Reno kaget saat ponselnya berbunyi dan kalender yang sudah ditandainya dalam ponsel menyatakan jika hari ini adalah hari ayah, hari yang sudah di tunggu-tunggu dari dulu.
Menepuk keningnya pelan, cowok bermata sipit itu berpikir keras untuk memberikan hadiah pada Daddy. Namun nihil. Di saat darurat seperti ini, otak pintarnya seakan tidak berfungsi sama sekali. Ia ingin mengumpat saja rasanya.
Berjalan ke arah jendela untuk mencari angin agar pikirannya kembali segar, Reno menemukan jika Daddy tengah menyiram beberapa bunga yang ada di halaman rumah. Otaknya masih berfikir keras, hingga ia menggeram rendah sebab tak kunjung menemukan ide.
Berbalik untuk duduk di ranjang, Reno tidak sengaja melihat gitar kesayangannya diletakan di samping lemari. Sebuah ide muncul di kepalanya, ia tersenyum manis hingga mata sipitnya tenggelam.
Dengan perasaan senang, cowok itu mengambil gitarnya, lalu turun ke bawah dengan segera. Sebelum memanggil Daddy untuk bergabung dengannya, Reno menyempatkan diri untuk berkunjung ke dapur guna mengambil sebiji cup cake yang akan diberikannya pada beliau nanti. Barulah setelahnya cowok itu keluar rumah dan menarik Daddy yang masih sibuk menyiram bunga untuk masuk ke dalam lagi.
"Apa, No?!"
Cowok itu menyengir lebar yang lagi-lagi membuat matanya hilang tertelan pipi. "Duet yuk, Dad?"
Barulah Daddy sadar jika di dekatnya ada gitar milik sang putra.
"Duet?" Tanya beliau polos dengan mata yang mengerjap lucu.
Anggukan Reno menjawab pertanyaannya. Dengan senyum lebar yang tidak pernah luntur dari wajahnya, cowok itu mulai memetik gitarnya random, namun tetap menghasilkan nada yang enak di dengar. "Reno yang ngegitar, Daddy yang nyanyi."
Tidak perlu pikir panjang untuk Daddy menyetujui ajakan putranya. Gerakan tangan Reno yang sudah sangat handal memetik senar gitar, berpadu dengan suara miliknya yang merdu merupakan colaborasi yang tidak ada duanya.
Sekitar tiga lagu yang dinyanyikan mereka. Yang terakhir adalah lagu milik Admes Kemaleng dengan judul cinta luar biasa yang mereka cover. Setelahnya, keduanya tertawa puas. Merasa senang sebab bisa melakukan hal ini.
Reno mengambil sesuatu dari balik tubuhnya. Satu buah cup cake dengan toping keju diserahkannya pada Daddy yang terbengong melihat tingkahnya.
"Selamat hari ayah, Dad," ucapnya tanpa ragu, "Maaf cuma bisa ngelakuin ini di hari yang spesial Daddy."
Senyum Daddy terbentuk. Diambilnya cup cake itu untuk kemudian ditaruhnya di atas meja.
Reno terbengong melihatnya. Cowok itu pikir jika Daddy tidak menyukai cup cake yang ia ambilkan, tapi ternyata salah, sebab tidak lama setelah menyimpan cup cake itu di meja, Daddy langsung memeluknya erat. Tolong ingatkan, jika Daddy begitu menyayangi putranya.
Reno tidak bisa untuk tidak tersenyum. Dibalik sifat Daddy yang gampang emosi seperti Rendra, sebenarnya beliau itu orang yang baik, asalkan kita tidak memancing kemarahannya.
Hal kecil yang begitu berarti bagi Daddy. Terima kasihya, Tri Reno Saputra karena telah membuat Daddy bahagia di hari spesial ini.
***
Mengintip Papi yang tengah duduk manis di ruang tengah sambil memakan rempeyek, adalah hal yang dilakukan Handra dan Yoga. Kedua kakak beradik itu sudah mengamati Papi dari setengah jam yang lalu. Entah apa yang akan mereka lakukan.
"Duh, kok Papi gak minggat-minggat, sih? Kalo kurir shopee nya dateng, gimana?" Hendra berbisik, yang tentu saja tidak digubris oleh Toga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Single Parent [Nct Lokal]✓
Teen FictionMenjadi single parent? Ngga susah kalau anak yang diasuh kaya Dejan, Reno, Satya sama Jani yang baik, adem ayem dan penurut. Tapi, gimana kalau anaknya kaya Lucky yang rusuh, Mahesa yang panikan, Hendra yang random, Rendra yang emosian, Haikal yang...