tapi dia bisa dengan cepat untuk sampai di sana.

Menepikan sepedanya di dekat tembok, Reno pun berjalan menuju warung sembako di depan rumah om Chen — suaminya tante Joya. Sedikit mencondongkan tubuhnya ke dalam warung, cowok bermata sipit itu tidak melihat adanya tanda-tanda kehidupan di dalam sana. Tidak ada pilihan lain selain berteriak untuk memanggil. Reno menarik napas dalam sebelum akhirnya berteriak kencang guna menarik perhatian orang di dalam rumah. "Tante Joya! Beli terasi, dong!"

Tidak lama, pintu bercat coklat itu terbuka. Namun, yang keluar bukanlah tante Joya, tapi Giselle — anaknya.

"Kak Reno, mau beli apa, kak?" tanyanya, memasang senyum manisnya pada kakak kelasnya itu.

"Terasi. Ada ngga?" Jika boleh jujur, sebenarnya Reno malu ketika mengatakan ini pada Giselle. Ya bagaimana ya, dia ini kan laki-laki, masa membeli terasi sih.

Giselle mengangguk, kemudian mulai mencari apa yang dipesan pembelinya ini. Satu bungkus terasi udang berbungkus plastik warna kuning keorenan itu di serahkan pada Reno.

"Berapa, Sell?"

Gissele menyengir lebar, "Mah! Terasi berapaan?"

"Dua ribu!"

Reno menyerahkan uang yang tadi diberikan Daddy padanya. Sebelumnya, cowok itu terlihat melirik ke sana kemari untuk memilih jajanan enak yang akan dibelinya dengan uang kembalian ini. Pilihannya jatuh pada pada realgood rasa keju yang ada di showcase di pojok dekat pintu warung. "Sama realgood keju ya, Sel."

Giselle kembali mengangguk, lalu mengambil minuman beku itu untuk  diberikannya pada Reno.

"Jadi berapa?"

"Mah! Realgood berapa?"

"Kebangetan ya, Sell. Orang udah lama ngewarung tapi masih belum tau harga yang dijual!" di dalam rumah, tante Joya berteriak keras karena merasa kesal. Sedangkan Giselle sendiri hanya tersenyum canggung pada Jeno.

"Mamah mah!"

Tidak lama, tante Joya keluar dari rumah dengan mulut yang terus berkomat kamit untuk mengomeli anaknya. Tepat saat itu juga, om Chen datang dengan menaiki motor vario hitamnya. Laki-laki yang lebih tua dari Daddy itu memakai topi dan sepatu boot, juga baju dan celana yang sedikit kotor.

Single Parent [Nct Lokal]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang