Special Edition of IU's 32nd Birthday
.
.
.Jongsuk mempertanyakan dirinya untuk kesekian kalinya hari itu apakah dia telah melakukan kesalahan? Dia bangun pagi, mandi dan mulai rutinitas mingguannya yaitu membersihkan rumah bersama Jieun. Ia memastikan tidak ada debu yang menempel di lantai dan perabotan rumah mereka, juga memastikan tidak ada barang-barang dalam posisi berantakan. Ia bahkan memasakkan makan siang ketika biasanya mereka akan memilih untuk memesan makanan seusai berberes rumah. Jadi apa yang membuat wanitanya mendiaminya seharian ini?
Kemarin dia memang tidak sempat berbicara pada Jieun karena dia pulang larut malam setelah bekerja di luar kota selama dua hari. Jieun sudah tidur begitu ia tiba dan hanya beberapa pesan singkat selama dua hari ini yang dirasanya tidak ada masalah. Mereka berdua sibuk dengan pekerjaan masing-masing dan bukan hal baru jika mereka tidak mengobrol intens di pesan. Apa ada sesuatu yang terjadi tanpa disadarinya dan membuat Jieun seperti itu?
Ingatannya kembali berputar saat pagi-pagi ia menemukan Jieun telah membawa pakaian kotor mereka keluar tanpa mengatakan apapun padanya, bahkan ketika ia telah menyapanya. Keberadaannya total terabaikan bahkan ketika ia berusaha mencari perhatian dengan melontarkan beberapa komentar yang sekiranya dapat menarik perhatian Jieun, tapi nihil. Tidak ada balasan apapun dari Jieun.
Kegiatan membersihkan rumah telah rampung dan saat ini mereka tengah makan siang. Dengan dirinya yang duduk di seberang Jieun dan memandang penuh kecanggungan pada Jieun yang enggan melihatnya. Wajah itu begitu datar hingga sulit dibacanya, namun aura suram itu dirasakan hingga membuatnya ragu untuk bertanya pada Jieun.
Tidak. Dia harus berani. Makian terdengar lebih baik daripada dia harus terus merasakan aura suram ini di sekitar Jieun.
"Jieun-ah..." panggilnya pelan.
Tuk
Hentakan sumpit itu terdengar nyaring saat ia membuka suaranya. Wajah itu terlihat semakin menggelap dan Jongsuk merasakan keberaniannya sedikit terkikis melihat raut Jieun yang jelas tidak ingin diganggu. Dia melakukan kesalahan atau sesuatu pasti terjadi. Pikirnya.
"Apa...ada masalah terjadi?"
Nihil. Tidak ada balasan maupun mata yang membalas tatap padanya. Hanya ada tarikan napas dalam yang biasa dilakukan Jieun ketika ia berusaha menenangkan dirinya.
Dengan nada yang penuh kehati-hatian, ia berujar kembali, "Katakan padaku...atau aku melakukan kesalahan?"
Ia terus menatap lamat Jieun ketika wanita itu akhirnya menurunkan sumpitnya dan menaruhnya di atas meja. Acara makan itu telah terjeda sepenuhnya. Jongsuk menanti selama beberapa detik hingga Jieun menaikkan pandangan menatapnya dengan raut tidak terbaca.
"K-kenapa?" gagap Jongsuk tidak sadar ketika aura mencekam yang dikeluarkan Jieun mengintimidasinya.
"Oppa tidak ingin mengatakan sesuatu? Apa oppa tidak melupakan sesuatu?" tanya Jieun.
"Melupakan...apa?" tanya Jongsuk gamang.
"Tanggal berapa ini? Ah tidak, bulan berapa sekarang?" tanya Jieun dengan raut yang penasaran. Nada suaranya terdengar biasa, berlainan dengan tatapan menyelidik yang tersirat dalam mata itu.
"Bulan Mei. Hari ini tanggal 18. Kenapa kau bertanya?" tanya Jongsuk tidak mengerti. Dia tidak melupakan apapun bukan?
Jieun bergumam dan mengangkat bahunya ringan saat menjawab, "Hm, hanya merasa bulan yang spesial. Bulan untuk merayakan hari anak se-Korea, bukan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
IU's Short Story
Random-Title say it all- Kumpulan short story bercast IU dengan cast cowok yang beragam *Note : sebagian cerita re-post dari wp pribadi*