One Day, Baba-Lucky, Cakra

2.4K 482 9
                                    

"Ba, mau kemana?"

Pergerakannya yang tengah mamakai jaket harus terhenti kala pintu kamar terbuka diikuti Mama yang masuk ke dalamnya dan memasang raut bertanya pada Baba yang tengah bersiap untuk meninggalkan rumah.

"Ma, aku harus ke pabrik sekarang."

Tidak bisa disembunyikan lagi jika Mama kaget mendengar penuturan Baba barusan. Bagaimana Mama tidak kaget saat hari saja sudah berubah menjadi malam dengan lagit hitam pekat dan cahaya bulan yang bersinar terang, namun Baba malah mengatakan ingin pergi ke pabrik di saat malam begini.

"Kan udah malem. Emangnya kenapa, sih?"

"lima Komputer di gedung Baba, ilang, Ma. Tadi Baba dapet laporan dari pak Handy."

"Itukan urusannya pihak keamanan. Baba kan supervisor yang gak ada hubungannya sama ini semua."

Baba yang sudah selesai memakai jaket pun mendekat pada Mama. "Pak Handy juga ke sana, Ma. Gak enak kalo cuma dia doang yang ke sana tapi Baba nggak. Kita kan sama-sama supervisor, jadi dateng satu, harus dateng semua."

Tidak ingin mengulur waktu yang ada, Baba mencium kening Mama sekilas agar bisa segera pergi dan menyelesaikan urusannya di pabrik. "Baba pergi dulu ya. Mama sama anak-anak hati-hati di rumah. Kalo ada apa-apa, langsung telpon Baba."

Meski dengan wajah yang tidak bersahabat karena tidak rela jika Baba pergi, tapi Mama tetap mengantar suaminya sampai pintu depan rumah.

***

"Baba?"

Cakra masuk ke dalam kamar Baba dan Mama. Niatnya ingin mencari Baba, tapi yang dicari tidak ada di dalam kamar, yang ada hanyalah Mama.

"Lele kenapa bangun lagi?"

Si bungsu mengucek matanya yang yang masih terlalu berat untuk terbuka. Bibirnya melengkung ke bawah, lantas mendekat pada Mama. "Mau baba," anak itu menduselkan wajahnya di cekuk leher Mama untuk mencari kenyamanan.

Mama hanya mengelus rambut putranya agar cepat terlelap kembali.

"Baba nya lagi pergi, Le."

"Lele mau Baba, Ma!"

Mama menghela napas dalam. Memang sudah tidak aneh lagi jika Cakra lebih dekat dengan babanya ketimbang Mama. Beda lagi dengan Lucky yang netral, gak pernah memihak siapa pun diantara Baba dan Mama.

"Lele mau tidur sama Baba."

Mama juga tahu jika anak bungsunya ini sudah terlalu mengantuk hingga berakhir rewel seperti ini, karenanya, pantat si kecil di tepuk-tepuk dengan kepala yang diusap agar rasa kantuknya kian memberat dan Cakra bisa segera tidur. "Baba nya pulang bentar lagi. Lele tidur aja dulu."

Cakra menangis. Merengek menginginkan Baba. Mama sudah berusaha untuk menenangkannya, namun tidak berhasil sampai Lucky yang tengah tidur nyenyak jadi terbangun sebab suara melengking adiknya.

Si bungsu baru bisa berhenti menangis saat dirasa jika dirinya sudah lelah dan terlelap dengan sendirinya.

***

Single Parent [Nct Lokal]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang