(IUxSuga) Private Dinner

968 105 34
                                    

Special Edition of IU's 26th Birthday

.
.
.

Hari itu seharusnya menjadi hari terbaiknya. Setelah peringatan atas perayaan ulang tahunnya muncul di notifikasi layar handphonenya pagi ini dengan dirinya yang menghabiskan pagi harinya dengan rutinitas keseharian yang selalu dilakukannya sebelum berangkat bekerja namun dengan satu hal yang berubah yaitu moodnya yang tengah baik.

Suasana di kamarnya masih terasa sama, begitu hening dan sepi. Terutama atas dirinya yang hanya mengisi rumah besar tersebut tanpa sosok suaminya. Hampir 2 minggu lamanya ia tidak lagi memiliki waktu luang bahkan hanya untuk berbasa-basi. Sekalipun memang hubungan mereka tiada sama selayak pasangan yang telah menikah karena kesepakatan pernikahan yang sudah diatur menjadi alasan kebersamaan tanpa ada perasaan yang mengawali.

Jieun tidak ingin munafik dengan menyangkal jika ia tidak ada perasaan sedikitpun pada sang suami melainkan rasa kasih itu ada dan ia mengakui jika kebersamaan menjadikan hatinya lebih terbuka kepada suaminya. Dan ia mengakui, jika ia merindukannya setelah waktu yang tidak lagi tersedia untuk menghabiskan bersama sang suami.

Menjadikan ulang tahun sebagai alasan atas keinginannya untuk menghabiskan waktu bersama dan persetujuan yang kala itu disampaikan Yoongi 1 minggu sebelumnya ketika Jieun mengungkit ulang tahunnya saat mereka hendak terlelap, membuat Jieun berpegang teguh pada janji itu dan menantikan waktu yang akan dihabiskannya bersama Yoongi.

Seharusnya segalanya baik, tapi dengan tumpukan kertas yang tiba-tiba saja memenuhi meja kerjanya pagi hari itu dan jadwal meeting mendadak yang harus diikutinya nyatanya menghabiskan waktu selama 3 jam dan terhitung bersama jam makan siangnya yang telah terlewat karena meeting tersebut. Hal itu diperparah dengan keributan yang disebabkan oleh pertikaian antara karyawan di tim perencanaan yang bertepatan ketika investor dari China datang di perusahaannya.

Tidak ada perayaan ataupun ucapan dari karyawannya yang mengatakan jika seharian ini mereka mengerjainya untuk memberinya kejutan di hari ulang tahunnya. Tidak ada. Melainkan bungkukan sopan yang menyapanya selayak biasanya dan guratan sesal yang dilayangkan bawahannya setelah pertikaian yang ada.

Pun pesan singkat yang sekedar memberitahukan kabar dari suaminya tidak ditemukannya. Ia pulang larut setelah menyelesaikan diskusi bersama investor dari China tersebut. Jam 9.20 p.m. 80 menit waktu yang menjadi perhitungan atas keterlambatannya dari waktu yang dijanjikannya dengan Yoongi.

Mobil Merch Benz hitam milik Yoongi telah terparkir di garasi rumahnya ketika ia tiba. Ada rasa sesal diantara rasa antisipasi yang menyeruak saat ia memasuki rumahnya. Namun ketika langkahnya mencapai ruang tengah, ia berhenti dan memaku diri menatap pada sosok pria yang kini berdiri di hadapan sajian mewah yang ada di atas meja.

"Selamat ulang tahun." Suara baritone itu menyeru pelan sementara mata itu memandangnya lekat dengan senyum kecil yang ditunjukkannya.

Detik berlalu namun tidak ada respon berarti yang ditampilkan melainkan raut datar yang kini hanya menatapnya dalam hening. Ada kecemasan diantara rasa heran yang dirasakannya tentang pendapat sang istri. Apakah Jieun membenci ini ataukah ia melakukan kesalahan?

Dan ia nyaris bersuara menanyakan pendapat Jieun ketika kepala itu mulai tertunduk seiring akan buliran bening yang mulai jatuh dari pelupuk mata tersebut. Isakan yang mulai terdengar memunculkan rasa cemas pada Yoongi dan pria itu serta merta bergerak menuju kearah sang istri untuk merengkuhnya dan menenangkannya.

"Kenapa? Kau tidak menyukainya?" Bisik Yoongi lembut seraya memberikan elusan pada rambut dan punggung kecil itu dalam usahanya menenangkan Jieun.

Ada gelengan yang dilakukan Jieun sebelum suara serak itu terdengar, "Terima kasih. Aku tersentuh dengan ini semua." Ada senyum kecil yang terbentuk kala ujaran itu membawa ketenangan pada hatinya dan Yoongi bergumam menjawabnya.

IU's Short StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang