Jieun mengeluarkan sumpah serapahnya disaat ia yang baru saja masuk ke dalam apartemen milik kekasihnya, justru menemukan bahwa ruangan tengah milik pria itu masih terang benderang yang mana menandakan kehadirannya di apartemennya. Bagus sekali, pria itu lupa eh akan janjinya yang akan menjemputnya pergi kencan sore ini?
Bukan tanpa alasan dia begitu marah, setelah beberapa hari belakang pria itu mengatur jadwal keduanya untuk melakukan kencan, dengan pria itu yang akan menjemputnya di apartemen pribadinya. Jieun yang kala itu sudah selesai bersiap seusai ia pulang dari kantor, harus menunggu lebih dari 1 jam lamanya sebelum dia memutuskan menghampiri apartemen kekasihnya langsung.
Dugaan atas pria itu yang terlelap, atau justru pria itu yang keasikan bermain game, seperti biasanya, yang membuatnya lupa atas janji kencan mereka. Namun ketimbang kedua hal yang menjadi dugaannya, justru fakta lain yang mungkin jauh lebih buruk dari dugaannya yang ditemukannya ketika dia telah membuka kamar pria itu.
Dia tidak dapat menahan dirinya untuk tidak membelalakkan matanya ketika suara desahan memenuhi rungunya dan pemandangan pria itu yang tengah duduk bersandar pada kepala ranjang, dengan wajah memerah berikut raut kenikmatan yang begitu menggoda menjadi pemandangan pertama yang ditangkapnya. Tidak ada wanita satupun. Tidak, justru karena keberadaan pria itu yang sendirian di kamarnya yang mengejutkannya.
Mata pria itu mendelik menatap cepat kearahnya sebelum dirinya sempat melihat lebih jauh keadaan kekasihnya yang tidak pernah dilihatnya. Tidak, Jieun bersumpah jika dia bahkan tidak berani melihatnya lebih jauh.
"Noona!" Pria itu berseru panik didetik kedua dan bergerak cepat menarik tangannya yang semula bersembunyi di balik selimut- jangan tanya dirinya apa yang dilakukan tangan itu, karena Jieun sudah begitu malu saat ini. Dia beruntung karena pria itu masih berpakaian lengkap dan selimut yang semula menutup setengah tubuh pria itu, menahan dirinya untuk mengetahui lebih jauh aktivitas yang sebelumnya dilakukan oleh kekasihnya tersebut.
Pria itu lantas bangkit dan membenahi dirinya. Jieun nyaris berniat pergi sebelum suara erangan wanita diikuti geraman suara berat dari pria, menarik atensinya pada layar lebar yang ada di kamar tidur kekasihnya yang kini menampilkan adegan dewasa yang masih berputar.
"Jeon Jungkook!"
.
"Noona, jangan membakar semuanya. Sia-sia aku membelinya jika Noona malah melenyapkannya." Ucap Jungkook menahannya yang hendak pergi membawa koleksi film dan majalah dewasa yang ditemukannya di kamar pria itu. Jangan tanya bagaimana dia menemukannya, dia secara bar-bar mengacak kamar kekasihnya untuk mencari barang laknat itu yang dapat mencemari otak kekasih mudanya, mengabaikan sepenuhnya pria itu yang berdiri kepanikan setengah mati di ujung kamarnya tanpa bisa mencegahnya. Oh tentu dengan paksaan dan kalimat ancaman yang memudahkan pekerjaannya.
"Jadi kau lebih memilih melihat wanita lain begitu?!" Sentak Jieun marah dan pria itu lantas kegagapan dibuatnya.
"E-eh maksudku, lebih baik Noona menyimpannya-"
"Memang apa untungnya aku menyimpannya? Kau tahu aku tidak menyukai hal seperti itu." Sembur Jieun cepat sebelum pria itu menyelesaikan kalimatnya. Amarahnya sudah diujung dan dia tidak dapat lagi menoleransi apapun alasan yang akan diberikan kekasihnya.
"I-iya siapa tahu Noona bisa menjadikannya bahan belajar-" Delikan tajam yang terlayang setelah ujaran Jungkook tersampaikan, membuat ucapannya terhenti, dan segera meralatnya sebelum dirinya kena dampak lebih jauh, "... Oh atau Noona bisa memberikannya pada Taehyung hyung dan Jimin hyung. Setidaknya barang-barang itu tidak sia-sia." Suaranya sedikit memelan diakhir kalimat, sementara matanya menatap ragu pada mata bulat yang masih menatapnya nyalang. Terlalu takut untuk memancing amarah wanitanya. Terutama dia mengetahui dengan jelas jika kali ini dia yang salah.
KAMU SEDANG MEMBACA
IU's Short Story
De Todo-Title say it all- Kumpulan short story bercast IU dengan cast cowok yang beragam *Note : sebagian cerita re-post dari wp pribadi*