Kalian tahu tidak sih, Jieun yang marah itu menggemaskan. Jauh dari kata seram yang sering dikatakan karyawannya. Juga jauh dari kata mengerikan yang sering disebutkan teman-temannya. Atau mungkin ini hanya berlaku untuknya saja?
Cerita tentang wajah cantik itu yang berubah mengerikan ketika mengamuk ataupun raut dingin yang akan terlihat diikuti keheningan mencekam bagi siapapun yang ada di sekitarnya. Seumur-umur Jungkook tidak pernah melihat bukti dari kata 'seram' dan 'mengerikan' yang disebutkan bahkan setelah beberapa tahun mengenal wanita itu dan akhirnya berhasil menjalin kasih setelah perjuangan yang bisa dibilang cukup panjang.
Mungkin kalian bisa melewati cerita bagian kisah perjuangannya dan kembali mendengar cerita tentang Jieun yang tengah marah. Oh atau mungkin bisa disebut dengan merajuk? Itu terdengar lebih pantas tersanding dengan wajah cantik yang merenggut disertai bibir tipis itu yang mengerucut maju sesekali mendumalkan kejengkelannya.
Orang-orang mengatakan jika dirinya terlalu bucin hingga berpendapat jika marahnya Jieun itu menggemaskan. Dia tidak sepenuhnya mengelak karena memang dia mengakui jika ia telah bertekuk lutut pada wanita berperawakan mungil dengan sikap kerasnya. Namun juga tidak ingin menyetujui pendapat jika perasaannya menutup mata terhadap sifat wanitanya. Toh bukan tanpa alasan dia menyangkal, ketika ia dapat membuktikan langsung perihal keimutan seorang Jieun. Karena asal kalian tahu saja, dia tahu pasti bagaimana menghadapinya diwaktu genting seperti itu.
Seperti sekarang, dimana mata bulat itu tidak berhenti menatap kearahnya. Lengan itu bersedekap dengan posisi duduk arogan yang berpangku kaki, memandang kearah Jungkook dalam keheningan yang sengaja diciptakannya. Dia tadi menyebutkan bukan? Tentang kemungkinan Jieun yang akan berubah dingin saat marah. Tapi dia berani sumpah, seberapa banyak Jieun berusaha menampakkan wajah galak, dia hanya dapat menangkap sisi imut yang dimiliki wanita itu .
"Kalau kau cemburu tinggal bilang, apa sih susahnya. Toh tidak bayar juga." ujar Jungkook ringan tanpa berniat menghentikan kegiatannya pada game online yang dimainkannya di handphone.
"Siapa bilang aku cemburu oleh Mira?!" pekik Jieun yang serta merta membuat sang pria tertawa puas dalam hati.
Jungkook lantas menghentikan game yang dimainkan, lalu memutar tubuh menghadap pada Jieun, dimana guratan marah yang ada di wajah itu masih belum juga surut, bahkan bertambah kusut ketimbang sebelumnya.
"Aku tidak bilang jika kau cemburu oleh Mira."
Mengikuti sikap Jieun yang bersedekap dengan kaki yang menyilang dan punggung bersandar pada punggung sofa, Jungkook membalas tatapannya dengan alis menaik.
Kening itu berkerut muram namun bibir itu bungkam seolah enggan bersuara. Kendati demikian dia tahu betul, jika otak kecil milik Jieun tengah berputar memikirkan sebuah argumen untuk mengelak kebenaran yang telah mengeksposenya. Jieun terlalu keras untuk mengalah begitu saja dan menyerah terhadap tuduhan yang mati-matian dielaknya.
"Baiklah jika kau senang, lakukan saja segalanya sesukamu. Jangan libatkan aku lagi." balas Jieun ketus.
Kemudian dia bangkit dan kembali bersuara dengan nada dingin yang disebut orang-orang menakutkan, "Lebih baik aku pergi saja daripada menghabiskan waktuku disini dengan percuma."
Kaki itu hendak melangkah dan Jungkook tentu tidak membiarkannya begitu saja, secepat itu dia menangkap tangan Jieun dan menahan langkahnya pergi.
"Ingin kemana?" tanya Jungkook. Jieun menoleh menatap Jungkook yang masih dalam posisi duduk dengan muka datarnya.
Jungkook tahu, jika Jieun telah berada dalam mode marah namun dia juga tidak ingin membiarkan Jieun pergi begitu saja tanpa menyelesaikan perdebatan yang terjadi.
"Menurutmu?" nada datar itu masih digunakannya dan Jungkook hanya membalasnya dengan senyum tipis yang tertarik di ujung bibir.
"Kemarilah." ujarnya pelan dan beriringan akan gerak tangannya yang menarik Jieun hingga terduduk di pangkuannya. Bibir sang pria tertarik semakin melebar, membentuk senyum merekah saat ia menyadari penolakan nihil yang ditunjukkan sang kekasih. Setidaknya dia mengerti, jika Jieun masih mengharapkannya untuk membujuknya.
"Aigoo kekasihku lucu sekali sih kalau sedang merajuk." dengan nada yang imut Jungkook memekik gemas seraya menguyel-uyel pipi bulat milik wanitnya yang sukses membuat mata Jieun berputar jengah.
Berlainan lagi dengan Jieun, Jungkook tersenyum lebar melihat wajah Jieun yang menggemaskan. Niat awal hanya ingin menggoda Jieun saja tapi tangannya berkhianat dan memilih untuk bermain pada pipi itu lebih lama. Habisnya pipi itu menggemaskan sekali, jadi dia yang tergoda kan untuk memainkan pipi Jieun lebih lama.
"Ya Jeon Jungkook!" seruan Jieun seketika menjeda aktivitasnya yang mempermainkan pipi bulat milik Jieun itu. Kening itu berkerut marah teriring akan mata yang menatap garang diantara bibir yang terpaksa mengerucut karena tekanan yang dilakukan Jungkook pada kedua pipinya. Sebuah gambaran yang terlihat konyol, tapi Jungkook memilih untuk tidak memancing lebih jauh dan hanya terkekeh kecil melihat wajah menggemaskan kekasihnya.
"Padahal aku senang jika kau jujur terkait perasaan cemburumu itu." ujarnya kemudian dan tangan itu perlahan mengendurkan tekanannya dan beralih mengelus permukaan pipi bulat Jieun sementara sesekali jemarinya akan menyelipkan anakan rambut yang jatuh menutupi wajah cantik itu
Bisa terlihat emosi perlahan menyurut dari wajah itu dan tergantikan ekspresi kosong khas Jieun yang selalu ditampilkan setiap jarak diantara keduanya begitu dekat seperti ini.
"Katakan saja. Hanya ada aku disini." ujarnya berbisik pelan di depan bibir Jieun yang tanpa sadar telah menjadi fokusnya saat ini terutama jarinya yang mulai meraba permukaan bibir bawah yang berwarnakan merah ranum tersebut.
Pandangannya menaik dan menyadari jika pergerakannya sedari tadi telah diamati oleh Jieun. Ada beberapa detik yang dihabiskan untuk menunggu respon wanitanya sembari memutuskan akan tindakan yang ingin dilakukan berikutnya.
Sret
Gerakan itu begitu tiba-tiba. Jungkook hanya sadar ketika tubuh Jieun telah menempel erat dengan lengan Jieun yang memeluk pundak miliknya begitu erat sementara wajah itu bersembunyi di sisi lehernya. Begitu hangat namun juga mendebarkan seperti biasanya.
"Jangan dekat lagi dengannya. Aku tidak suka." suara itu berbisik lirih dalam dekapan erat yang dilakukannya. Sontak bibir itu tertarik membentuk senyum bahagia ketika menyadari akan pengakuan sang terkasih yang diucapkan dengan cara paling menggemaskan.
Jungkook tidak menahan diri untuk mengeratkan pelukan itu dan menggerakkan tangannya mengelus rambut panjang milik wanitanya yang menjuntai panjang di punggung.
"Hm. Kau tahu tidak Mira itu kakak sepupuku?" bisik Jungkook kemudian.
Tidak ada respon yang ditunjukkan selain dari gumaman yang tidak berarti. Pada detik ke 10, tubuh kecil itu berubah kaku dan Jungkook memanggil pelan Jieun.
"Ji?"
Jungkook hampir menarik lepas dekapan Jieun di tubuhnya demi memastikan reaksi sang wanita sebelum lengan itu semakin mengetat seiring pekikan yang teredam itu terdengar.
"Ah memalukan. Pasti dia berpikir macam-macam." gumaman pelan itu terdengar jelas sekalipun teredam oleh bajunya.
Jungkook serta merta terkekeh kecil ketika menyadari alasan atas kebungkaman Jieun ialah karena rasa malunya. Rengkuhan itu semakin dipererat Jungkook seiring bibirnya membubuhkan kecupan gemas bertubi pada pipi sang terkasih yang disadarinya telah terbakar oleh rasa malu.
Lihatlah, tidakkah kekasihnya menggemaskan? Orang-orang mungkin menganggapnya menyeramkan tapi nyatanya Jungkook memiliki opini berbeda tentang hal tersebut dan tentunya, hanya dia seorang yang dapat menjinakkan Jieun.
Fin.
A/N : Setelah kemarin update ff stay, skrng giliran buku ini yg kuupdate sekaligus mau nyapa kalian di awal tahun 2021 ini. Udh lama banget aku gk update short story tntng IU saking sibuknya dan hny bisa fokus di ff stay doang 😅 tahun baru kalian gimana? Menyenangkan? Semoga tahun ini semakin baik dari tahun sebelumnya dan kalian semua sehat dan bahagia selalu 💜
KAMU SEDANG MEMBACA
IU's Short Story
Rastgele-Title say it all- Kumpulan short story bercast IU dengan cast cowok yang beragam *Note : sebagian cerita re-post dari wp pribadi*