(IUxSungjin) Surprise

245 31 5
                                    

Special edition of IU's 30th Birthday

.
.
.

Jieun sadar jika beberapa bulan terakhir jadwalnya begitu padat oleh tiga proyek film dan drama yang berbeda. Dua di antaranya merupakan proyek lama, dan satu adalah proyek baru yang ditawarkan padanya akhir tahun lalu. Alasan atas penundaan jadwal akibat pandemi yang menghambat, sedikit banyak memang membuatnya letih. Ada beberapa rencana yang harus dibatalkan, dan ada juga beberapa kegiatan yang ditunda untuk beberapa waktu ke depan. Jika dibilang, itu bagus dan buruk disaat bersamaan. Bagus karena Jieun memiliki waktu luang yang dapat digunakannya untuk kegiatan tertunda yang belum dapat dilakukan lantaran jadwal padatnya. Namun buruk, karena pekerjaan tertunda itu artinya pekerjaan menumpuk yang belum terselesaikan. Dan saat ini, setelah pengumuman pembatasan aktifitas di luar itu telah dihapus, ia mulai melanjutkan jadwalnya kembali.

Kondisinya pun tidak bisa dibilang bagus juga karena sampai saat ini di tengah jadwal padatnya ia menyempatkan terapi untuk membantu telinganya yang memiliki gangguan kecil sejak akhir tahun lalu. Sesibuk itu dirinya dan Jieun tidak lagi mengingat hari yang berlalu, kecuali seseorang memberitahunya. Ia bahkan baru sadar ketika hari telah memasuki musim semi dan bulan kelahirannya telah tiba. Di sepanjang jalan mulai dihiasi pohon yang telah memiliki bunga dengan warna cantik. Orang-orang, mulai dari anak kecil hingga pasangan dewasa memenuhi trotoar dengan wajah berseri, menyambut musim semi. Jieun rasa, dia menjadi satu di antara sedikit yang belum merasakan keindahan musim semi tahun ini.

"-... Eun-ah!" Jieun tersentak saat tepukan itu didapatkannya di bahunya. Manajernya, Jung Hanteo memberi isyarat untuknya mengikuti rombongan staff yang ternyata telah turun dari mobil. Jieun menggeleng, menyadarkan dirinya yang sering tidak fokus belakang ini.

.

Untuk kesekian kalinya Jieun kembali memeriksa notifikasi di ponselnya saat jam istirahat didapatnya. Makanannya sementara dipesan dan ia berada di antara para staff yang tengah berbincang begitu asyik. Ia menghela napas, sedikit kecewa setelah mengetahui pesannya tidak kunjung terbalas sejak dua hari lalu. Jieun tahu prianya tengah sibuk bertugas dan peringatan tentang wilayahnya bertugas kali ini akan sulit terjangkau sinyal, telah disampaikan tiga hari lalu. Namun dia tetap mendapati dirinya terus menerus mengecek ruang obrolan mereka.

Ini memang bukan pertama kalinya mereka tidak dapat berbalas pesan satu sama lain untuk beberapa hari, tapi Jieun tidak bisa berbohong jika ia masih tetap merindukannya. Sangat merindukannya, bahkan untuk pesan pendek yang berisi tentang kabarnya. Mereka telah lama tidak berjumpa dan satu-satunya hal yang tetap menghubungkan mereka hanyalah ruang obrolan mereka yang berisi cerita keseharian ke duanya dalam bentuk pesan. Jika boleh egois, ia mengharapkan mereka bertemu barang sehari saja, di hari ulang tahunnya yang bertepatan esok hari sebelum dirinya harus bertolak keluar negeri untuk menjalani promosi dari film yang dibintanginya.

"Huft..." Jieun menghela napasnya lelah. Untuk saat ini ia tidak tertarik bergabung mengobrol dengan rekan-rekan timnya. Moodnya menurun seketika saat menyadari hari ulang tahunnya yang akan segera tiba. Jieun rasa sepertinya tahun ini ia tidak dapat merayakan ulang tahunnya bersama kekasihnya.

.

Jieun tiba di apartemennya pada pukul 01.13 AM. Ada sedikit kejutan yang diberikan oleh rekan timnya dan sedikitnya, itu membuat perasaannya lebih baik. Ia berterima kasih kepada teman-temannya dan menjanjikan untuk makan bersama lain waktu sebelum ia berpamitan pulang.

Jieun masuk ke dalam apartemennya dan menyalakan lampu, lalu berjalan masuk hingga ke ruang tengah.

"Akh!" Jieun memekik keras saat mendapati tubuh besar yang bergelung di atas sofanya jaket dan tas tangan yang ada di genggamannya jatuh ke lantai.

IU's Short StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang