"Mom, Nono mau nginep di rumah Nathan. boleh, ya?" Reno menatap Mommy penuh harap. Matanya berbinar untuk meluluhkan Mommy agar mau mengizinkannya.
Namun, tidak sesuai harapan, Mommy malah menggeleng dengan senyum tipis yang terukir di wajah cantiknya. "Nono lagi sakit. Jangan dulu ya, sayang."
Mata yang tadinya berbinar itu, digantikan dengan tatapan sendu. Reno melengkungkan bibirnya, masih tidak mau menyerah untuk membujuk Mommy. "Om Jeje mau pergi, Nathan di rumah sendirian. Terus Rendra, Chandra, sama bang Mahes mau nginep. Nono juga mau ikut."
Mommy bukannya tidak peduli pada wajah berurai air mata putranya. Hanya saja, Mommy takut jika Reno yang sedang sakit malah rewel dan merepotkan semua orang. Ditambah, Mommy takut jika sakit Reno akan tertular pada orang lain.
Tepat waktu, Daddy yang baru pulang bekerja pun menghampiri Reno dan Mommy. Di ciumnya kening Mommy, lalu mengangkat Reno untuk digendongnya. "Nono kenapa, hm?"
"Mau nginep di rumah Nathan," adu anak itu.
Masih dalam posisinya, Mommy menggeleng kecil, mengisyaratkan Daddy untuk tidak luluh pada tangisan si kecil.
"Nono kan lagi sakit, nanti aja ya nginep nya."
"Mau sekarang!"
Kata orang lain, Daddy itu suka ngegas, terus juga orangnya emosian. Iya, benar. Daddy tidak akan mengelak sebab itu benar adanya. Tapi, meski begitu, Daddy hanyalah seorang ayah yang tidak tega melihat putrnya yang tangah sakit, kini berurai air mata. Melihat Reno sakit saja Daddy sudah ketar-ketir, ini malah di tambah menangis, lagi. Daddy semakin tidak tega. Sepertinya, putranya ini sangat tahu kelemahan ayahnya.
Tangan kekar itu mendarat pada punggung kecil Reno, lantas menggerakannya agar anak itu bisa tenang.
"Udah biarin aja," suaranya sangat pelan, Daddy tidak ingin jika Reno kembali menangis saat mendengar jika suarannya meninggi.
"Nanti malah ngerepotin."
"Mom —
"Dad, Reno lagi sakit. Mommy gak mau kalo Erwin kesusahan ngurusin anak-anak. Daddy tau sendirikan gimana jadinya Chandra sama Nathan kalo udah disatuin? Kalo Reno yang lagi sakit ikut nginep, nanti Erwin malah tambah repot!" nada bicaranya mulai meninggi, hingga Reno yang tadinya hampir memejamkan matanya, kini terbangun lagi, tidak lupa tangisan anak itu yang semakin kencang.
Ngomong-ngomong soal Ayah Erwin, beliau juga akan menginap di rumah Nathan untuk menjaga anak-anak.
"Ya biasa aja dong, jangan ngegas!" Daddy emosi sendiri. Sudah tahu jika Reno mulai tenang, tapi Mommy malah berteriak seperti tadi.
"Ya Daddy juga teriak!"
"Kalo Mommy gak mulai duluan, Daddy juga gak akan ngegas!"
Hari itu, tangisan Reno bisa terhenti lantaran anak itu sudah fokus pada pertengkaran kedua orang tuanya.
***"Nanti siang kita cukur rambut, ya? Rambut kamu udah panjang nih," Mommy menyilakan poni si kecil yang mulai menjuntai menenai mata, dahi itu diusap pelan dengan Reno yang hanya bisa menyandarkan kepala pada tubuh Mommy lantaran belum sembuh total. "Tapi nanti poninya di potong dikit aja, anak Mommy ganteng banget soalnya kalo ada poninya."
Mendengar penuturan Mommy barusan, Daddy segera menggeleng tidak setuju. Kopi panas buatan Mommy diseruput pelan sebelum mengutarakan pendapatnya. "Nggak usah ada poni-ponian. Risih."
KAMU SEDANG MEMBACA
Single Parent [Nct Lokal]✓
Teen FictionMenjadi single parent? Ngga susah kalau anak yang diasuh kaya Dejan, Reno, Satya sama Jani yang baik, adem ayem dan penurut. Tapi, gimana kalau anaknya kaya Lucky yang rusuh, Mahesa yang panikan, Hendra yang random, Rendra yang emosian, Haikal yang...