One Day, Papski-Dejan, Jani

2.2K 395 13
                                    

"Iya, sayang?"

"..."

"Sekarang?"

"..."

"Yaudah. Aku berangkat sekarang aja biar nanti sekalian jemput Dejan sama Andy."

Papski mematikan ponselnya. Kunci mobil yang ada di meja kerja, di sambarnya lalu segera bergegas untuk menjemput Mamski yang baru pulang mengajar, juga kedua putranya yang sebentar lagi akan pulang sekolah. Beruntung, pasien hari ini tidak terlalu banyak hingga Papski bisa makan siang bersama dengan keluarga kecilnya.

Pekerjaan Papski sama seperti pekerjaan ayah. Mereka sama-sama menjadi dokter meski berbeda bidang. Papski menjadi dokter spesialis anak, dan Ayah menjadi dokter spesialis jantung.

Berbeda dari Papski yang menjadi dokter, Mamski lain lagi. Beliau menjadi guru di salah satu taman kanak-kanak yang letaknya tidak jauh dari sekolah dasar tempat Dejan dan Jani menuntut ilmu. Sedangkan anak-anaknya sendiri sudah mulai beranjak dewasa. Dejan yang sudah kelas tiga sd, dan Jani yang baru masuk kelas satu bersama dengan Saga dan Cakra.

Hanya butuh waktu sekitar sepuluh menit untuk Papski memarkirkan mobilnya di sebarang jalan taman kanak-kanak tempat Mamski mengajar. Beruntung, Mamski sudah berdiri di depan gerbang dan langsung menyebrang jalan begitu melihat suaminya sampai untuk kemudian berlalu menjemput kedua putranya.

Kelas belum bubar, membuat Papski dan Mamski menunggu di luar mobil sebab kebetulan ada banyak orang tua yang juga tengah menunggu untuk menjemput anak-anaknya.

"Jidan?"

"Bang Ken?"

Baba hanya tersenyum sekilas. Dirinya enggan untuk turun dari motor, jadi yang dilakukannya hanyalah menunggu kepulangan kedua anaknya di atas motor kesayangannya. Untungnya, Baba yang masih punya tugas di pabrik tidak harus menunggu lama, sebab Lucky dan Cakra yang sudah berlarian menghampirinya, disusul anak-anak lain yang berhamburan keluar gerbang sekolah.

"Baba!" Cakra berteriak nyaring, lantas mencium punggung tangan Baba, diikuti Lucky setelahnya.

Masih belum melunturkan senyumannya, Baba menoleh pada Papski dan Mamski yang ada di sampingnya. "Duluan ya, Ji," begitu pamitnya yang dibalas anggukan oleh Papski.

Lama menunggu, namun kedua putranya belum juga keluar, bahkan saat sekolah yang tadinya ramai, kini sudah mulai sepi. Hanya ada segelintir siswa yang pulang sedikit terlambat.

Netra lembutnya melihat dua anak kecil yang nampak tidak asing. Papski melambaikan tangannya disertai teriakan untuk memanggil dua anak itu. "Rendra, Nathan."

Rendra dan Nathan yang merasa terpanggil pun berhenti di depan papski. Keduanya mengulurkan tangan untuk mencium tangan dua orang dewasa tersebut.

"Liat Bang Dejan sama Jani, gak?" Papski bertanya, tampak khawatir.

"Tadi bang Dejan nganter Jani ke toilet, Om."

Papski, juga Mamski tersenyum mendengarnya, sedikit merasa lega sebab tahu jika kedua putranya baik-baik saja, "Ohh, makasih ya."

Keduanya mengangguk, "Duluan ya, Om, soalnya Ayah udah nungguin," Rendra melambaikan tangannya dan langsung berlari menuju Ayah yang tersenyum melihat kedatangan keduanya.

Tidak lama setelah kepergian Rendra dan Nathan, kedua putra yang ditunggu pun akhirnya muncul. Namun tidak hanya berdua, melainkan dengan seorang perempuan yang Papski duga adalah guru.

Single Parent [Nct Lokal]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang