Saat itu matahari tidak bersinar terlalu terik, dengan awan putih yang mengisi langit diantara warna biru. Semilir angin sejuk berhembus menggoyangkan dedaunan pada pohon besar yang ditempati oleh lelaki muda dibawahnya berikut padang rumput yang berisi kumpulan bunga lily. Kelopak mata itu bergerak seiring akan hembusan angin yang menyapa kulit wajahnya.
Pemandangan padang bunga lily menyapanya pertama kali. Ada kerinduan yang merayap dihati kala bunga tersebut memancing ingatannya akan seseorang. Kemudian matanya bergulir melihat setiap bunga yang berderet dihadapannya dan berpaling ketika sebuah suara memanggilnya dari kejauhan.
"Jungkook-ah!" Ialah seorang gadis cantik yang kini tengah berlari kecil menuju kearahnya. Dress putih selutut dengan tali tipis yang menggantung disisi pundaknya berikut rambut lurus panjangnya yang terurai bergerak dengan indah seiring akan angin yang turut berhembus seolah mengiringi setiap langkahnya.
Sesaat dia terpaku memandangi wajah rupawan yang kini mendekatnya. Terus mendekat hingga wajah itu berada dihadapannya, menatapnya dengan senyum lebar yang semakin membuatnya tampak menarik.
"Aku Jieun. Lee Jieun." Senyum itu teriring bersamaan dengan ukuran tangan kecil yang berada di depan wajahnya. Butuh 2 detik baginya, untuk mencerna kalimat wanita di hadapannya sebelum kebingungan menjadi jawaban.
"Aku seseorang yang diutus untuk mengabulkan keinginan terakhirmu." Nyatanya jawaban itu tidak membuat kebingungannya menghilang melainkan pertanyaan baru lainnya muncul di pikirannya. "Keinginan terakhir? Apa aku sudah mati?"
"Belum. Tapi aku." Jawab Jieun singkat.
"Oh? Jadi maksudmu-" Ia nyaris bersuara, melontarkan kembali pertanyaan sebelum sentuhan ringan yang begitu singkat di pipinya membuatnya bungkam.
"Kau banyak bicara. Kau hanya perlu menikmati saja kencan pertamamu dengan wanita cantik sepertiku." Mata bulat itu memberikan kedipan dan bibir itu tertarik mengulas senyum sebelum tubuh kecil gadis tersebut menegap dengan tangan yang mulai terulur menarik sang pria untuk bangkit, "Kajja."
.
"Aku tidak mengerti." Ialah kalimat pertama yang mengawali perbincangan ditengah langkah kecil mereka menyusuri padang bunga.
"Apa yang tidak kau mengerti?"
"Terakhir yang aku ingat, aku berada di kamar inapku dan kepalaku terasa berdenyut dan sekujur tubuhku begitu nyeri seolah aku akan mati."
"Tentunya, didalam mimpi kau tidak akan merasa sakit seperti didunia nyata. Khusus ditempat ini, kau tidak perlu menderita merasa sakit atau memikirkan tentang apapun. Bukankah ini menyenangkan?" Jawab Jieun dengan senyum yang kembali terulas. Ia menghentikan langkahnya tiba-tiba hingga membuat langkah pria di sampingnya terhenti, dan berdalih mengikuti arah pandang Jieun.
"Petikkan bunga itu untukku dan selipkan ditelingaku." Ucapnya seraya menunjuk bunga lily putih di dekat keduanya berdiri. Jungkook menoleh menatap gadis di sampingnya, membatin atas sikap perintah Jieun.
"Wae? Kau teman kencanku." Ucap Jieun. Dan pria itu tidak lagi berkomentar dan hanya mendengus pelan dan melakukan hal yang diperintahkan. Memetik bunga itu sebelum ia berbalik menghadap Jieun dan menunduk untuk menyingkirkan rambut yang ada pada telinga Jieun sebelum menyelipkannya pada telinganya.
"Aku cantikkan?" Tanya gadis tersebut dengan senyum tipis yang terulas. Namun dia hanya diam menatap lamat wajah yang diakuinya begitu cantik, sebelum ia menegap dan berjalan lebih dulu di depan Jieun.
Seruan itu terdengar di belakangnya sebelum sebuah tangan kecil menyelip diantara ruas jarinya, menyatukan tangan keduanya dalam genggaman dan berujar, "Jangan menghindariku. Hari ini kau adalah teman kencanku. Jangan membuatku kecewa karena menyetujui untuk datang kesini." Pria itu bersikap seolah acuh, mengabaikan rasa canggung namun mendebarkan akibat sentuhan yang dilakukan gadis tersebut padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
IU's Short Story
Random-Title say it all- Kumpulan short story bercast IU dengan cast cowok yang beragam *Note : sebagian cerita re-post dari wp pribadi*