(IUxSungjin) Our Last Time

577 59 14
                                    

Tiada tawa yang berderai selayak pertama kalinya mereka mendatangi tempat ini. Taman bermain Lotte World. Genggaman yang terjalin, menjadi suatu tumpuan akan hati yang semakin merapuh beriringan akan detik yang berjalan, yang mengingatkan akan perpisahan mereka yang semakin dekat.

Senyum yang saling tersungging, menyimpan banyak luka diantara tatapan sendu penuh kasih yang mengisi diantara kegamangan hati. Hiruk pikuk yang berada di sekitar tidak cukup untuk mempengaruhi pikiran untuk melupakan kenyataan yang ada.

"Kamu ingin naik bianglala? Pemandangan sunset akan sangat indah terlihat dari sana." Sang pria menawarkan, dengan senyum yang tersungging menutupi luka hati yang telah menganga.

Jieun sadar, tidak harusnya dia terus berlarut akan keresahan hatinya sementara sang terkasih berusaha memanfaatkan waktu untuk kebersamaan mereka. Namun sekalipun dia berusaha, dia tidak bisa membohongi diri untuk bersikap selayak biasanya sementara hubungan mereka telah berada di ujung tombak. Bagai pohon yang tumbuh di pinggir jurang, hanya membutuhkan angin untuk membawa pergi daun yang bertengger pada ranting yang rapuh.

Senyuman tipis yang sarat akan kepedihan tersungging sementara langkah itu membawa mereka pada bianglala besar yang menjadi tempat awal dari jalinan kasih mereka, juga akhir dari hubungan mereka sebentar lagi.

"Hiduplah berbahagia setelah ini. Jangan bersedih karena aku, dan jadilah anak penurut bagi orang tuamu." Bibir itu berucap, mengawali perbincangan ketika keduanya telah berada pada bianglala yang mulai bergerak naik secara lambat.

Jieun ingin menghentikannya. Mereka telah berjanji untuk tidak membahas apapun kecuali tentang keduanya. Kendati kenyataan bahwa keduanya justru tidak dapat membohongi perasaan masing-masing. Luka itu ada, diantara kepedihan hati yang tidak dapat ditutupi, mereka melewatkan waktu dengan pengingat perpisahan yang akan memutus segala jalinan kenangan indah diantara mereka.

"Dia mencintai kamu. Aku yakin dia akan menjaga kamu dengan baik. Dia juga anak yang baik. Kamu akan mudah mencintainya." Jieun menggeleng lemah seiring akan lelehan air mata yang keluar membasahi mata. Hatinya berteriak mengelak atas ujaran yang terlontar.

'Tapi aku hanya butuh kamu Sung-ah.'

"Jangan menangis. Kamu janji tidak akan menangis di hari terakhir kita." Jemari besar itu menangkup wajahnya, menarik naik hingga dia dapat menatap pada mata yang baru pertama kali didapatnya terlihat begitu rapuh sejak berita itu tersampaikan. Berita yang memutus hubungan keduanya yang telah terjalin selama 3 tahun lamanya. Berita tentang pernikahannya bersama pria lain.

"Aku sayang kamu Ji. Sayang sekali. Jadi aku mohon, berbahagialah dengannya hm?" Buliran itu kembali bersama isakan yang tertahan akan bibir yang telah memagut bibirnya dalam sentuhan lembut yang manis yang akan dirindukannya nanti. Rasa asin akan air mata turut mengikuti bersama pagutan kedua bibir tersebut yang saling bergerak sedikit kasar, menyampaikan sejuta kata yang tidak terucap.

"Haruskah kita pergi? Ayo kita melarikan diri. Menikah dan bangun keluarga bersamaku Sung-ah." Rengkuhan itu mengerat dengan tangis sendu yang menggiring. Dadanya begitu sakit, kesedihan yang telah ditahannya sejak beberapa minggu lalu tidak dapat dibendungnya.

Kenyataan bahwa mereka tidak ditakdirkan bersama begitu menyakitkan. Jieun sudah lebih dulu bertemu dengan Sungjin, menjalin kasih bersama pria itu selama 4 tahun lamanya, memimpikan masa depan bersama. Namun sebuah keputusan yang dibuat oleh tetuah atas pasangan hidupnya, memupuskan semua harapan tersebut. Cintanya harus terkubur bersama akan kenangan mereka.

Jieun muak ketika mereka menjadi tidak berdaya. Dunia seolah sedang memusuhi mereka dengan menentang hubungan mereka tanpa satupun yang memihak. Mereka tidak dapat berlari kemanapun, selain dari Sungjin yang menolak untuk menarik Jieun dalam kesengsaraan yang mungkin akan datang jika mereka memutuskan untuk melarikan diri, keluarga mereka memiliki banyak mata dimana-mana dan mustahil jika mereka melarikan diri bersama.

IU's Short StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang