"Kamsahamnida uisa-nim." Pasien terakhir sebelum jam istirahatnya telah keluar dari ruangannya setelah berpamitan padanya.
Ia menghela napas dan menjatuhkan punggungnya pada sandaran kursi besarnya seraya memejamkan matanya dan memijit pelan pelipisnya. Ia lelah setelah seharian ini bekerja nonstop dari pagi hingga jam makan siang.
Tok tok
Suara ketukan yang terdengar dari balik pintu membuatnya membuka mata.
"Masuk." Selanjutnya wanita berpakaian seragam suster dengan name tag Park Sooyoung masuk kedalam ruangannya.
"Dokter Min, ada satu orang pasien lagi yang menunggumu."
Min Yoongi, nama dari dokter yang disebutkan kini mengerut tidak suka atas ucapan yang disampaikan oleh Sooyoung.
"Kukira ini sudah saatnya jam makan siangku dan aku juga tidak memiliki janji lainnya setelah nona Kim Sohye."
"Maafkan aku, tapi pasien ini memaksa untuk bertemu denganmu."
"Baiklah, dia yang terakhir bukan?" Sooyoung mengangguk dan membungkuk sebentar untuk berpamitan sebelum ia keluar untuk mempersilakan pasien terakhir yang membuat Yoongi harus merelakan jam makan siangnya.
"Anyeonghaseo, uisa-nim." Suara yang begitu familiar membuat Yoongi melirik pada wanita yang baru saja masuk dan kini sedang berjalan kearahnya.
"Untuk apa kau datang kesini lagi Lee Jieun?" Tanya Yoongi seraya menatap tajam pada wanita yang kini telah mengambil tempat dikursi yang ada di depan mejanya.
"Kukira aku dipersilakan sebagai pasien bukan tunanganmu." Yoongi mendecih dibuatnya, lantas menatap datar pada wanita yang tidak pernah absen mengganggunya.
Lee Jieun. Wanita itu memang berstatus sebagai tunangannya. Bukan karena mereka sepasang kekasih yang saling mencintai maka mereka memutuskan bertunangan, namun keputusan dari kedua orang tuanya yang membuatnya setuju mengikat status pertunangan dengan Jieun.
Terhitung sudah lebih dari 1 tahun mereka bertunangan dan orangtua merekapun sudah merencanakan pernikahan dalam waktu dekat ini, namun meskipun begitu hubungan mereka tetaplah sama seperti pada awal hubungan mereka. Dengan Yoongi yang tidak mengacuhkan Jieun sebanyak usaha Jieun mendekatinya dan Jieun yang begitu memuja Yoongi sekalipun Yoongi terus menganggap Jieun sebagai pengganggunya. Begitulah hubungan mereka.
"Aku hanya ingin menyampaikan suatu hal saja sebelum aku pergi."
"Kau seperti mengucapkan kata perpisahan saja." Komentar Yoongi santai.
"Kurasa juga begitu." Gumam Jieun pelan menatap Yoongi sendu yang seketika menyurutkan senyum mengejek yang ada pada bibir pria yang menjadi lawan bicaranya.
"Aku akan melanjutkan sekolahku di London dan... aku akan mengakhiri pertunangan kita."
"Apa yang kau katakan?" Tanya Yoongi kemudian. Dia bukan tidak mendengar perkataan Jieun, melainkan akan kalimat Jieun yang sulit untuk dipercayainya. Apa-apaan wanita ini mengatakan hal itu sekarang?
"Kau mendengarku. Aku tidak bercanda sekarang." Ujar Jieun pelan. Tanpa sadar dirinya menyentuh tengkuknya saat dia melempar pandang ke arah lain, suatu kebiasaan yang dilakukannya saat gugup. Hatinya terlalu kalut menyampaikan pesan ini setelah berminggu-minggu dia mempertimbangkannya.
Dan Jieun menurunkan kembali tangannya pada pangkuannya, meremat sedikit kasar ujung dressnya, berupaya menguatkan diri ketika dia melanjutkan kembali pesan yang ingin disampaikannya pada Yoongi.
KAMU SEDANG MEMBACA
IU's Short Story
Random-Title say it all- Kumpulan short story bercast IU dengan cast cowok yang beragam *Note : sebagian cerita re-post dari wp pribadi*